Author : Siti Napisah (D1D010010)
Jurusan Kehutanan Universitas Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk
berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi),
bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak
lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga
dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi
selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu
serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi
penanganan.
Metode pengenalan kayu secara praktis adalah suatu metode pengenalan
kayu berdasarkan kepada sifat-sifat struktur anatominya. Struktur
anatomi suatu jenis kayu adalah merupakan sifat yang objektif, yang
secara konstan terdapat di dalam kayu. Sifat-sifat objektif kayu yang
sudah jelas dilihat dan diamati hanya dengan mata telanjang atau dibantu
dengan lup ( biasanya mempunyai pembesaran 10 kali ), disebut sifat
makroskopis kayu.
Sifat makroskopis jika diperhatikan lebih jauh dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :
- Sifat makroskopis non-struktural : sifat-sifat yang tidak ada atau sedikit sekali hubungannya dengan struktur dan jaringan kayu.
- Sifat makroskopis struktural : sifat-sifat yang langsung berhubungan dengan struktur dan jaringan kayunya.
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui
secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan,
pen-ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu.
Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :
- warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
- tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
- arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
- gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
- berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
- kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
- lingkaran tumbuh,
- bau, dan sebagainya.
1.2. Tujuan
- Untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing pohon
- Untuk mengetahui sifat-sifat makroskopis kayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat makroskopis kayu dapat diidentifikasi dari beberapa hal, yaitu
warna kayu, tekstur, arah serat, corak, berat, kesan raba, lingkaran
tumbuh dan bau.
Menurut Haygreen dan Bowyer (1996), bahwa kayu teras lebih gelap
warnanya dibandingkan dengan kayu gubal. Tetapi hal ini bukan berarti
tidak ada kayu teras yang memiliki warna yang terang. Hal ini
disebabkan oleh zat ekstraktif yang terdapat dalam kayu tersebut. Kayu
keras menunjukkan variasi yang lebih luas dalam pewrnaan kayu teras dari
pada kayu lunak.
Perbedaan tekstur pada berbagai jenis kayu disebabkan oleh adanya
variasi tekstur sel dan ukuran sel penyusun masing-masing kayu yang
berbeda. Kayu yang memiliki pori besar kemungknan memiliki tekstur yang
kasar sedangkan kayu yang berpori kecil memiliki tekstur yang halus
(Dumanauw, 1990).
Tekstur sering digunakan secara umum menyatakan semua sel kayu yang
terpisahkan dalam proses pempuatan pulp. Namun dalam konteks morfologi
kayu istilah tekstur adalah xylem kayu teraspanjang meruncing dan biasa
berdinding tebal (Haygreen dan Bowyer, 1996).
Kekerasan atau kelunakkan kayu merupakan petunjuk penting dalam
menentukan sifat fisik kayu. Kekerasan dari suatu jenis kayu biasanya
ditentukan oleh banyak tidaknya zat dinding sel dalam kayu. Kayu keras
biasanya dihasilkan dari kayu daun lebar yang menggugurkan daunnya pada
musim kemarau atau musim gugur sedangkan kayu daun jarum menghasilkan
kayu lunak. Dalam pembagian antara kayu daun lebar dan kayu daun jarum
didasarkan atas ada tidaknya pembuluh (Sjostrom, 1995).
Menurut Fengel dan Wegener (1983), kekerasan kayu adalah kemampuan
kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau suatu lekukkan.
Kekerasan kayu dan kelunakkan kayu merupakan petunjuk penting dalam
menentukan sifat fisik kayu terutama tergantung pada banyaknya zat
dinding sel.
Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun,
rongga selnya, jumlah pori, kadar air yang terkandung didalamnya dan
zat-zat ekstraktifnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan
besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan dan dipakai sebagai patokan
berat kayu (Dumanauw, 1990).
Umumnya kayu memiliki berat antara 0,2-0,8 gram/cm3, jika kayu tidak
memiliki ruangan antar sel maka besarnya 12,3 gram/cm3. Berat kayu juga
dipengaruhi oleh banyaknya pori dalam kayu. Semakin banyak pori pada
kayu, maka semakin ringan dan sebaliknya kayu yang kurang memiliki pori
maka kayu tersebut akan semakin berat (Sanusi, 1985).
