Author :
- Siti Napisah (D1D010010)
- Ridho Wijaya (D1D010042)
- Oktavia Angraini (D1D010036)
Jurusan Kehutanan Universitas Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengukuran merupakan hal yang paling penting dilakukan, karena dapat
mengetahui atau menduga potensi suatu tegakan ataupun suatu komunitas
tertentu. Dalam memperoleh data pengukuran, jenis dan cara penggunaan
alat merupakan faktor penentu utama yangmempengaruhi keotentikan data
yang diperoleh. Semakin bagus alat yang dipergunakan maka semakin baik
pula hasil pengukuran yang akan didapat. Demikian pula halnya dengan
kemampuan pengamat dalam pengukuran, semakin baik dalam penggunaan suatu
alat maka semakin baik pula data yang dikumpulkan.
Dalam inventarisasi hutan penaksiran volume tegakan diminimalkan pada
salah satu variabel penting. Volume tegakan selalu ditaksir dengan
mengukur sejumlah pohon dalam petak ukur sebagai sampel. Parameter pohon
yang diukur dalam setiap petak ukur tersebut adalah diameter (setinggi
dada), tinggi dan jumlah pohon.
Penaksiran volume pohon dari sampel lapangan dan dari tegakan
dilakukan melalui pengukuran dan pohon-pohon seperti diameter pada
setinggi dada dan pada ketinggian lainnya dari cabang (pada pohon yang
telah ditebang). Tinggi spesies pada ketinggian tertentu dari batang,
atau panjang pada sepanjang batang atau cabang-cabang dan tebal kulit.
Volume merupakan salah satu parameter yang paling penting dalam
inventore secara obyektif. Sayangnya terlalu banyak dokumen inventore
dimana itu tidak ditetapkan secara jelas beberapa diameter setinggi dada
minimum, beberapa bagian dari pohon yang diperhitungkan, apakah volume
dengan kulit atau tanpa kulit, apakah volume bruto atau tidak memasukkan
bagian-bagian yang cacat, yang kriteriannya adalah untuk tidak
menyertakan bagian-bagian yang cacat.
Penaksiran volume kayu yang masih berdiri hanya merupkaan langkah
awal untuk menghitung hasil akhir dalam inventore hutan,. Target yang
lebih penting adalah menaksir volume tegakan merupakan jumlah volume
pohon yang terdapat disuatu areal hutan. Konsep ini berlaku bila sampel
yang diambil merupakan individu pohon. Untuk kepentingan pengelolaan
hutan yang perlu diketahui bukan hanya volume tegakan yang ada sekarang
saja, tetapi jjuga pertimbangan tegakan tersebut dimasa yang akan datang
khususnya selama jangka waktu perencanaan.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui cara mengukur volume pohon
- Untuk mengetahui cara menghitung volume pohon dengan benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pengukuran dimensi pohon, volume pohon sangat penting dan
diperlukan dalam kegiatan inventarisasi hutan. Volume pohon juga dapat
menduga tegakan dengan menggunakan tabel tegakan maupun ditentukan denga
beberapa penduga-penduga volume dengan inventore hutan, keuntungannya
jelas memungkinkan dari pengukuran terperinci pada sejumlah terbatas
dari p[ohin yang secara bijaksana dipilih dalam areal hutan, penaksiran
volume pohon yang objektif terdiri dari jumlah pohon yang lebih banyak.
Penaksiran volume pohon yang masih berdiri dapat dipisahkan menjadi 4
cara yaitu :
- Penaksiran secara okuler
- Penaksiran volume dengan persamaan dan tabel volume
- Penaksiran volume dengan mengukur diameter batang pada berbagai ketinggian
- Penaksiran volume dengan model pohon
Dalam penaksiran volume pohon yang masih berdiri ,seluruhnya hanya
dapat dilakukan dengan pengukuran-pengukuran secara tidak langsung
(Loetsch dan Haller, 1964).
Oleh karena bentuk pohon brvariasi menurut jenis atau kelompok jenis
dan dari satu lokasi kelokasi lainnya, maka dalam penyusunan perangkat
pendugaan volume perlu memperhatikan karakteristik tersebut. Perangkat
pendugaaan volume pohon yang bersifat umum untuk berbagai jenis dan
lokasi hutan dapat meneyebabkan hasil dugaan yang kurang teliti tidak
akurat sehingga informasi massa tegakan yang dihailkan bisa under atau
over estimate (Wongsoetjitro, 1980).
