tag:blogger.com,1999:blog-87081000143911560002024-03-06T07:04:09.810+07:00Silva DreamKonsep Bumi KitaMaysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.comBlogger897125tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-19248990190744025102015-10-08T10:08:00.000+07:002015-10-08T10:08:55.498+07:00Info Sebaran Hotspot provinsi Jambi 27 September - 5 Oktober 2015<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRWKlzFsaovHmL5ljnAD8iiYkTmFlodFu4NSdR2fDpkid4oMoZcyTXzMYcO696i4Mb6p3t18J3aA2jYgOCv5SMLa9nGLa-9-wbK4qqAxZzz6-Bj7HuibPgMQNAHhF1IBv6sh-7ic-TWUo/s1600/12072741_10204972445006437_1572503411752557677_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="281" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRWKlzFsaovHmL5ljnAD8iiYkTmFlodFu4NSdR2fDpkid4oMoZcyTXzMYcO696i4Mb6p3t18J3aA2jYgOCv5SMLa9nGLa-9-wbK4qqAxZzz6-Bj7HuibPgMQNAHhF1IBv6sh-7ic-TWUo/s400/12072741_10204972445006437_1572503411752557677_n.jpg" width="400" /></a></span></span></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg96retujaj7GjwEGtmA2dhyMkIgv_x3sD9d139EcJNNTnZVinIPyz2PUP6N4b2ZePaWCiH5dd-D2GSjMPXFNuzsmb_gL938AaE2rKHADprEIlJZtEpppNJI0mtGm5RlkrosKzEUgZMHKw/s1600/12096295_10204971843911410_1719919795764437876_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="281" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg96retujaj7GjwEGtmA2dhyMkIgv_x3sD9d139EcJNNTnZVinIPyz2PUP6N4b2ZePaWCiH5dd-D2GSjMPXFNuzsmb_gL938AaE2rKHADprEIlJZtEpppNJI0mtGm5RlkrosKzEUgZMHKw/s400/12096295_10204971843911410_1719919795764437876_n.jpg" width="400" /></a></span></span></span></div>
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Asap hitam pekat memenuhi setiap ruang kota Jambi (5/10/2015). Asap
menggila karena ada ratusan hotspot bertebaran di Provinsi Jambi dan
angka ISPU mencapai level 504 dengan status berbahaya.</span></span></span><br />
<br />
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : Warsi</span></span></span>Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-74384802746136601132015-10-08T10:01:00.001+07:002015-10-08T10:01:22.643+07:00Tak Wajibkan SVLK, Kebijakan Ekspor Ini Bikin Langkah Mundur Tata Kelola Hutan<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Hasil pantauan kayu-kayu di pelabuhan di Jawa Timur, banyak bongkar muat kayu tak ber-V-Legal. Hingga legalitas kayu yang masuk ke industri dipertanyakan. Apa jadinya, kalau kebijakan ekspor industri mebel kayu dan kerajiban tak wajib SVLK? Foto: Jaringan Pemantau Independen Kehutanan Jatim" class="size-full wp-image-41629" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/10/kayu3-IMG_4336_lores.jpg" width="400" /> </span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hasil
pantauan kayu-kayu di pelabuhan di Jawa Timur, banyak bongkar muat kayu
tak ber-V-Legal. Hingga legalitas kayu yang masuk ke industri
dipertanyakan. Apa jadinya, kalau kebijakan ekspor industri mebel kayu
dan kerajiban tak wajib SVLK? Foto: Jaringan Pemantau Independen
Kehutanan Jatim</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalau saya dengar isu DE (deklarasi ekspor) mau paten, itu satu langkah kemunduran. Ibarat sudah <i>ngerjakan </i>soal SMA, lalu kembali lagi ke kerjaan SD.” <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/10/05/bila-deklarasi-ekspor-abaikan-svlk-nasib-hutan-bakalan-makin-merana/">Begitu
respon perajin Jepara, Febti Estiningsih, kala mendegar rencana
perubahan aturan ekspor produk mebel kayu dan kerajinan tak perlu
menggunakan dokumen V-Legal.</a></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia memceritakan, masa awal mendapatkan dokumen itu. Pada 2012, kala
mendengar, produk kerajinan dan mebel wajib memiliki sertifikasi kayu,
Febti berusaha mencari tahu. Pada 2012, diapun mengurus proses
mendapatkan sertifikat verifikasi legalitas kayu (SVLK). “Ada yang
bilang, buat apa <i>kok </i>repot-repot. Saya ingin bisnis saya berkembang. Saya baru mau <i>upgrade </i>perusahaan dengan harapan sistem ini bisa angkat usaha,” katanya di Jakarta, Senin (5/10/15).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada 2013, dokumen SVLK pun dia pegang. Perajin Jepara pemilik CV
Tita International inipun lega sekaligus bangga. Percaya diri makin
besar. Diapun dengan penuh percaya diri memasang iklan perusahaan dengan
memberikan keterangan, pemilik V-Legal.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pelahan para pembeli datang. “Saya temukan <i>buyer-buyer</i>. Padahal perusahaan saya kecil. Saya berani pasang papan iklan, dengan V-legal. Ada <i>buyer </i>Jepang nyasar gara-gara plang saya. Mereka bilang, pemerintah punya aturan itu bisa nilai positif buat mereka,” ucap Febti.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kini, dia bisa merasakan hasil dari menggunakan dokumen V-Legal ini.
Tiap bulan, setidaknya dia ekspor dua kontainer produk. Dia khawatir
kala mendengar kabar pemerintah ingin menurunkan derajat dengan
menghapus kewajiban sertifikasi kayu untuk bisnis mebel kayu dan
kerajinan. “Pemerintah sudah lakukan satu langkah lebih maju buat atur
tata tertib aset negara yaitu hutan. Saya eksportir Jepara dari awal
2012, berani putuskan buat laksnakan SVLK karena itu mandatory.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan kewajiban ini, para pembeli yang sudah lari ke luar Jepara
kembali lagi percaya pada perusahaan-perusahaan yang patuhi aturan.
Memang, katanya, di Jepara, pebisnis menyikapi pro kontra terhadap
aturan ini. Namun, dia menilai, SVLK ini jauh lebih baik dibandingkan
harus menurunkan derajat.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tak jauh beda diungkapkan Eva Krisdiana, pedagang kayu UD. TNS Berkah
Ilahi, Jepara. Dia merasakan banyak manfaat dari memiliki SVLK. “Kita
bisa tahu sumber kayu yang dipakai dan kayu ekspor dengan jelas. Asal
usul kayu saya jelas. Manajemen keluar masuk kayu juga jelas,” kata
perempuan yang juga Ketua Kelompok TPT, KUB Cipta Maju Jaya Wood ini.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Manajemen usahapun jadi teratur. Dengan SVLK, mereka mengelola usaha
menjadi lebih profesional walaupun perusahaan kecil, setahun di bawah
2.000 meter kubik. “Sebelumnya, misal <i>gak </i>kenal kayu dari mana, <i>gak catet </i>kayu. Ada orang utang pun <i>dicatet </i>di tembok. Bahkan nota itu dikilokan sama istrinya. <i>Gak </i>pernah tahu kayu berapa. Jadi, kita lihat SVLK bantu perusahaan kecil implementasikan manajemen baik.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain itu, dengan SVLK, memberikan dampak positif dengan peningkatan
pembeli. “Walau perusahan kecil, kami jelas. Ada legalitas, perizinan
ada, pemjualan kayu jelas.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dulu, katanya, tempat penampungan kayu banyak tak berizin. Hanya
tempat penampungan terdaftar (TPT) dia yang berizin. “Pokoknya asal beli
kayu. <i>Gak tau </i>kayu dari mana.” Dengan ada SVLK, katanya,
sosialisasi ke pedagang berjalan. Awalnya tak tahu aturan, kini mengenal
SVLK. “Orang yang sebelumnya tertidurnya, dibangunkan.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/asap-jambi3-IMG_0173.jpg" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Inilah
salah satu contoh dampak buruk tata kelola hutan yang amburadul,
kebakaran hutan dan lahan menyebabkan kabut asap yang menimbulkan
kerugian tak ternilai. SVLK, salah satu upaya perbaikan tata kelola
hutan, yang coba dilemahkan oleh pemerintah sendiri. Seperti inikah yang
diinginkan pemerintah demi bawa alasan peningkatan dan kemudahan
ekspor? Foto: Elviza Diana</span></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut dia, aturan SVLK ini, soal urusan jangka panjang, masa depan
hutan-hutan negeri ini. “Ketika kita atur kayu-kayu kita, buat 20 sampai
30 tahun, buat anak cucu kita.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Eva mengenang kala 1998, bisnis keluarga dia sempat bangkrut, karena
mereka tak mau menjual kayu ilegal. “Kalau kembali ke hati nurani, saya
dan mama <i>sempet </i>sedih. Ketika pulang kampung, setiap kali pulang hutan <i>gede-gede</i>. Setelah ada <i>illegal logging</i>, bersih. Cuma liat tahah gersang.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia khawatir, kala verifikasi legalitas kayu ini diabaikan alias tak
perlu lagi di bisnis mebel kayu dan kerajinan maka tragedi masa lalu
bakal terulang. “Kalau ini sampai digagalkan, saya terus terang sedih.
Saya tiap hari ikut sosialisasi, hanya untuk yakinkan, beli kayu harus <i>bener</i>. Jangan karena motif uang, beli kayu tak jelas,” katanya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong>Alasan instruksi Presiden</strong></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ya, upaya memperbaiki tata kelola hutan lewat SVLK ini memang sedang
terancam kalau pemerintah lewat Kementerian Perdagangan mengesahkan
Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) soal ekspor produk industri
kehutanan, yang tak wajib SVLK bagi industri mebel kayu dan kerajinan
(15 HS Code).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Sekarang terkait Instruksi Presiden, lakukan deregulasi dan
debirokratisasi, maka kita akan terbitkan Permendag baru dalam satu dua
hari ini, dengan mencabut Permendag No 97 tahun 2014 dan Permendag 66
tahun 2015,” kata Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan,
Kementerian Perdagangan, Nurlaila Nur Muhammad kepada <i>Mongabay</i>, Senin (5/10/15).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada 2014, katanya, ada kesepakatan tiga kementerian, yakni,
Kementerian Perdagangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan
Kementerian Perindustrian soal batas waktu penggunaan DE sampai 31
Deember 2015.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan semangat deregulasi itu, maka Permendag soal kebijakan ekspor
produk industri kehutanan yang baru akan menghilangkan verifikasi ganda.