Kilap kayu adalah suatu sifat kayu yang dapat memantulkan cahaya
dimana kilap kayu bergantung pada sudut datangnya sinar yang mengenai
permukaan kayu dan juga tergantung pada tipe sel yang menyusun permukaan
kayu. Kayu berkadar ekstraktif lebih berkilap dari pada yang berkadar
ekstraktif tinggi. Kayu yang mengandung minyak atau lemak umumnya
kurang mengkilap (Sanusi, 1990).
Arah serat adalah arah sejajar sumbu batang yang sebagian besar serat
kayunya meruncing dan panjang. Arah serat dapat ditentukan oleh
alur-lur yang terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat
lurus jika arah sel-selnya melintang atau membentuk sudut terhadap sumbu
panjang batang, maka kayu tersebut dikatakan serat moncong (Dumanauw,
1990).
Kesan raba adalah kesan yang kita peroleh saat kita meraba permukaan
suatu kayu tertentu. Ada kayu yang bila diraba terasa kasar, licin dan
sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda tersebut untuk setiap jenis
kayu tergantung dari tekstur kayu, besra kecilnya air dan dikandung
serta kadar zat ekstraktif yang terdapat pada kayu (Doanauw, 1990).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan di laboratorium kehutanan, fakultas pertanian
universitas Jambi. Praktikum ini dilakukan pada hari Jumat, tanggal 30
Maret 2012, pukul 11.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan pada
hari Selasa, tanggal 3 April 2012, pukul 08.00 WIB sampai pukul 09.30
WIB.
3.2. Alat dan Bahan
- Alat tulis
- Kamera (Handphone)
- Potongan kayu yang diamati
3.3. Cara Kerja
- Mengamati potongan kayu yang tersedia
- Memotret potongan kayu
- Mengidentifikasi sifat-sifat kayu
- Mencatat hasil pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
No.
|
Nama
|
Warna
|
Sifat
|
Kesan Raba
|
Corak
|
Aroma
|
|
Kekerasan
|
Tekstur
|
||||||
1
|
Berumbung
|
Kuning
|
Keras
|
Halus
|
Mengkilap
|
Tidak terdapat corak
|
Tidak ada aroma
|
2
|
Bulian
|
Coklat tua
|
Sangat keras
|
Halus
|
Mengkilap
|
Terdapat corak
|
Tidak ada aroma
|
3
|
Bungur
|
Coklat keabu-abuan
|
Sedang
|
Agak kasar
|
Mengkilap
|
Terdapat corak
|
Tidak ada aroma
|
4
|
Kelat
|
Coklat muda
|
Keras
|
Halus
|
Licin
|
Terdapat corak
|
Aroma pahit
|
5
|
Medang Batu
|
Coklat kekuningan
|
Keras
|
Agak kasar
|
Kesat
|
Tidak terdapat corak
|
Tidak ada aroma
|
6
|
Medang Sereh
|
Coklat muda
|
Sedang
|
Halus
|
Licin
|
Terdapat corak
|
Aroma sereh
|
7
|
Rengas Manuk
|
Merah kecoklatan
|
Keras
|
Halus
|
Licin
|
Terdapat corak
|
Tidak ada aroma
|
8
|
Rengas Tembaga
|
Coklat merah
|
Keras
|
Halus
|
Licin
|
Terdapat corak
|
Tidak ada aroma
|
9
|
Tembesu Kasang
|
Coklat tua
|
Keras
|
Halus
|
Licin
|
Tidak terdapat corak
|
Aroma jambu
|
10
|
Tembesu Rawa
|
Coklat
|
Keras
|
Halus
|
Mengkilap
|
Tidak terdapat corak
|
Tidak ada aroma
|
4.2. Pembahasan
Berumbung
Kayu berumbung memiliki warna kuning terang. Jika dilihat dari sifat
fisiknya, kayu berumbung memiliki tingkat kekerasan yang keras. Tekstur
kayu ini halus. Kesan raba dari kayu ini adalah mengkilap. Kayu
berumbung tidak memiliki corak dan juga tidak memiliki aroma yang khas.
