PENGELOLAAN SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN

A. LATAR BELAKANG
Sumber benih adalah suatu tegakan hutan, baik berupa hutan alam maupun hutan tanaman yang ditunjuk atau dibangun khusus untuk dikelola guna memproduksi benih. Untuk memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi baik secara kuantitatif maupun kualitatif maka sumber benih perlu dikelola dengan baik dan benar. Sehingga pengelolaan terhadap sumber benih merupakan faktor utama yang sangat menentukan tingkat keberhasilan dari suatu lokasi tegakan sumber benih. Dengan demikian untuk menjamin ketersediaan benih yang berkualitas dalam jumlah yang mencukupi dan tepat waktu serta harga yang terjangkau oleh masyarakat luas maka pengelolaan terhadap sumber-sumber benih yang telah ada perlu dilakukan secara terus menerus agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.


B. TUJUAN
Tujuan pengelolaan sumber-sumber benih adalah:
1. Untuk menjamin perlindungan secara terus menerus terhadap sumber benih;
2. Untuk menjamin pertumbuhan vegetatif lebih cepat, dengan memperpendek tahap masa muda atau tahap vegetatif untuk produksi benih awal;
3. Untuk memelihara dan meningkatkan kondisi pembungaan reguler dan berlimpah dengan hasil panen benih yang sehat;
4. Pengumpulan benih lebih mudah dan lebih ekonomis;
5. Memelihara dan meningkatkan genetik dari tegakan sumber benih. Cara pengelolaan sumber benih sangat bervariasi tergantung pada klasifikasi dan species tanaman pada sumber benihnya.