SVLK pada industri mebel kayu dan kerajinan dinilai tak perlu hingga
dihapuskan dari kewajiban pebisnis, hanya bersifat sukarela. Bagi
Kemendag, verifikasi cukup dilakukan pada industri hulu.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kewajiban SVLK, ada 15 HS Code, itu terkait produk industri mebel
kayu dan kerajinan, itu tak lagi wajib SVLK, sifatnya voluntary atau
sukarela. Begitu juga rotan. Itu tak wajib SVLK,” katanya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada prinsipnya, ucap Nurlaila, pemerintah ingin SVLK hanya hulu, tak
perlu pada industri hilir. Namun, katanya, untuk beberapa produk hilir
seperti kertas dan pulp juga kayu itu tetap wajib karena industri siap
ber-SVLK. “Yang bebas SVLK hanya HS Code 15, itu produk industri mebel
kayu dan kerajinan.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Poin penting lain dari kebijakan ekspor industri perkayuan ini,
menghapus ketentuan surat persetejuan ekspor (SPE) kayu ulin. “Sekarang
tak perlu lagi. Hapus. Kayu ulin kalau mau ekspor, yang diverifikasi
hanya dengan SVLK.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Langkah Kemendag ini menuai kekhawatiran banyak pihak. Organisasi
masyarakat sipil yang selama ini bekerja di lapangan dan melihat banyak
praktik buruk pada industri kehutanan pun berang. Mereka menilai,
kebijakan ini jelas-jelas langkah mundur perbaikan tata kelola hutan di
Indonesia.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalau ada teriakan-teriakan keberatan, apakah mereka tak bisa
buktikan kalau kayu-kayu mereka dari sumber legal?” kata Ian Hilman,
dari Eyes On The Forest.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari hasil pantauan di lapangan, masih ada perusahaan legal tetapi
sumber kayu tak legal. Jadi, masih banyak ruang terbuka dari hulu kayu
tak legal, di hilir menjadi legal. Jadi, katanya, guna memastikan
kayu-kayu diperoleh legal, dari hulu sampai hilir harus terjamin.
“Karena banyak celah, kenapa harus SVLK melangkah mundur?”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ian mengatakan, SVLK tak berbicara untuk kebutuhan ekspor kayu
Indonesia namun semangat negeri ini dalam memperbaiki tata kelola
kehutanan. Jadi, ekspor maupun tidak, dengan SVLK ini ada upaya
Indonesia agar industri beroperasi industri beroperasi legal.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Syahrul F dari Auriga angkat bicara. Menurut dia, SVLK itu bukan
melulu soal tata niaga, paling utama tata kelola hutan. Kemunculan
kebijakan tak sejalan dengan SVLK itu, katanya, menunjukkan
ketidakharmonisan pemerintah. “Itu jadi persoalan yang lemahkan
perlindungan hutan yang sudah lama diperjuangkan. SVLK ini tempuh jalan
panjang. Proses 10 tahun. Sampai saat ini, masih proses. Justru malah
ada aturan yang tak akomodir SVLK.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" style="text-align: justify; width: 610px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/03/Kelapa-sawit-Greenpeace2-Kampanye-Kalteng-PG.jpg" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hutan-hutan
dibuat untuk sawit. Kemana kayu-kayunya? Menteri LHK Siti Nurbaya,
berulang mengatakan, illegal logging bertransformasi lewat pembukaan
hutan-hutan buat sawit. Nah, dengan rencana penghapusan kewajiban SVLK
dari produk mebel kayu dan kerajinan, apa tak membuka pasar besar buat
kayu ilegal jadi legal? Foto: Greenpeace</span></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia ingin membuka mata pemerintah dengan kebakaran hutan dan lahan
yang saat ini terjadi, itu memperlihatkan tata kelola hutan tak baik.
Baru saja ada upaya perbaikan tata kelola hutan, malah dipatahkan dengan
kebijakan ekspor. “SVK ini buat bikin kelola hutan tertib. Justru
ketika ada upaya perbaikan <i>kok </i>malah lahir kebijakan tak mendukung,” katanya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Perkuat aturan SVLK</b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Demi memperbaiki tata kelolal hutan, seharusnya, SVLK malah
diperkuat. SVLK, katanya, tak cukup diatur peraturan menteri karena
kurang mengikat. “Pemerintah harus menguatkan dengan peraturan
pemerintah. Selain memperkuat juga diintegrasikan ke lini semua
pemerintahan. Bahkan di pemda, SVLK ini belum familiar. Ini harus
perhatian bersama.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Zainuri Hasyim, dari Jaringan Pemantau Independen Kehutanan menilai,
ada kesalahan pandang atas instrumen SVLK ini. “Ini kesalahan cara
pandang kala SVLK jadi instrumen ekspor. Padahal, ini sistem jaminan
kelestarian legalitas kayu dan produk. Jika ada Kemendag lihat ini
sebagai intrumen ekspor, salah pandang. Kepatuhan komitmen ini yang
harus didukung Kemendag lewat aturan yang mereka terbitkan.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Senada dengan Syahrul, Zainuripun meminta level aturan SVLK memang
harus ditingkatkan. Karena, dengan fakta ini terlihat koordinasi
antarkementerian tak harmonis.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut dia, jika yang dikeluhkan soal kesulitan SVLK, banyak pihak,
termasuk pemerintah sudah membantu memberikan kemudahan sertifikasi
dengan berbagai program, sampai insentif biaya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Citra Hartati, dari Indonesian Center for Environmental Law (ICEL)
sangat khawatir dengan perkembangan revisi Permendag ini. “Jangan
sampai ini jadi langkah mundur. Untuk memperkuat itu kami minta ada
aturan lebih tinggi, jangan sampai cuma Permenhut,” katanya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pemerintah Indonesia, kata Citra, seharusnya bangga karena mempunyai
sistem ini. Negara lain saja, ingin belajar. “SVLK itu sebenarnya
kebanggaan. Itu sama dengan harga diri bangsa. Yang dulu dicap pelaku <i>illegal logging</i>. Sekarang sudah ada sistem.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Serupa dikatakan Timer Manurung juga dari Jaringan Pemantau
Independen Kehutanan. Bagi dia, perlu ada perubahan cara melihat,
termasuk dari kalangan pengusaha yang mau menggagalkan SVLK. “Justru
SVLK ini pastikan kayu tetap ada. Karena kalau dibuka semua akan habis
sepetti 1998.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam penerapan SVLK ini, tak usah memandang karena ada kerja sama
dengan Eropa maupun negara lain, tetapi demi kepentingan dan kebaikan
Indonesia. “Bukan karena kita ditekan Eropa, bukan beratkan pengusaha.
Ini agar pengusaha berbisnis janga panjang. Kalau ada yang bilang SVLK
memberatkan, saya mau tanya, semangatnya apa? Kemudahan sudah dikasih.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bagi pemerintah, seharusnya, SVLK ini menjadi instrumen utuh buat
tata kelola, dari pendataan sampai perencanaan. “Di tambang hampir 30% <i>gak </i>ada NPWP. Industri kayu juga. Kalau <i>gak </i>ada SVLK, pemerintah itu <i>gak </i>akan tahu. SVLK itu bantu negara. Pemerintah jadi tambah data. Ubahlah cara pandang itu.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari data, terlihat hanya sedikit nilai ekspor kayu dari bukan
pengguna SVLK. “Jangan karena orang liar, maka kita mau ikut-ikutan
liar. Kita lihat kepentingan negara kita. Negara hadir itu seperti itu,”
ucap Manurung.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Nilai ekspor dalam beberapa tahun belakangan setelah menggunakan
V-Legal malah mengalami peningkatan. Pada 2013, nilai ekspor industri
perkayuan US$6,067,388,152, 2014 naik menjadi US$6,602,595,732 dan 2015,
baru sampai September sudah US$8,034,792,378. Kala dilihat perbandingan
antara nilai ekspor menggunakan DE (15 HS Code) sampai September 2015
sebesar US$162,340,187.48 (2%), V-Legal (15 HS Code) US$1,421,809,541,99
(17,70%). Nilai ekspor yang menggunakan dokumen V-Legal
US$8,034,792,278,38.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kalaupun mau berbicara SVLK buat kepentingan ekspor, seharusnya
Indonesia bangga karena menjadi pionir. Tiongkok, yang disebut-sebut
sebagai negara pasar kayu tak perlu bersertifikat itu sebentar lagi juga
berubah. “China mau negoisasi dengan Uni Eropa. Burma bentar lagi
bangun skema dengan Inggris.” Uni Eropa, termasuk Inggris adalah pasar
yang mengharuskan produk kayu dengan lacak balak jelas.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dunia itu kecil, kalau <i>gak </i>ada sistem kita <i>gak </i>akan <i>compete</i>. Ini juga kepentingan pengusaha kita.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Seharusnya, kata Manurung, peerintah berpikir lebih maju, bahwa SVLK
bukan hanya soal ekspor juga pasar dalam negeri. “Misal proyek-proyek
pemda, bangunan pemerintah pakai produk ber-SVLK. Instrumen ini
dikuatkan.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">M Ichwan, dari PPLH Mangkubbumi juga pemantau kehutanan dari Jawa
Timur mengatakan, setelah cermati draf revisi Permendag, kalau
berlanjut akan menciderai sistem yang dibangun multipihak bersama 10
lalu. Kala ada SVLK saja, masih banyak kayu-kayu lalu lalang tanpa
dokumen V-Legal, apalagi ada peluang tak mengharuskan itu. “Kami di
Jatim, tolak keras, kalau memang draf Permendag ini dilanjutkan. Ini
dari dalam sistem yang merusak sistem.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia mencontohkan di Jatim, sebagai jadi salah satu provinsi pintu
ekspor kayu ke Uni Eropa dan negara lain. Ada tiga pelabuhan di Gersik,
Tanjungperak dan Pasuruan dengan pasokan kayu dari Papua, Kalimantan dan
Sulawesi.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Sekitar 90% suplai kayu di Jatim dari Papua. Dan 85% kayu merbau.
Pantauan kami, Januari sampai September ini, hampir 75% kayu bulat atau
olahan masuk ke pelabuhan tanpa ada V-Legal sesuai mandat permen.