Bulian
Kayu bulian memiliki warna coklat tua. Jika dilihat dari sifat
fisiknya, kayu bulian memiliki tingkat kekerasan yang sangat keras.
Tekstur kayu ini halus. Kesan raba dari kayu ini adalah mengkilap. Kayu
bulian memiliki corak yang khas dan tidak memiliki aroma yang khas.
Bungur
Kayu bungur memiliki warna coklat keabu-abuan. Jika dilihat dari
sifat fisiknya, kayu bungur memiliki tingkat kekerasan yang sedang.
Tekstur kayu ini agak kasar. Kesan raba dari kayu ini adalah mengkilap.
Kayu bungur memiliki corak yang khas dan tidak memiliki aroma yang khas.
Kelat
Kayu kelat memiliki warna coklat muda. Jika dilihat dari sifat
fisiknya, kayu kelat memiliki tingkat kekerasan yang keras. Tekstur kayu
ini halus. Kesan raba dari kayu ini adalah licin. Kayu kelat memiliki
corak yang khas dan memiliki aroma yang khas yaitu aroma pahit.
Medang Batu
Kayu medang batu memiliki warna coklat kekuningan. Jika dilihat dari
sifat fisiknya, kayu medang batu memiliki tingkat kekerasan yang keras.
Tekstur kayu ini agak kasar. Kesan raba dari kayu ini adalah kesat. Kayu
medang batu tidak memiliki corak dan juga tidak memiliki aroma yang
khas.
Medang Sereh
Kayu medang sereh memiliki warna coklat muda. Jika dilihat dari sifat
fisiknya, kayu medang sereh memiliki tingkat kekerasan yang sedang.
Tekstur kayu ini halus. Kesan raba dari kayu ini adalah licin. Kayu
medang sereh memiliki corak yang khas dan memiliki aroma yang khas yaitu
aroma sereh.
Rengas Manuk
Kayu rengas manuk memiliki warna merah kecoklatan. Jika dilihat dari
sifat fisiknya, kayu rengas manuk memiliki tingkat kekerasan yang keras.
Tekstur kayu ini halus. Kesan raba dari kayu ini adalah licin. Kayu
rengas manuk memiliki corak yang khas dan tidak memiliki aroma yang
khas.
Rengas Tembaga
Kayu rengas tembaga memiliki warna coklat kemerahan. Jika dilihat
dari sifat fisiknya, kayu rengas tembaga memiliki tingkat kekerasan yang
keras. Tekstur kayu ini halus. Kesan raba dari kayu ini adalah licin.
Kayu rengas tembaga memiliki corak yang khas dan tidak memiliki aroma
yang khas.
Tembesu Kasang
Kayu tembesu kasang memiliki warna coklat tua. Jika dilihat dari
sifat fisiknya, kayu tembesu kasang memiliki tingkat kekerasan yang
keras. Tekstur kayu ini halus. Kesan raba dari kayu ini adalah licin.
Kayu tembesu kasang tidak memiliki corak dan memiliki aroma yang khas
yaitu aroma jambu.
Tembesu Rawa
Kayu tembesu rawa memiliki coklat. Jika dilihat dari sifat fisiknya,
kayu tembesu rawa memiliki tingkat kekerasan yang keras. Tekstur kayu
ini halus. Kesan raba dari kayu ini adalah mengkilap. Kayu tembesu rawa
tidak memiliki corak dan juga tidak memiliki aroma yang khas.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui
secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan,
pen-ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu.
Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :
- warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
- tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
- arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
- gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
- berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
- kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
- lingkaran tumbuh,
- bau, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://dipputradi.blog.com/2011/09/16/ilmu-kayu-II/
id.wikipedia.org/wiki/Kayu
http://sylvesterunila.blogspot.com/2011/06/sifat-makroskopis-kayu-laporan.html
0 komentar:
Posting Komentar