C.METODE
Metode yang umum dalam pengelolaan dan pemeliharaan sumber benih adalah:
  1. Damarkasi
    Adalah upaya pemberian tanda batas yang jelas, dengan maksud untuk cepat mengenali area pengumpulan benih, dalam pemeliharaan dan perlindungan yang akan dilaksanakan. Tanda batas ini juga diperlukan untuk menghindari kegiatan eksploitasi yang tidak diinginkan terhadap areal tersebut (penggembalaan ternak, penebangan dan lain-lain).
  2. Perlindungan
    yaitu melindungi tegakan dengan cara tertentu seperti membersihkan dan melindungi tegakan dari bahaya kebakaran, khususnya di areal padang rumput dengan musim kering yang ekstrim. Tindakan perlindungan juga diperlukan terhadap hama penyakit yang : mempengaruhi perkembangan bunga dan benih, baik dengan
    menghilangkan pohon yang terinfeksi atau penyemprotan maupun
    pemberian serbuk insektisida.
  3. Penyiangan
    Penyiangan terhadap rerumputan yang lebat, semak belukar dan tanaman merambat lainnya secara teratur. Penyiangan ini dapat memudahkan pengumpulan benih dan pengelolaan sumber benih.
  4. Penjarangan
    Penjarangan pohon dengan cara memberikan ruang yang cukup untuk membentuk tajuk dan membersihkan genotif yang tidak diinginkan, dapat meningkatkan pembungaan dan produksi benih.
  5. Pemupukan
    Pemupukan dapat dilakukan jika tidak ada alternatif lain untuk produksi yang lebih baik. Jika kualitas benih yang dihasilkan sangat : rendah. Kegiatan ini jarang dilakukan karena memerlukan biaya yang sangat mahal.
  6. lsolasi
    Tindakan isolasi yang tepat untuk perlindungan terhadap pencemaran serbuk sari dari luar yaitu penetapanjarakyang cukup dari sumber benih yang tidak digunakan dari jenis yang sama dan pemisahan dari sumber benih (provenan) yang berkaitan erat secara botanis dengan jenis lain seperti pohon berdaun jarum diselingi dengan pohon berdaun lebar.
  7. Konservasi
    Sumber benih dalam kondisi tertentu berada dalam kondisi mengkhawatirkan karena hilang atau habis terhadap tekanan yang semakin meningkat dalam penggunaan hutan alam dan lahan. Konservasi sumber benih merupakan langkah yang paling baik yaitu merupakan tindakan dan kebijaksanaan yang menjamin kelangsungan ketersediaan dan keberadaan sumber benih jenis tertentu yang semakin sedikit populasinya melalui in situ dan ex situ
D. SUMBER BENIHSumber benih dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Zona Pengumpulan Benih
    Adalah suatu wilayah di dalam hutan alam yang memiliki keadaan ekologis (ketinggian tempat, kemiringan dan ikiim) yang seragam. Di dalam wilayah ini terdapat tegakan yang asli setempat dan merupakan suatu sumber benih geografik (propenans). Species yang dijumpai pada setiap zona ini dapat ditemukan pada zona lain yang berbeda dalam variasi genetik, ketinggian atau arah kemiringan.
  2. Tegakan Benih TeridentifikasiAdalah suatu tegakan alam atau tanaman dengan kualitas rata-rata dan digunakan untuk koleksi benih, dimana sebaran lokasinya dengan tepat dapat teridentifikasi.
  3. Tegakan Benih Terseleksi
    Adalah tegakan alam atau tanaman dengan pohon fenotipe supe¬rior untuk sifat-sifat yang penting (pohon lurus, percabangan ringan dan lain-lain) pada lokasi lingkungan tertentu. Pada mulanya tegakan ini tidak dimaksudkan untuk produksi benih. Bila akan diperuntukkan produksi benih maka dilakukan penjarangan terhadap pohon-pohon yang inferior. Tegakan ini digunakan sebagai penghasil benih sampai diatas umur rotasinya.
  4. Areal Produksi BenihAdalah areal tegakan benih diseleksi diadakan penjarangan pohon-pohon yang inferior dan dipelihara agar cepat berbunga dan berbuah.Apabila tegakan ini keadaannya baik, dilanjutkan sebagai areal produksi benih dan semata-mata hanya untuk produksi benih.
  5. Kebun Benih
    Adalah tegakan yang dibangun secara khusus melalui beberapa kali seleksi. Dalam membangun kebun benih dibagi menjadi dua macam yaitu generatif dan vegetatif (klonal). Ditinjau dari tingkat seleksinya dalam pengelolaan dibagi dalam uji keturunan seleksi pertama, kedua dan seterusnya, dan uji keturunan generasi pertama, kedua dan seterusnya.
    Macam Kebun benih terdiri dari:
    - Kebun Benih Seleksi Massa (KBSM)
    - Kebun Benih Semai Uji Keturunan (KBSUK)
    - Kebun Benih Klon (KBK)
    - Kebun Benih Semai (KBS)
    - Kebun Benih Pangkas (KBP)
    a. Sumber Benih Seleksi Massa (KBSM) Adalah suatu kebun benih yang tanamannya berasal dari benih-benih pohon plus dan dicampur menjadi satu (bulked). Dalam hal ini identitas masing-masing pohon famili (pohon plus) diabaikan.
    b. Kebun Benih Semai Uji Keturunan (KBSUK) Yaitu suatu kebun benih yang tanamannya berasal dari benih pohon plus yang dipisah-pisahkan menurut pohon induknya. Dalam hal ini identitas masing-masing pohon induk dipertahankan sampai penanamannya.
    c. Kebun Benih Klon (KBK)
    Yaitu suatu kebun benih yang dibangun dengan menggunakan tanaman vegetatif (ranting, mata tunas dan tain-lain). Kebun benih klon ini akan menghasilkan benih secara genetik unggul.
    d. Kebun Benih Semai (KBS)
    Yaitu kebun benih yang bahan tanamannya berasal dari benih pohon-pohon plus uji keturunan atau dari kebun benih klon yang sudah diseleksi.
    e. Kebun Benih Pangkas (KBP)
    Yaitu suatu kebun benih yang dibangun dengan menggunakan bahan-bahan vegetatif yang berasal dari pohon plus. Dari kebun benih pangkas ini akan menghasilkan bahan vegetatif (pangkasan) untuk digunakan sebagai bahan sumber benih tanaman secara vegetatif.
     
    Source : link