Artinya, bisa dipastikan kayu-kayu itu tak bisa dijamin dari aspek
legalitas,” katanya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bahkan, pemantauan dua minggu lalu, mereka mendapatkan kayu-kayu log
besar di pelabuhan Gersik, tak bertanda V-legal. Bahkan, sudah ke
petugas di dinas kabupaten maupun kota menanyakan dokumen V-Legal juga
tak ada. Dia prihatin juga, kala provinsi ternyata masih tak paham
dokumen V-Legal.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut dia, sejak ada larangan ekspor kayu bulat, modus ‘pencucian kayu’ yang masuk ke Jatim, berganti ke kayu olahan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_41630" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Ini kayu-kayu ilegal dari menebang kayu di TAman Nasional Gunung Leuser. kayu-kayu ini banyak keluar kawasan sudah dalam bentuk setengah olahan produk mebel. Bagaimana kala produk mebel kayu dan kerajinan bebas SVLK, duka apa bahagia bagi masa depan hutan Indonesia? Foto: Ayat S Karokaro" class="size-full wp-image-41630" height="225" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/10/kayu1-Puluhan-kayu-jenis-damar-ini-diamankan-petugas-dari-tangan-terdakwa-Suriono-yang-tertangkap-tangal-oleh-petugas-BBTNGL-saat-membawa-kayu-illegal-tersebut-Ayat-S-Karokaro.jpg" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ini
kayu-kayu ilegal dari menebang kayu di TAman Nasional Gunung Leuser.
kayu-kayu ini banyak keluar kawasan sudah dalam bentuk setengah olahan
produk mebel. Bagaimana kala produk mebel kayu dan kerajinan bebas SVLK,
duka apa bahagia bagi masa depan hutan Indonesia? Foto: Ayat S Karokaro<br /><br />Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/10/06/tak-wajibkan-svlk-kebijakan-ekspor-ini-bikin-langkah-mundur-tata-kelola-hutan/">link</a></span></span></span></div>
</div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-6667545964941716132015-10-08T09:59:00.000+07:002015-10-08T10:03:45.554+07:00Berikut Korporasi-korporasi di Balik Kebakaran Hutan dan Lahan Itu<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Kebakaran di konsesi PT RHM. Foto: Walhi" class="size-full wp-image-41616" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/10/RHM1_3431.jpg" height="265" width="400" /> </span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: left;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kebakaran di konsesi PT RHM. Foto: Walhi</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Walhi merilis daftar perusahaan besar di balik kebakaran hutan dan
lahan. Daftar itu hasil analisis kebakaran hutan dan lahan di Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Hasil analisis menunjukkan mayoritas titik api di dalam konsesi
perusahaan. Di HTI 5.669 titik api, perkebunan sawit 9.168,” kata Edo
Rahkman, Manajer Kampanye Walhi Nasional di Jakarta, pekan lalu.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia merinci daftar berbagai grup besar terlibat membakar hutan dan
lahan, di Kalteng Sinar Mas tiga anak perusahaan, Wilmar 14. Di Riau,
anak usaha Asia Pulp and Paper (APP) enam, Sinar Mas (6), APRIL (6),
Simederby (1), First Resources (1) dan Provident (1).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di Sumsel (8) Sinar Mas dan 11 Wilmar, (4) Sampoerna, (3) PTPN, (1)
Simederby, (1) Cargil dan (3) Marubeni. Kalbar Sinar Mas (6), RGM/ APRIL
(6). Di Jambi Sinar Mas (2) dan Wilmar (2).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Berdasarkan data LAPAN periode Januari-September 2015 ada 16.334
titik api, 2014 ada 36.781. Berdasarkan data NASA FIRM 2015 ada 24.086
titik api, dan 2014 ada 2.014.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan warga terserang ISPA. Di Jambi
ada 20.471 orang, Kalteng 15.138, Sumsel 28.000, dan Kalbar 10.010
orang.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Arie Rompas Direktur Eksekutif Walhi Kalteng mengatakan, kebakaran
karena pola penguasaan lahan korporasi terlalu luas. Dari 15,3 juta
hektar luas Kalteng, 12,7 juta hektar (78%) dikuasai investasi. Baik
HPH, sawit maupun pertambangan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalteng memiliki lahan gambut paling luas 3,1 juta hektar. Sudah
habis untuk investasi perkebunan sawit. Kesalahan pemerintah yakni
pembangunan lahan gambut sejuta haktar zaman Soeharto dan membuka gambut
yang menjadi titik api. Gambut itu ekosistem basah yang ketika kering
mudah terbakar,” katanya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tahun 2015, ada 17.676 titik api di Kalteng. Kebanyakan di konsesi.
Namun upaya penegakan hukum masih kurang. Baru ada 30 perusahaan
disidik, 10 disegel, tetapi belum jelas tindak lanjut seperti apa.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_41619" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Sumber: Walhi" class="size-full wp-image-41619" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/10/titik6-Slide7.jpg" height="277" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber: Walhi</span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Yang ditetapkan tersangka Mabes Polri cuma tiga. Itupun perusahaan
kecil. Ini menunjukkan penegakkan hukum belum mengarah aktor besar yang
mengakumulasi praktik besar pembakaran hutan.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia menyebutkan, grup besar yang seharusnya disasar dalam upaya
penegakan hukum antara lain Grup Wilmar, Best Agro International, Sinar
Mas, Musimas, Minamas, dan Julong Grup.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Grup-grup ini, katanya, mengakumulasi mulai pemilik lahan, membeli
CPO dari perusahaan menengah dan kecil, hingga mendapatkan keuntungan
dari pembakaran hutan dan lahan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Senada diungkapkan Anton P Wijaya, Direktur Eksekutif Walhi Kalbar.
Dia mengatakan, Kalbar sebenarnya sudah habis dibagj untuk konsesi.
Dari luas 14.680.700 hektar, konsesi perkebunan sawit 5.387.610,41
hektar (550 perusahaan), pertambangan 6,4 juta hektar (817 IUP), dan HTI
2,4 juta hektar (52 perusahaan).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Gambut di Kalbar, 2.383.227,114 hektar, di dalamnya, perkebunan sawit
153 perusahaan seluas 860.011,81 hektar. HTI 27 perusahaan seluas
472.428,86 hektar. Total konsesi di lahan gambut 1.302.498,92 hektar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Sebaran Januari-September ada 7.104 titik api. Sebaran di HPH 329,
HTI 1.247, sawit 2.783, tambang 2.600 dan gambut 2.994 titik api. Sejak 8
Juli-22 September, setidaknya 40 perusahaan perkebunan ini konsesi
terbakar 24.529 hektar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hasil pemantauan 1-22 September ada 739 titik api. Berada di satu HPH, tiga HTI, 11 perkebunan dan sembilan pertambangan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Data tak kami berikan kepada kepolisian. Kami berikan kepada KLHK
dengan harapan segera ditindak serius. Kami kecewa progres penegakan
hukum kepolisian.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/kebakaran-PT-Central-Sawit-Sejahtera-Kalteng-yang-disegel-KLHK-11781645_10204501232162256_4031774287637070311_n.jpg" height="266" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lahan PT Central Sawit Sejahtera, Kalteng, yang terbakar dan disegel KLHK, belum lama ini. Foto: Save Our Borneo</span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Modus baru<br />
</b>Modus pembakaran hutan dan lahan oleh perusahaan, kata Anton, bukan hanya <i>land clearing </i>penyiapan lahan juga mengklaim asuransi. “Ini modus baru.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di beberapa perusahaan, katanya, kebakaran lahan ada kaitan dengan
kepentingan asuransi. “Ini sedang kita dalami. Kita melihat ada
kesengajaan. Ketika kebun dibuka dalam hitungan ekonomi tak produktif,
maka dihanguskan agar mendapatkan asuransi, uang membuka kebun baru di
wilayah lain.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anton belum bersedia menyebut nama-nama perusahaan tetapi dia memastikan ada grup-grup besar terlibat.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Di Kalbar kita menyiapkan gugatan kepada penyelenggara negara melalui <i>citizen law suit</i>.