Dari luas bidang dasar dapat ditaksir dua parameter yang penting
untuk inventore hutan, yaitu kepadatan bidang dasar (KBD) dan volume
maupun tegakan. Bentuk penampang lintang pohon yang tidak persis seperti
lingkaran tidak dikoreksi disini, melainkan dikoreksi dalam penaksiran
volume tegakan dengan memasukkan faktor atau bilangan bentuk, KBD
dipakai sebagai kriteria untuk menyatakan kualitas tegakan pada hutan
tanaman Jati di Jawa. Nilai KBD ditentukan peranak petak dengan
membandingkan Luas Bidang Dasar (LBDS) tegakan dilapangan dengan LBD
tabel normal untuk bonita dan umur ynang sama. LBD lapangan diperoleh
dari pengukuran petak ukur lingkaran, tiappohon dalam petak ukur diukur
diameternya, lalu dari itu akan diketahui luas penampang lintang semua
pohon sampel dan lalu luas bidang dasar tegakan untuk satu hektar dapat
dihitung. Bila suatu pohon yang berdiameter (d) dilihat dengan alat ukur
sudut tertentu dengan jarak berbeda-beda atau alat pengukuran sudut
tertentu dipakai untuk melihat pohon dengan diameter yang berbeda-beda
dari suatu tempat, maka ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi yaitu :
- Semua penampamg lintang pohon berada dalam sudut pandang
- Sudut pandang persis menyinggung penampang lintang pohon
- Sebagian penampang pohon berada diluar sudut pandang
Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti penting dalam inventore
tegakan yang menggunakan sampling titik. Tetapi luas bidang dasar dalam
cara sampling ini tidak dihitung seperti peada perhitungan KBD,
melainkan ditaksir langsung dengan menggunakan tongkat Bitterlich atau
alat-alat turunannya sepert prisma baji, reloskop dan sebagainya.
Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus maupun tabel)
adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan
hutan. Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan
pengelolahan hutan ialah dengan potensi atau masa tegakan. Pengumpulan
data masa tegakan dilakukan melalui kegiatan inventarisasi yang selalu
melibatkan pendugaan volume pohon per pohon. Oleh sebab itu, dalam
setiap kegiatan pengelolahan hutan dituntut tersedianya perangkat
pendugaan volume pohon (Simon, 2007).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Alat Dan Bahan
- Sounto clinometer
- Meteran
- Gergaji
- Tongkat kayu 3,5 m
- Pohon Akasia
- Alat tulis
3.2. Waktu Dan Tempat
Praktikum mengenai pengukuran volume pohon ini dilakukan pada hari
Selasa tanggal 15 November 2011, dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai
dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di area hutan kampus
Universitas Jambi, Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi.
3.3. Prosedur Percobaan
- Membuat tongkat kayu sepanjang 3,5 m.
- Letakkan tongkat kayu tersebut sejajar dengan pohon akasia
- Mengukur persen sudut batas atas pohon akasia, batas atas tongkat 3,5 m, batas setinggi 1,5 m, dan batas bwah pohon akasia.
- Menebang pohon dengan gergaji dan membersihkan pohon tersebut dari ranting-ranting kecil hingga batas atas bebas cabang.
- Mengukur diameter pangkal pohon bekas ditebang
- Memotong pohon menjadi tiga bagian.
- Mengukur panjang masing-masing bagian mulai dari bagian neloid, paraboloid, dan count.
- Mengukur diameter pangkal log, tengah-tengah log, dan ujung log
- Menghitung LBDS masing-masing log dengan rumus untuk menghitung volumenya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengukuran LBDS dan Volume Pohon Bagian Pangkal (Neloid)
- Panjang batang yang dipotong 178 cm
- Keliling pangkal = 75 cm
- Keliling tengah = 65 cm
- Keliling ujung = 63 cm
Mencari luas bidang dasar pangkal log (B)
B = ¼ π D2 → D = 23,08 cm = 0,2308 m
B = ¼ x 3,14 x (0,2308)2 m
B = 0,0418159 m2
Mencari luas bidang dasar tengah-tengah log (M)
M = ¼ π D2 → D = 20,7 cm = 0,207 m
M = ¼ x 3,14 x (0,207)2 m
M = 0,0336365 m2
Mencari luas bidang dasar ujung log (S)
S = ¼ π D2 → D = 20,06 cm = 0,2006 m
S = ¼ x 3,14 x (0,2006)2 m
S = 0,0315887 m2
Menghitung volume log dengan menggunakan rumus huber (V = ML)
Diketahui : M = 0,0336365 m2
L = 178 cm = 1,78 m
Ditanya : V?
Jawab : V = ML
V = 0,00336365 m2 x 1,78 m
V = 0,059873 m3
Menghitung volume log dengan menggunakan rumus smalian (V = ((B+S)/2)L)
Diketahui : B = 0,0418159 m2
S = 0,0315887 m2
L = 178 cm = 1,78 m
Ditanya : V?