Kiita menuntut tanggung jawab negara yang belum memenuhi hak-hak
masyarakat. Ada tujuh posko pendaftaran gugatan di Pontianak. Harapannya
ini mendapatkan dukungan masyarakat.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hadi Jatmiko, Direktur Eksekutif Walhi Sumsel mengatakan, titik api
banyak di lahan gambut hingga muncul asap tebal dua bulan belakangan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di Sumsel, ada 3.679 titik api dengan sebaran perkebunan 830 dan HTI
2.509. “Hampir seluruhnya di konsesi. Negara harus memastikan
tanggungjawab penuh dari perusahaan dan berani menuntut,” katanya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bahkan, ada satu HTI terbakar minggu lalu, ketika masyarakat
berduyun-duyun mengambil air dan memadamkan dihadang kepolisian. Polisi
menanyakan SIM dan STNK. Padahal itu di tengah hutan. Masyarakat tidak
melihat kepolisan menghadang untuk memadamkan api.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Masyarakat memadamkan karena takut kebun terbakar. Karena ada kebun karet masyarakat 30 hektar terbakar,” katanya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_41620" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Sumber: Walhi" class="size-full wp-image-41620" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/10/titk2-Slide3.jpg" height="264" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber: Walhi</span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Rudiansyah dari Walhi Jambi mengatakan, lima tahun terakhir kebakaran di konsesi sama. Sejak 2011, sebaran titik api naik 40%.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Walaupun ada komitmen pemerintan pusat dan daerah tapi titik api
terus meningkat. Tahun 2015, ada 5.000 an titik api di konsesi, 80%
lahan gambut. HTI maupun sawit.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam Januari-Agustus 2015, ada 33.000 hektar terbakar dan ISPU sampai 406 hingga membayakan kesehatan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut dia, rata-rata perusahaan di Jambi pemasok Wilmar. Modus
pembakaran, katanya, pada lahan sisa yang akan ditanami. Yang membakar,
selain karyawan, juga masyarakat dengan upah Rp5 juta. Motif pakai tali
nilon dipasang jarak 200 meter. Pakai minyak tanah, dinyalakan dengan
obat nyamuk.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ini kesaksian masyarakat sebagai pelaku. Pembakaran itu disengaja. Akhirnya masyarakat jadi korban.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebenarnya Polda Jambi maupun KLHK sudah merilis dengan mengindentifikasi 15 perusahaan pembakar lahan sengaja.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kami menunjukkan grup Sinar Mas, PT Tebo Multi Agro, PT Wira Karya
Sakti. Sudah masuk list kepolisian jambi dan KLHK. Dalam proses
penyelidikan kepolisian belum sampai.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Riko Kurniawan, Direktur Eksekutif Walhi Riau melalui sambungan Skype
mengatakan, kebakaran hutan dan lahan di Riau sepanjang Juli-Agustus
juga banyak di konsesi.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_41617" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="SUmber: Walhi" class="size-full wp-image-41617" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/10/titik5-Slide8.jpg" height="221" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">SUmber: Walhi</span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Walhi Riau juga ada posko pengaduan masyarakat agar bisa menggugat <i>class action</i>. Walhi Riau juga akan melaporkan ke PBB karena ada kelalaian negara melindungi masyarakat.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Gugatan perdata ada 20 perusahaan. Dua perusahaan sebagai tersangka. Satu izin HPH dicabut KLHK.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Muhnur Satyahaprabu, Manajer Kebijakan dan Pembelaan Hukum Walhi
Nasional juga menanggapi. Dia mengatakan, data ini bukan berdasar
asumsi dan halusinasi Walhi. Semua berdasarkan investigasi dan
terkonfirmasi dari sumber relevan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kita bertanggungjawab atas rilis ini. Kejadian tahun ini seharusnya
membuka peluang negara bertindak. Jangan sampai sepeser uang masyarakat
terambil. Rilis korporasi besar bukan hanya mengungkap kejahatan, juga
meminta pertanggungjawaban.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Muhnur meminta, pemerintah menggunakan hak representatif warga untuk
mengajukan gugatan. Hak representatif ini jarang dan tidak pernah
dilakukan pemerintah. Seharusnya pemerintah bisa mewakili rakyat
mengklaim semua kerugian dan biaya supaya diganti perusahaan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Catatan Walhi, 2013 ada 117 perusahaan dilaporkan tetapi hanya satu
dipidana. Sekarang ada kekhawatiran akan terulang. Dari hampir 300
perusahaan, belum jelas proses hukumnya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Asosiasi dan korporasi menanggapi. “Kalau yang sudah terpublikasi di
media, itu oleh anggota IPOP akan diverifikasi dulu. Apakah benar mereka
melakukan? Jadi kita tak hanya menerima nama dari media. Kami akan
mengecek langsung ke perusahaan,” kata Direktur Eksekutif Indonesian
Palm Oil Pledge (IPOP), Nurdiana Darus di Jakarta, Senin (5/10/15).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia mengatakan, kalau pemasok sawit terbukti membakar, setiap anggota IPOP akan mengikuti kebijakan masing-masing perusahaan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_41618" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Sumber: Walhi" class="size-full wp-image-41618" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/10/titik3-Slide2.jpg" height="279" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber: Walhi</span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholders
Engagement Golden Agri Resources Agus Purnomo mengatakan, dalam upaya
verifikasi akan meminta bantuan tim legal independen.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Soal kebakaran, itu dari 18-20 perusahaan yang diangkat oleh media
massa diduga membakar, hanya tiga atau empat perusahaan pemasok kami.
Dari tiga perusahaan itu, satu dicabut izin oleh KLHK. Otomatis kami
berhenti membeli sawit dari mereka.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">KLHK memang belum mencabut izin tiga perusahaan sawit, baru
membekukan izin sampai proses hukum selesai. Namun, Agus belum mendapat
informasi jelas.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Bersama-sama teman IPOP dalam minggu ini meminta bantuan tim legal independen hingga kemudian keputusan kami akurat.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meski begitu, katanya, lima perusahaan anggota IPOP serius tidak
deforestasi, tidak mengkonversi gambut, juga membakar. ”Bahwa kebun kita
banyak titik api, itu iya. Tidak kita bantah. Kenyataan memang
terbakar. Di lapangan, api terbang karena angin kencang. pohon-pohon
kami meskipun sudah delapan tahun, daun-daun di atasnya kering. Mudah
terbakar.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun, kalaupun terbakar, tim pemadam api perusahaan sudah siap.
Akhir September tak ada titik api terisisa. “Semua habis. Bahwa ada
kebakaran lagi, karena api masih banyak berterbangan. Di kebun kami api
mati bulan-bulan ini antara tiga sampai empat jam setelah diketahui.
Kalau Agustus, satu jam padam. Sekarang agak sulit, karena air sudah tak
ada. Sungai-sungai kecil kering. Jadi kami mau mematikan api pakai
apa?”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kawasan konservasi perusahaanpun terbakar. Tidak ada jalan kecuali
membawa alat pemadam api ke tengah-tengah kawasan. Akhir bulan lalu, dia
meminta kesepakatan beberapa LSM terpaksa membuat jalan ke kawasan
koservasi agar bisa mematikan api.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kami janji pada Januari, begitu El-Nino berakhir, jalan memadamkan
api kami bongkar dan tanami pohon. Direstorasi semula. Ini menunjukkan
kesungguhan dan keterbukaan. Tidak betul di kebun kita tak ada
kebakaran. Banyak. Tapi mati semua dalam beberapa jam.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_41623" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Kebakaran di konsesi PT RHM. Foto: Walhi" class="size-full wp-image-41623" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/10/RHM3_3400.jpg" height="265" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kebakaran di konsesi PT RHM. Foto: Walhi</span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_41621" style="text-align: justify; width: 558px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Sumber: Walhi" class="size-full wp-image-41621" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/10/titik1-Slide4.jpg" height="251" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber: Walhi</span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/10/06/berikut-korporasi-korporasi-di-balik-kebakaran-hutan-dan-lahan-itu/">link </a></span></span></span></div>
</div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-21338886042017468622015-09-25T12:51:00.001+07:002015-09-25T12:51:13.270+07:00Info : Sebaran Asap Provinsi Jambi ( 24 September 2015)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQV-r9pQQdpoixvzhgIsfqi_WZDAB257roGkzxomA_OYWWqD-esFYrSZkGQQ5787emsM3A6JMWq-mi2-OxqL9Usy6ET_vIoTcja_7qZXIsD1KA9YNxBCQI4GDxh9fLU2hZ4MZZdZOVeEk/s1600/11140251_10153387170747659_3393333646634028705_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQV-r9pQQdpoixvzhgIsfqi_WZDAB257roGkzxomA_OYWWqD-esFYrSZkGQQ5787emsM3A6JMWq-mi2-OxqL9Usy6ET_vIoTcja_7qZXIsD1KA9YNxBCQI4GDxh9fLU2hZ4MZZdZOVeEk/s640/11140251_10153387170747659_3393333646634028705_n.jpg" width="452" /></a></span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1MDPbMNmxXBV4z-5h3Tk5pRWeCt0iWgWMRxmZwuwc0-X3XW4whW3Vsn8lR3EXZYATO4rk6WhyphenhyphenjO3-_X5em6ZRmbWhYRD_hJ37NL-_TjXZNTWglU7IFdT0c5jZWFoucMlqy64CqA5BiNE/s1600/12011393_10153387174122659_863327039012086751_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1MDPbMNmxXBV4z-5h3Tk5pRWeCt0iWgWMRxmZwuwc0-X3XW4whW3Vsn8lR3EXZYATO4rk6WhyphenhyphenjO3-_X5em6ZRmbWhYRD_hJ37NL-_TjXZNTWglU7IFdT0c5jZWFoucMlqy64CqA5BiNE/s640/12011393_10153387174122659_863327039012086751_n.jpg" width="452" /></a></span></span></span></div>
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Asap di Kota Jambi SANGAT PEKAT...!!<br /> Pemadaman sebaiknya difokuskan ke Sumsel.</span></span></span><br />
<br />
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber:<span class="text_exposed_show"><br /> - WestIndonesia Subset - Aqua & Terra 1km True Color 2015/267 (09/24)<br /> - Hotspot Aqua & Terra confidence >= 80%</span></span></span></span><br />
<div class="text_exposed_show">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> [Conservation Community Indonesia, Warsi]</span></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-80350762566640568582015-09-25T12:01:00.003+07:002015-09-25T12:45:18.420+07:00Danau Kaco Lempur Kabupaten Kerinci<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw7aMZQyKay9LhDOZfyeMLK71Flzc3_hxuVgb82Gxim9o_4dDdHGD97arRUmfMccQ6GdDBkjt10VzMZGXayDS1GzzQFbi6nehY3HPQgV0-JzQKj-5CWfx5aBPfXJe0I5-3SfXMr6J6Z0w/s1600/P_20150918_090314.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw7aMZQyKay9LhDOZfyeMLK71Flzc3_hxuVgb82Gxim9o_4dDdHGD97arRUmfMccQ6GdDBkjt10VzMZGXayDS1GzzQFbi6nehY3HPQgV0-JzQKj-5CWfx5aBPfXJe0I5-3SfXMr6J6Z0w/s400/P_20150918_090314.jpg" width="400" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Dokumentasi : Survey Potensi KPHP Model Kerinci ; Kerlin Maysatria Muherda, S.Hut</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Provinsi Jambi yang berada di pulau Sumatera mempunyai keanekaragaman destinasi pariwisata yang tak kalah dengan propinsi lainnya. Kabupaten Kerinci yang masih berada di wilayah Propinsi Jambi mempunyai kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, didalamnya terdapat berbagai destinasi wisata dari pegunungan hingga danau. Salah satunya Danau kaco sebagai mutiara yang tersembunyi diantara kerindangan keindahan Taman Nasional Kerinci Seblat.<br /><br /><b>Obyek Wisata</b><br />Danau Kaco, masyarakat setempat menyebutnya yang dalam bahasa Indonesia berarti kaca. Danau kaco memang mempunyai air yang danau kaco jambi sumaterasangat bening kebiruan. Terletak di kentinggian 1289 diatas permukaan air laut, danau ini tergolong danau yang kecil tidak seperti danau-danau pada umumnya. Hanya berukuran luas sekitar 30 x 30 meter, namun danau ini bisa menyuguhkan keindahan tersendiri diantara pepohonan di sekitarnya.<br />Selain mempunyai air yang sangat bening, kedalaman danau ini masih misteri dan belum ada yang tau pasti berapa kedalamanya. Walaupun kita masih bisa melihat beberapa ikan semah yang berlalu lalang mencari makan. Keajaiban lainnya adalah Danau Kaco ini memancarkan cahaya yang terang saat gelap gulita, apalagi saat bulan purnama. Kebanyakan pengunjung banyak yang bermalam untuk melihat keajaiban ini dan tidak diperlukan penerangan karena terang dari cahaya danau. Beberapa peneliti mencoba untuk mencari jawaban akan fenomena ini, tetapi semua masih misterius dimana dalam penyelaman oksigen habis sebelum menyentuh dasar danau.<br />kejernihan air danau kaco jambi sumateraSedikit cerita dari warga setempat. Mitos lahirnya Danau Kaco ini bermula hadirnya sebuah cerita seorang putri cantik yang ingin dipinang oleh banyak pemuda. Tanpa ragu mereka menitipkan bebatuan mulia pada Raja Gagak, ayah sang putri. Akan tetapi, keserakahan justru membuat Raja Gagak menodai putrinya sendiri. Setelah itu, putrinya pun dibenamkan ke dalam danau beserta harta pinangan tersebut.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN8cAcaFvP2bayY45mrDiowG6CHpq5Ie12ohyphenhyphenEnowI4roZwpUCDpbkzPe7e8sP1tXliDJpQv9vymFLiL-D3Wx6TpYzMOxOfE4zO6aWDltrOmrl4QLPe7wbDdsDm7ilJEILhEJQcG3U5-M/s400/P_20150918_085615.jpg" width="400" /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk menuju ke Danau Kaco ini terbilang tidaklah mudah. Tidak adanya jalan aspal yang lebar ataupun tempat berteduh yang nyaman selama perjalanan. Akan butuh tenaga ekstra untuk mencapai ke danau ini. Pengunjung akan berjalan kaki menyusuri hutan sekitar 4 jam perjalanan, tetntunya dengan keindahan yang mengiringi perjalanan seperti pepohonan besar, suara burung-burung endemik ataupun kupu-kupu nan cantik. Selain pepohonan besar dan rimbun, pengunjung juga akan melewati rimbunya pohon bambu dan menyeberangi sungai dengan air yang jernih. Dan tentunya semua itu akan terbayarkan dengan keindahan Danau Kaco yang seindah mutiara.<br /><br /><b>Lokasi</b><br />Danau Kaco terletak di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat tepatnya di Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya. Sekitar dua jam dari Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Danau Kaco dapat ditempuh melalui jalur darat dimulai dari Kota jambi ke sungai Penuh.Jarak antara Jambi ke Sungai Penuh sekitar 500 km dengan waktu tempuh sekitar 10 jam perjalanan. Selanjutnya dari Sungai Penuh dilanjutkan ke desa terdekat yaitu Desa Lempur,Kecamatan Gunung Raya dalam waktu 45 Menit dengan kendaraan roda empat atau pun roda dua. Setelah itu dilanjutkan lagi dengan berjalan kaki menyelusuri hutan sekitar 4 jam untuk sampai ke Danau Kaco.</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQkqgGr42We8THlxej8N2hDeqV8y-d933Av4AC_IcvYG1TDjLzjr01rDre2R97-eAPezxnRBZFBpy-EWOAk1WgNXTuPGwzanA9OtfQ8oGiA6mgw3E6IxCKMlPmQiE-3DW7TFBEXS4ShHM/s400/P_20150918_105514.jpg" width="225" /> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> Dokumentasi : Survey Potensi KPHP Model Kerinci ; Tugu Keris di pintu rimba hutan adat Lempur ; Kerlin Maysatria Muherda, S.Hut</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: black;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgozZZev8a91H4Hl4deGsK-FTgn-kPxKlQcMoaYt2-P5c7Nti4BNsHtgbKWo3oc1ADMj_p9mszqxIg-YomHXYs7vb_w1PIsG2p4v3oaBQ8oDjDmhzjDH6T2mGX90jT-wSuFJTKWuVYdCJM/s1600/P_20150918_101138.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgozZZev8a91H4Hl4deGsK-FTgn-kPxKlQcMoaYt2-P5c7Nti4BNsHtgbKWo3oc1ADMj_p9mszqxIg-YomHXYs7vb_w1PIsG2p4v3oaBQ8oDjDmhzjDH6T2mGX90jT-wSuFJTKWuVYdCJM/s400/P_20150918_101138.jpg" width="225" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dokumentasi : Survey Potensi KPHP Model Kerinci ; Pohon besar selalu ikuti petunjuk arah ; Kerlin Maysatria Muherda, S.Hut</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: black;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizFOapv2DE_vtNwSwjGCPo09wQaW6eyG8SaBfOB3Lrey00P3fXHjxiFoQUnO6K_LDQ50ZjYXuzvVHqdEfbgv1a0jORCc2_H7HYoiuNSr_mUxZmjqoecssbsOu7PWYXhCJggYkY1VTFtAA/s1600/P_20150918_085406.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizFOapv2DE_vtNwSwjGCPo09wQaW6eyG8SaBfOB3Lrey00P3fXHjxiFoQUnO6K_LDQ50ZjYXuzvVHqdEfbgv1a0jORCc2_H7HYoiuNSr_mUxZmjqoecssbsOu7PWYXhCJggYkY1VTFtAA/s400/P_20150918_085406.jpg" width="225" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dokumentasi : Survey Potensi KPHP Model Kerinci ; Kerlin Maysatria Muherda, S.Hut</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /><b>Fasilitas dan Akomodasi</b><br />Danau Kaco terletak di tengah-tengah hutan yang rindang, tidak ada fasilitas yang dapat kita temui di Danau kaco. Apabila menginginkan menginap, disarankan dengan cara berkemah dan perlu persiapan yang matang dalam membawa perbekalan selama perjalanan. Disarankan juga untuk menggunakan guide yang tahu akan arah menuju ke Danau Kaco.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Satu di antara keindahan alam yang dimiliki Kabupaten Kerinci adalah Danau Kaco, yang terletak dalam Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Danau yang memiliki luas sekitar 30 x 30 meter ini memiliki kedalaman yang masih menjadi misteri. Meskipun memiliki kedalaman air yang tidak terukur, namun dasar Danau Kaco bisa terlihat secara jelas. Ini karena warna air yang bening dan jernih serta tempat ribuan ikan semah berkembang biak. Menurut cerita warga setempat dan beberapa orang anggota pencinta alam yang pernah berkunjung ke danau tersebut, ikan yang ada di dalam danau hanya bisa ditangkap dengan menggunakan pancing.Jika hanya menggunakan peralatan lain, jangan harap bisa mendapatkan ikan. Pernah ada warga setempat yang memasang jaring untuk menangkap ikan semah di dalam danau, namun tak satu pun ikan didapat. Menariknya lagi, bagi pemancing yang ingin memancing di Danau Kaco, mereka harus memiliki niat yang baik. Jika tidak, maka orang itu tidak akan mendapat ikan. Selain itu, jumlah tangkapan juga tergantung pada niat pemancing. "Jika pemancing niatnya mau ikan lima ekor, maka ikan yang didapatkan saat memancing hanya lima ekor saja. Kalaupun dapat ikan lebih banyak, maka ikan yang didapat bukan ikan semah, namun ikan lele yang sebenarnya tidak pernah terlihat dari permukaan danau," ujar Sofa, pencinta alam yang sudah beberapa kali mengunjungi danau tersebut. Selain itu, Danau Kaco juga mengeluarkan cahaya yang terang, terutama pada saat bulan purnama. "Jika berkemah di Danau Kaco, apalagi saat bulan purnama, maka pengunjung tidak membutuhkan penerangan karena air danau mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Jika dilihat dari kejauhan, cahayanya terlihat seperti lampu yang diarahkan ke langit," katanya.<br /><br /><b>Cerita rakyat </b> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut kepercayaan warga setempat, cahaya yang dikeluarkan dari dasar Danau Kaco merupakan cahaya intan yang tersimpan di dasar air. Intan tersebut dulunya disimpan oleh Raja Gagak, yang berkuasa saat itu. "Menurut cerita sesepuh desa, intan yang disimpan Raja Gagak di dasar Danau Kaco adalah intan dan emas titipan yang merupakan ikatan janji pangeran-pangeran yang ingin melamar putri Raja Gagak yang bernama Putri Napal Melintang. Semua lamaran anak raja yang ada di Kerinci diterima Raja Gagak, akhirnya ia kebingungan menerima yang mana," jelas warga Kecamatan Gunung Raya, Jon Hendri. Putri Napal Melintang sendiri, kata Jon Hendri, dikenal memiliki wajah yang sangat cantik sehingga ia disukai oleh pemuda yang ada pada zaman itu. Bahkan, karena kecantikannya ia juga dicintai ayahnya sendiri. "Raja Gagak membawa lari putrinya beserta perhiasan emas dan intan yang dititipkan oleh para pangeran sebagai tanda janji, dan menyimpan emas dan intan tersebut di dasar danau," tambah Jon. Sampai saat ini, kata Jon Hendri, warga Kecamatan Gunung Raya, masih memercayai intan tersebut masih tersimpan di dasar danau. Beberapa tahun lalu, sempat ada warga yang ingin mencoba mengeringkan air Danau Kaco, namun nasib naas dialami warga itu. Ia meninggal karena sakit yang tak kunjung sembuh. "Percobaan pengambilan intan di dasar Danau Kaco ini telah membuat pria bernama Lisyuar Yusuf, warga Koto Payang, meninggal dunia. Sejak itu tidak ada lagi warga yang berani mengganggu intan yang ada di dasar danau," </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="clear: right; float: right; font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia4yCMV225jl6n2ciS8Ai6gKPEgnkZiS-I7ICCtWmZMQsxRPuQEnlpvGIUNr0Rlw_fuIqy8GkRu1RfYWNRi5ismn1rctmpEiARoDSQRIhwOhxG2lLR5ZLjSuS1TssMWWjLS_5lxEyWkmg/s400/P_20150918_085435.jpg" width="400" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jalan kaki 4 jam Untuk bisa sampai ke Danau Kaco, pengunjung harus berjalan kaki selama empat jam dari Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya, melintasi kawasan TNKS. Selama di perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang masih sangat asri karena dilindungi oleh warga setempat. Namun, bagi yang membawa kendaraan pribadi, mereka bisa menghemat waktu satu jam. Kendaraan hanya bisa masuk sampai ke Benteng Depati Parbo, pahlawan Kerinci yang namanya sangat terkenal. Selanjutnya perjalanan bisa dengan berjalan kaki. "Sebelum memasuki kawasan Danau Kaco, jangan lupa meminta izin terlebih dahulu pada orang adat setempat. Menurut pengakuan orang adat, kawasan Danau Kaco merupakan wilayah mereka," tambah seorang anggota pencinta alam.