Jawab : V = ((B+S)/2)L
Menghitung volume log dengan menggunakan rumus Newton (V = ((B+4M+S)/6)L)
Diketahui : B = 0,0418159 m2
S = 0,0315887 m2
M = 0,0336365 m2
L = 178 cm = 1,78 m
Ditanya : V?
Jawab : V = ((B+4M+S)/6)L
Bagian Paraboloid
- Panjang batang yang dipotong 228 cm
- Keliling tengah = 55,5 cm
- Keliling pangkal = 61,5 cm
- Keliling ujung = 54 cm
Mencari luas bidang dasar pangkal log (B)
B = ¼ π D2 → D = 19,58 cm = 0,1958 m
B = ¼ x 3,14 x (0,1958)2 m
B = 0,030045 m2
Mencari luas bidang dasar tengah-tengah log (M)
M = ¼ π D2 → D = 17,68 cm = 0,1768 m
M = ¼ x 3,14 x (0,1768)2 m
M = 0,245177 m2
Mencari luas bidang dasar ujung log (S)
S = ¼ π D2 → D = 17,2 cm = 0,172 m
S = ¼ x 3,14 x (0,172)2 m
S = 0,23223 m2
Menghitung volume log dengan menggunakan rumus huber (V = ML)
Diketahui : M = 0,245177 m2
L = 228 cm = 2,28 m
Ditanya : V?
Jawab : V = ML
V = 0,245177 m2 x 2,28 m
V = 0,559003 m3
Menghitung volume log dengan menggunakan rumus smalian (V = ((B+S)/2)L)
Diketahui : B = 0,030045 m2
S = 0,23223 m2
L = 228 cm = 2,28 m
Ditanya : V?
Jawab : V = ((B+S)/2)L
Menghitung volume log dengan menggunakan rumus Newton (V = ((B+4M+S)/6)L)
Diketahui : B = 0,030045 m2
S = 0,23223 m2
M = 0,245177 m2
L = 228 cm = 2,28 m
Ditanya : V?
Jawab : V = ((B+4M+S)/6)L
Bagian Count
- Panjang batang yang dipotong 336 cm
- Keliling pangkal = 54 cm
- Keliling tengah = 43,5 cm
- Keliling ujung = 35,5 cm
Mencari luas bidang dasar pangkal log (B)
B = ¼ π D2 → D = 17,2 cm = 0,172 m
B = ¼ x 3,14 x (0,172)2 m
B = 0,023223 m2
Mencari luas bidang dasar tengah-tengah log (M)
M = ¼ π D2 → D = 13,85 cm = 0,1385 m
M = ¼ x 3,14 x (0,1385)2 m
M = 0,01504 m2
Mencari luas bidang dasar ujung log (S)
S = ¼ π D2 → D = 11,3 cm = 0,113 m
S = ¼ x 3,14 x (0,113)2 m
S = 0,010023 m2
Menghitung volume log dengan menggunakan rumus huber (V = ML)
Diketahui : M = 0,01504 m2
L = 336 cm = 3,36 m
Ditanya : V?
Jawab : V = ML
V = 0,01504 m2 x 3,36 m
V = 0,050534 m3
Menghitung volume log dengan menggunakan rumus smalian (V = ((B+S)/2)L)
Diketahui : B = 0,023223 m2
S = 0,010023 m2
L = 336 cm = 3,36 m
Ditanya : V?
Jawab : V = ((B+S)/2)L
Menghitung volume log dengan menggunakan rumus Newton (V = ((B+4M+S)/6)L)
Diketahui : B = 0,023223 m 2
S = 0,010023 m2
M = 0,01504 m2
L = 336 cm = 3,36 m
Ditanya : V?
Jawab : V = ((B+4M+S)/6)L
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dalam inventarisasi hutan penaksiran volume tegakan diminimalkan pada
salah satu variabel penting. Volume tegakan selalu ditaksir dengan
mengukur sejumlah pohon dalam petak ukur sebagai sampel. Parameter pohon
yang diukur dalam setiap petak ukur tersebut adalah diameter (setinggi
dada), tinggi dan jumlah pohon.
Penaksiran volume kayu yang masih berdiri hanya merupkaan langkah
awal untuk menghitung hasil akhir dalam inventore hutan,. Target yang
lebih penting adalah menaksir volume tegakan merupakan jumlah volume
pohon yang terdapat disuatu areal hutan. Konsep ini berlaku bila sampel
yang diambil merupakan individu pohon. Untuk kepentingan pengelolaan
hutan yang perlu diketahui bukan hanya volume tegakan yang ada sekarang
saja, tetapi jjuga pertimbangan tegakan tersebut dimasa yang akan datang
khususnya selama jangka waktu perencanaan.
Daftar Pustaka
http://juliusthh07.blogspot.com/2010/02/pengukuran-lbds-dan-volume-pohon.html#ixzz1f9tNv1qi
0 komentar:
Posting Komentar