<br /><br /><b>Keunikan lain </b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Keunikan Danau Kaco bisa dikatakan sebagai bagian dari 15 danau di seluruh dunia yang memiliki kekhasan berbeda, di antaranya Danau Kalimutu yang memiliki warna-warna menakjubkan di Pulau Flores. Inilah danau satu-satunya di dunia yang warnanya bisa berubah-ubah setiap saat. Secara ilmiah, perubahan warna air sejumlah danau di dunia disebabkan banyak hal. Di antaranya dipengaruhi oleh kandungan mineral, jenis lumut, dan batu-batuan di dalam kawah tersebut. Selain itu, perubahan warna air danau juga sebagai dampak dari proses unsur kimia tanah. Hal ini merupakan bagian dari aktivitas gunung api. Menurut pengamatan Kepala Balai Taman Nasional Gatot Soebiantoro, berdasarkan riset Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, warna sebuah danau berwarna merah karena memiliki kandungan besi yang tinggi. Sementara berwarna danau biru karena terdapat tekanan gas yang sangat tinggi. Danau lain yang tak kalah menakjubkan adalah danau di Wucai Chi, China. Air di danau ini memiliki keunikan berbeda karena memiliki lima warna, yakni hijau, putih susu, biru, torquoise, dan kuning sekaligus. Karenanya, dikenal dengan sebutan danau lima warna, terletak di Jiuzhaugou, Sichuan. Danau ini terkenal juga dengan sebutan danau kristal karena airnya amat bersih dan bening. Karena uniknya, maka Unesco memasukkannya sebagai salah satu dalam koleksi warisan dunia. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source :<a href="http://www.gosumatra.com/misteri-mutiara-tersembunyi-danau-kaco-jambi/"> link</a> 1<a href="http://travel.kompas.com/read/2010/07/08/14171230/Danau.Ini.Bercahaya.di.Malam.Hari"> link 2 </a></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-47318322255566758232015-09-25T11:38:00.002+07:002015-09-25T11:39:25.241+07:00World Rhino Day: Berupaya Menyelamatkan Badak dari Kepunahan<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;"><img alt="Badka yang terekam kamera pengintai. Foto: Taman Nasional Ujung Kulon" class="size-full wp-image-41114" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/Badak-Sumatera-terekam-camera-di-kawasan-TNGL-yang-diambil-oleh-tim-BBTNGL-dan-YLI-Foto-YLI.jpg" height="201" width="400" /> </span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Badak Sumatera yang terekam kamera pengintai di Taman Nasional Gunung Leuser. Foto: YLI</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Kehidupan badak kian terancam. Bukan hanya habitat atau hutan yang
kian tergerus, perburuan pun masih berlangsung. Pemerintah lewat
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menargetkan dalam
lima tahun kedepan meningkatkan 20% populasi badak Jawa dan Sumatera,
yang kini status terancam punah.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, saat diwawancarai <i>Mongabay</i>,
belum lama ini mengatakan, dalam rencana jangka menengah sudah ada,
selama lima tahun harus ada kenaikan 20% populasi badak Jawa dan
Sumatera, yang di Indonesia. Target itu, diperlakukan sama terhadap
harimau, orangutan, dan satwa terancam punah lain.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Dia menjelaskan, khusus badak Jawa, hanya tinggal di Taman Nasional
Ujung Kulon. Ini dataran rendah dikelilingi laut, jika terjadi bencana
alam bisa mengancam kehidupan badak itu. Untuk itu, kini diinisiasi
pencarian tempat baru yang layak bagi badak Jawa.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Begitu juga badak Sumatera, kata Siti, masih ditemukan di Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan beberapa wilayah lain di Indonesia.
Untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka, ada kemungkinan dibuat
konsep pemindahan ke lokasi lain yang lebih baik dan terkontrol. “Agar
proses perkawinan lebih besar jika disatukan hingga kenaikan populasi
20% bisa terwujud.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Saat ini, katanya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan masih
mempelajari, dengan menggandeng sejumlah organisasi, dan peneliti badak.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">“Ini masih dipelajari. Target kita proses pemindahan bisa menjaga
keberlangsungan hidup badak baik di Ujung Kulon juga badak Sumatera.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Tachrir Fathoni, Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan
Ekosistem (KSDAE), KLHK mengatakan, konsep pemindahan badak itu, salah
satu cara agar perkembangbiakan lebih cepat. Sebab, jika murni di alam,
khawatir frekuensi pertemuan pengembangbiakan tidak bisa terkontrol.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Khusus badak Jawa, mengingat jumlah tidak sampai 100, dan sangat terancam punah, maka akan ada pemindahan ke lokasi lain.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Sedangkan Umamat Rahmad, Kepala Seksi Peredaran Tumbuhan dan Satwa
Liar, Direktorat Jenderal KSDAE, juga peneliti badak Jawa, mengatakan,
badak Jawa, satu dari lima jenis badak di dunia. Dulu habitat sangat
luas baik di Jawa maupun Sumatera. Namun, kini tinggal ada di TNUK. Pada
2011, badak Jawa punah di Vietnam.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Populasi saat ini di TNUK , berdasarkan video trap, jumlah
diperkirakan tinggal 57 individu. Kondisi habitat cukup bagus, walaupun
ada gangguan inflasi areal, hingga pakan tidak tumbuh bagus.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Menurut dia, langkah penyelamatan badak Jawa, dengan menyiapkan
sarana yang saat ini dibuat Japan Study Conservation Area, di TNUK.
Juga buat populasi kedua. Dengan kondisi badak Jawa di Ujung Kulon, dan
badak Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser yang terancam, diupayakan
memperbanyak kantong baru “rumah baru” bagi mereka.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">KLHK, katanya, sudah survei sejumlah lokasi, mulai Suaka Margasatwa
Cikepuh, Cagar Alam Gunung Sanca, Taman Nasional Alimursala, Hutan
Baduy, Akar Sari, Pulau Panaitan, Waikambas, sampai Harapan Koles di
Jambi. Konsepnya peningkatan di alam dibantu penangkaran semi alami.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Begitu juga badak Sumatera, selain di TNGL juga ditemukan di Bukit
Barisan Selatan, dan Way Kambas. “Badak Sumatera memiliki sebaran lebih
luas, namun kondisi kantong-kantong ini terputus, hingga lebih
menghawatirkan. Atas dasar itu juga jumlah diduga kurang dari 100
individu.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Menurut Mamat, badak Jawa dan Sumatera, pernah hidup berdampingan di
Sumatera. Bedanya, badak Jawa hidup di dataran rendah, dan badak
Sumatera beradaptasi dan ada di dataran tinggi. Karena badak Jawa punah
terlebih dahulu di Sumatera, karena hidup di dataran rendah. Ia lebih
banyak dirambah manusia, hingga punah duluan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Terbaru, badak Sumatera ditemukan di Kalimantan. Dahulu pernah
dinyatakan punah, namun ditemukan jejak dan wujud di Kutai Barat,
berkelamin jantan dan betina. “Agar tidak punah, akan dilakukan rapat
nasional penyelamatan badak Sumatera di Kalimantan.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Secara ekologis, katanya, badak Jawa lebih banyak jantan hingga perlu
campur tangan manusia untuk menstabilkan sekrasio. Sekrasio sebenarnya
di mamalia minimal 1:2. Artinya, satu jantan dua betina. Lebih bagus
lagi satu jantan empat betina.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Sedangkan Kuswandono, Kepala Bidang Teknis Balai Besar TNGL,
mengatakan, di beberapa lokasi TNGL, masih ada hutan lindung, hutan
produksi tetap, dan hutan produksi terbatas. Namun, beberapa kawasan
langsung berbatasan dengan wilayah masyarakat atau masuk areal
penggunaan lain hingga tantangan tersendiri.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">“Artinya, jika serius ingin melindungi hutan konservasi sebagai
kantong terakhir pelestarian ekosistem, termasuk badak tidak bisa
dilakukan sendiri BBTNGL. Harus ada dukungan pemerintah daerah, politisi
lokal, dan masyarakat yang hidup dan tinggal di sekitar TNGL.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Dalam pemantauan badak, mereka memakai peta lokasi dan memasang
camera trap di sejumlah titik yang dianggap area badak. Populasi badak
di TNGL, katanya, juga berkembang biak. Ini termonitor dari camera trap
yang merekam kegiatan mereka.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Source :<a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/22/world-rhino-day-berupaya-menyelamatkan-badak-dari-kepunahan/"> link </a></span></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-70379875430535324152015-09-25T11:37:00.002+07:002015-09-25T11:39:50.279+07:00Baskom Berisi Garam akan Datangkan Hujan Penghalau Kabut Asap. Benarkah?<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> <img alt="" src="http://s3.amazonaws.com/mongabay/indonesia/600/kalbar_1197.jpg" height="266" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kebakaran lahan yang terjadi di Indonesia. Foto: Rhett Butler</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Minggu lalu, warga kota Jambi sempat dihebohkan oleh himbauan
Walikota Jambi SY Fasha ME, yang isinya meminta seluruh kepala sekolah
sekota Jambi agar menginstruksikan semua siswanya agar membawa baskom
berisi air garam.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Walikota Jambi yang tampaknya sudah kehabisan akal untuk menghalau kabut asap <i>yang telah membuat ISPA 20 ribu orang lebih di Kota Jambi</i>, tampaknya berpaling ke metode “ilmiah”.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut nalar Walikota, sumber asap yaitu api kebakaran lahan hanya
akan dapat dihalau jika hujan turun. Hujan akan turun jika ada molekul
yang mengikat air. Untuk itulah Walikota meminta seluruh anak sekolah di
Kota Jambi membawa baskom berisi garam, unsur di alam yang diharapkan
akan mampu menciptakan bibit hujan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Bayangkan jika ada 80 ribu siswa kita di Kota Jambi dan mereka semua
membawa baskom garam. Kita harapkan semoga akan menciptakan hujan,”
jelasnya semangat di hadapan seluruh kepala sekolah se-Kota Jambi
(16/09).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Seorang wali murid, sebutlah Rina (33) mengaku tak menghiraukan
imbauan tersebut. “Imbauan tak masuk akal. Mestinya Pak Wali itu mencari
solusi lain, misalnya lewat hujan buatan. Masa membuat anjuran yang tak
logis macam itu?” jelasnya kepada <i>Mongabay Indonesia</i>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Namun, ada juga pihak Kepala Sekolah yang menganggap bahwa anjuran Walikota perlu diikuti.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Metode itu memang benar, ya walau tidak akan berhasil secara
langsung, di sini lebih mengajak siswa berikhtiar. Dimana selain
tindakan, doa pun kita mohonkan agar melalui tindakan seperti ini bisa
sedikit mengundang hujan,” kata seorang Kepala Sekolah Zulafni seperti
dikutip <i><a href="http://tribunjambi.com/">tribunjambi.com</a></i>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 1.5;">Tapi apakah benar membawa baskom berisi garam akan mendatangkan hujan?</span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/condensation.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/condensation.jpg" height="300" width="400" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 1.5;">Proses kondensasi di udara. Sumber: wheatherquestion.com<br /><br />Hanya Teori, Prakteknya Mustahil! Dosen Kimia di Universitas Jambi (Unja), Epinur (52) skeptis dengan penjelasan ilmiah dari Walikota. Menurutnya secara teori baskom berisi air garam itu bisa mendatangkan hujan merupakan kesia-siaan.“Itu hanya tinjauan teoritis tetapi kenyataannya tidak akan bisa direalisasikan, serta tidak ekonomis,” katanya kepada Mongabay Indonesia, Rabu (16/09/2015) lalu.<br />Epinur pun menjelaskan bahwa air dan garam yang ditaruh di baskom akan menjadi larutan. Sifat larutan itu menurunkan tekanan uap air dan menurunkan titik beku. Udara yang ada di sekitar wadah atau baskom tekanannya akan menurun sehingga udara yang mengandung uap air tersebut akan mengkondensasi kemudian menghasilkan air (cairan).<br />Ini mirip jika kita meletakkan gelas berisi air dan es batu di hari panas yang kemudian pada permukaan gelas muncul titik-titik air yang menempel. Air yang terlihat di luar gelas air yang dingin di hari yang panas inilah yang disebut kondensasi. Kondensasi atau pengembunan sendiri dipahami sebagai perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat pula terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi.<br />Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut kondenser. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik (melepas panas).“Artinya imbauan larutan air garam itu adalah bentuk lain dari cara pekerjaan tukang es keliling yang membuat es krim. Bikinnya ya seperti baskom berisi air garam tersebut,” ujarnya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/watercyclesummary.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/watercyclesummary.jpg" height="278" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sikus air di alam. Sumber: USGS</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Kondensasi di Atmosfer</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Secara teori, uap air di udara yang terkondensasi secara alami pada
permukaan yang dingin dinamakan embun. Uap air hanya akan terkondensasi
pada suatu permukaan ketika permukaan tersebut lebih dingin dari titik
embunnya, atau uap air telah mencapai kesetimbangan di udara, seperti
kelembapan jenuh. Titik embun udara adalah temperatur yang harus dicapai
agar mulai terjadi kondensasi di udara.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Molekul air tersebut akan mengambil sebagian panas dari udara.
Akibatnya, temperatur atmosfer akan sedikit turun. Di atmosfer,
kondensasi uap airlah yang menyebabkan terjadinya awan. Molekul kecil
air dalam jumlah banyak akan menjadi butiran air karena pengaruh suhu,
dan tapat turun ke bumi menjadi hujan. Inilah yang disebut siklus air.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jadi, kata Epinur, prinsip hujan, uap air mengkondensasi menjadi air
(hujan), salah satunya bergantung pada tekanan. Artinya larutan air
garam itu hanya pemicu. Bukan larutan garam itu penyebab utamanya. Uap
air yang ada di udara mengkondensasi hujan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalau tidak ada bibit awan, ya tidak akan bisa membuat hujan,” ujar Epinur lagi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kembali lagi kepada model yang dilakukan oleh tukang es keliling,
Epinur menjelaskan hal tersebut dapat terjadi jika air garam yang
diletakkan di dalam akuarium berukuran 1 x 0,5 meter lalu ditutup rapat.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Memang betul bisa menguap, akan tetapi butuh berapa juta ton garam
baru bisa menghasilkan uap air yang kemudian menurunkan hujan. Memangnya
berapa juta orang penduduk Jambi?” kata dia balik bertanya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 1.5;">“Metode itu tidak ekonomis!” kata Epinur mengakhiri penjelasannya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 1.5;">Source :<a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/21/baskom-berisi-garam-akan-datangkan-hujan-penghalau-kabut-asap-benarkah/"> link </a></span></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-53944616805210738192015-09-25T11:33:00.000+07:002015-09-25T11:40:01.664+07:00Dari Sini Bencana Asap itu Datang<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/KABUT-ASAP-PONTIANAK.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/KABUT-ASAP-PONTIANAK.jpg" height="285" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Beginilah wajah Kota Pontianak saat diselimuti kabut asap. Foto: Andi Fachrizal</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kabut asap yang menyelimuti Kota Pontianak dalam sebulan terakhir,
telah memicu berbagai spekulasi tentang asal-muasal api. Sebagian orang
menuding petani. Namun, tak sedikit pula yang menyebut sumber api
berasal dari lahan konsesi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pemantik spekulasi panjang seperti ini sesungguhnya dipicu oleh sikap
pemerintah sebagai regulator yang terkesan abai dengan fenomena asap.
Apalagi, diperparah dengan lemahnya proses penegakan hukum, yang
menjadikan bencana tahunan ini seperti lagu lama yang terus
bersenandung.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tercatat, tidak kurang dari 42.183 hektar lahan di Kalimantan Barat
ludes terpanggang api. Areal terbakar di atas lahan 40 perusahaan
perkebunan kelapa sawit menempati peringkat tertinggi dengan luasan
mencapai 24.529 hektar. Lalu, api memanggang kawasan hutan tanaman
industri (HTI) yang dikuasai tiga perusahaan seluas 1.728 hektar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Si jago merah juga terpantau mengamuk di atas lahan masyarakat seluas
15.926 hektar. Dari jumlah total luas areal yang terbakar, 25.613
hektar di antaranya adalah lahan gambut dan masuk dalam Peta Indikatif
Penundaan Izin Baru (PIPIB) 7.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Data di atas terdeteksi melalui pantauan Citra Landsat 8 pada Juli
hingga 20 September 2015. Citra satelit menyebut, pemasok utama asap ke
Kota Pontianak bersumber dari kombinasi tiga kawasan terbakar. Yakni,
konsesi perkebunan sawit, hutan tanaman industri, dan lahan masyarakat.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ALM-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ALM-2.jpg" height="266" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kebakaran di konsesi sawit PT. Agro Lestari Mandiri di Nanga Tayap Ketapang. Foto: Dok Koalisi Rakyat Kalbar Menggugat</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Penyumbang asap terbesar</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada 9 September 2015, Citra Landsat 8 kembali mendeteksi kawasan
terbakar di Kabupaten Ketapang. Hasil deteksi satelit kemudian di-<i>overlay</i> dengan peta konsesi dan menemukan 10 perusahaan sawit sedang mengalami kebakaran lahan yang sangat besar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Perusahaan-perusahaan itu adalah PT. Abadi Mulia Sentosa, PT. Agro
Lestari Mandiri, PT. Bumi Perkasa, PT. Fajar Saudara Lestari, PT.
Gerbang Benua Raya, PT. Jalin Vaneo, PT. Kalimantan Agro Pusaka, PT.
Kayong Agro Lestari, PT. Kusuma Alam Sari, dan PT. Sebukit Inter Nusa.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Koalisi Rakyat Kalbar Menggugat mencoba melakukan langkah-langkah
verifikasi lapangan pada 11-14 September 2015. Hasilnya, konsesi yang
dikuasai PT. Agro Lestari Mandiri (GAR/SMART) di Kabupaten Ketapang
mengalami kebakaran hebat dengan luasan sekitar 918 hektar. Bahkan, api
masih berkobar di kawasan yang sama sekali belum ditanami sawit.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Melihat pergerakan angin yang bertiup ke arah tenggara wilayah
Ketapang, kian memperkuat persepsi para pegiat lingkungan bahwa sumber
utama penyuplai asap di Pontianak adalah kebakaran di konsesi sawit 10
perusahaan sawit dimaksud.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebagai imbas dari luasnya lahan terbakar, Kota Pontianak pun
terpapar asap. Indeks standar pencemaran udara (ISPU) terburuk dari
level tidak sehat hingga berbahaya, terjadi pada 10-12 September 2015.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pelajar libur sekolah selama sepekan. Begitu pula dengan jadwal
penerbangan dari dan ke Bandara Supadio Pontianak, turut tersendat.
Sementara korban infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) mengalami
lonjakan signifikan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pemerintah akhirnya berupaya menekan laju pencemaran udara akibat
paparan asap kebakaran hutan dan lahan. Upaya itu meliputi modifikasi
cuaca dan <i>water bombing</i>. Inisiatif lainnya, pembagian masker
kepada pengguna sepeda motor. Namun langkah-langkah itu tak juga mampu
menjawab kenapa bencana kabut asap tahunan selalu ada di Kalimantan
Barat.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ALM-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ALM-3.jpg" height="266" width="400" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kobaran api di konsesi PT Agro Lestari Mandiri tidak terkendali hingga
membakar lahan yang sudah ditanami sawit. Foto: Dok Koalisi Rakyat
Kalbar Menggugat</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ALM-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ALM-4.jpg" height="300" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Wilayah
konsesi PT. Agro Lestari Mandiri yang sudah ditanami sawit tampak aman
dari amukan si jago merah. Ini berbeda dengan konsesi yang belum
ditanami sawit, tampak sudah terpanggang api. Foto: Dok Koalisi Rakyat
Kalbar Menggugat</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Citizen lawsuit</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Merujuk fakta di atas, Koalisi Rakyat Kalbar Menggugat yang terdiri dari sejumlah elemen masyarakat sipil bertekad mengajukan <i>citizen lawsuit</i>
atau gugatan warga negara. “Ini salah satu jalan bagi warga untuk
menggugat tanggung jawab negara atas kegagalannya memenuhi hak-hak
warga,” kata Anton P Widjaya, Koordinator Koalisi Rakyat Kalbar
Menggugat di Pontianak, Senin (21/9/2015).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anton menjelaskan bahwa gugatan warga negara yang akan diajukan pada
26 September mendatang tidak hanya berkutat pada pemenuhan hak warga
sebagai korban bencana asap. Tetapi gugatan juga bertujuan untuk
mendorong perbaikan penanganan korban.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain itu, kata Anton, koalisi mendesak pemerintah untuk segera
menindak korporasi pembakar lahan di Kalimantan Barat. “Persekongkolan
kejahatan korporasi dan negara yang abai telah menimbulkan korban dan
kerugian yang tidak ternilai,” jelasnya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/grafis-kebakaran-hutan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/grafis-kebakaran-hutan.jpg" height="300" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sejumlah lahan yang terbakar berdasarkan analisa Citra Landsat 8 per Juli hingga 20 September 2015</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Komitmen IPOP</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebagai tindak lanjut dari komitmen para CEO perkebunan kelapa sawit Indonesia di forum internasional tentang <i>road map</i> pengurangan emisi karbon terkait perubahan iklim, baik di <i>The Consumer Goods Forum</i> maupun <i>World Economic Forum</i>,
empat grup top produsen perkebunan kelapa sawit Indonesia difasilitasi
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) pada 23 September 2014 menandatangani
ikrar <i>Indonesian Palm Oil Pledge</i> (IPOP).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ke empat grup top produsen itu adalah Golden Agri, Wilmar, Asian
Agri, dan Cargill. Musim Mas juga bergabung dalam komitmen IPOP ini pada
Maret 2015. Belakangan, Astra Agrolestari juga mendukung komitmen IPOP
walaupun belum secara resmi. Jika digabungkan, enam grup ini akan
melingkupi 90 persen dari produksi kelapa sawit Indonesia.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ikrar ini meliputi: Larangan ekspansi kebun sawit yang menyebabkan deforestasi (<i>no deforestasi</i>); Larangan pengembangan kebun sawit di lahan gambut (<i>no peatland</i>); Larangan pengembangan kebun sawit menggunakan lahan berkarbon tinggi/<i>High Carbon Stock</i> (no HCS); dan Larangan menampung TBS/CPO dari kebun sawit hasil deforestasi, lahan gambut, dan HCS (<i>traceability</i>).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Komitmen IPOP ini melingkupi semua operasi dari perusahaan tersebut
di seluruh dunia termasuk anak-anak perusahaan, pabrik pengolahan minyak
sawit dan turunannya (<i>palm oil mills and refinery</i>) serta perkebunannya. Produk-produk di sepanjang rantai pasokan dan perusahaan <i>supplier</i> juga termasuk dalam komitmen IPOP.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Peneliti dari Aidenvironment, Haryono mengatakan bencana kabut asap
di Kota Pontianak sesungguhnya masih menjadi bagian dalam lingkup
komitmen ikrar IPOP. “Tapi saya tidak melihat pernyataan dari IPOP
maupun <i>member signatory</i>-nya terkait bencana kabut asap yang telah
diyakini publik berasal dari perkebunan kelapa sawit,” katanya di
Pontianak, Senin (21/9/2015).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut Haryono, bencana kabut asap ini adalah tantangan bagi
IPOP-Kadin agar bereaksi lebih cepat melakukan implementasi dari rencana
aksi pelaksanaan komitmen yang telah dituliskan. Semua itu bertujuan
agar cita-cita pembangunan keberlanjutan dan pengurangan emisi gas rumah
kaca dapat terpenuhi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Haryono menjelaskan, IPOP diikrarkan untuk meningkatkan daya saing kelapa sawit Indonesia <i>(competitiveness)</i>
di pasar dunia. “Bencana kabut asap ini sangat kontradiktif dengan
komitmen yang telah disampaikan. Ini terlihat dari ketiadaan upaya dari <i>signatory</i> IPOP untuk berkomunikasi dengan Pemerintah Indonesia terkait bencana kabut asap,” tandasnya.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/PETA-KONSESI-TERBAKAR.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/PETA-KONSESI-TERBAKAR.jpg" height="400" width="325" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Citra Landsat 8 ketika mendeteksi 10 perusahaan perkebunan kelapa sawit
terbakar di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Peta: Dok
Aidenvironment</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/22/dari-sini-bencana-asap-itu-datang/">link </a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-51755148885063766582015-09-25T11:28:00.001+07:002015-09-25T11:40:09.827+07:00<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/jokowi-masuk-lebak-sepucuk.jpg" height="298" width="400" /> </span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Presiden
Jokowi, saat meninjau langsung lahan gambut yang terbakar milik PT.
Tempirai Palm Resources di Desa Pulau Geronggang, Sepucuk, Kecamatan
Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Foto: Humas Pemkab OKI</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjatuhkan sanksi administrasi kepada
empat perusahaan di Sumatera Selatan dan Riau, dengan mencabut satu izin
perusahaan hak pengusahaan hutan (HPH) dan pembekuan tiga izin
perkebunan sawit.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Perusahaan-perusahaan itu, <a href="http://www.cifor.org/ilea/_ref/ina/indicators/forestbusiness/companyprofile/Perus_Riau_menhut_03-05.htm">PT Hutani Sola Lestari, HPH grup Raja Garuda Mas</a> (RGM), sekitar 49.000 hektar yang memperoleh izin pada 1999 di Riau.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut data APHI, yang jadi data base dalam website Cifor, HSL
disebut grup GRM (Royal Golden Eagle/RGE). Namun RGE membantah ada
keterkaitan mereka dengan HSL. “PT RGE Indonesia beserta
perusahaan-perusahaan yang bernaung di bawah PT RGE Indonesia tidak
memiliki saham di PT Hutani Sola Lestari,” kata Ignatius Purnomo, <i>Head of Corporate Communications RGE Indonesia</i>, saat dikonfirmasi <i>Mongabay</i>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lalu tiga perusahaan sawit yakni, PT Langgam Inti Hibrindo (Riau), PT Tempirai Palm Resources dan PT Waringin Agro Jaya di Sumsel. PT Tempirai ini, merupakan lahan terbakar yang didatangi Presiden Joko Widodo, belum lama ini. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Luasan kebun sawit yang terbakar belum disebutkan dengan alasan baru
pengukuran lapangan. Namun, dari keterangan sebelum itu, pembekuan izin
pada perusahaan yang terkena sanksi moderat dengan lahan terbakar
100-500 hektar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Penjelasan Siti Nurbaya, Menteri LHK, baru-baru ini, mengatakan,
perusahaan dengan sanksi moderat, kena pembekuan izin selama enam bulan
sampai pembuktian indikasi pelanggaran, merehabilitasi lahan terbakar
dan diambil alih pemerintah. Juga harus meminta maaf kepada publik
terbuka.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sanksi berat, berupa pencabutan izin lingkungan. Ditambah harus
merehabilitasi lahan terbakar sebelum diambil alih pemerintah. Juga
harus meminta maaf kepada publik terbuka. Ditambah proses pidana dan
perdata.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono dalam jumpa pers Selasa
(22/9/15) mengatakan, terhitung 22 September, seluruh operasional tiga
perusahaan sawit itu dihentikan di lapangan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sanksi ini, katanya, menggunakan pendekatan areal terbakar. Tim telah
menganalisis informasi di lapangan hingga keluar putusan ini. “Areal
ini jadi bagian yang sumbang asap dan berikan dampak kesehatan dan telah
membuat penderitaan masyarakat luas.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan pembekuan izin ini, ucap Bambang, bisa berdampak pada sanksi
lebih berat yaitu, pencabutan izin. “Ini menghentikan kegaitan operasi
usaha sampai selesai proses pidana. Jadi, secara paralel
perusahaan-perusahaan tadi juga dilakukan proses hukum dilakukan oleh
kepolisian. (Sebagian) tingkatan sudah tersangka. Proses ini akan jalan
terus. KLHK ambil sikap, pembekuan izin sampai selesai proses pidana dan
operasi di lapangan berhenti.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah sanksi ini, katanya, areal yang terbakar harus dikembalikan
kepada negara paling lambat 60 hari atau dua bulan. “Nanti untuk luasan
akan dihitung lagi. Areal yang terbakar jadi salah satu bukti proses
hukum berikutnya.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut dia, ketika lahan-lahan berada di bawah hak guna usaha
(HGU)–menjadi tanggung jawab Kementerian Agraria dan Tata Ruang–, juga
paralel akan mengikuti keputusan Menteri LHK. “Karena proses
pengembalian areal tak lepas dari peran BPN. Areal ini nanti dilakukan
restorasi yang akan jadi tanggung jawab pemerintah.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lahan-lahan ini, kata Bambang, akan menjadi areal tata kelola baru,.
“Akan dilihat, apakah memungkinkan jadi izin usaha atau kelola berbesis
masyarakat.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah pembekuan izin ini, katanya, perusahaan dalam 90 hari harus
melengkapi sarana dan prasarana penanganan kebakaran lahan. “Agar areal
ini tak terbakar lagi dan perusahaan tetap harus bertanggung jawab.
Karena ini pembekuan izin.” Perusahaan juga harus meminta maaf kepada
publik.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sedangkan bagi HPH yang izin dicabut, kata Bambang, terhitung 21
September 2015, menghentikan semua kegiatan berbentuk apapun dan paling
penting seluruh kewajiban finasial tetap harus dikembalikan. “Yang belum
diselesaikan harus dibayar. Inilah sanksi pencabutan izin di HPH.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Keseluruhan, ada 200-an perusahaan sedang diproses pengenaan sanksi
administrasi di KLHK, sebagai tahap awal penegakan hukum, paralel dengan
proses pidana dan perdata. Empat perusahaan ini, menjadi sesi awal dan
diperkirakan paling lambat selesai proses sanksi administratif pada
Desember 2015. Kepolisian sudah memproses hukum perusahaan itu, seperti
PT LIH di Riau dengan tersangka sudah ditangkap dan PT Tempirai di
Sumsel.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Salahkan warga</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) menolak angggapan perkebunan
sawit sebagai biang kerok dari kebakaran hutan dan lahan. Ketua Umum
GAPKI Joko Supriyono di Jakarta, Selasa (22/10/15) menyebut, tak bijak
saling menyalahkan tetapi dari paparan dia kerap menyasar pelaku
pembakaran itu warga.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Katanya, kebakaran bukan disengaja. Sebab, kalau terbakar perusahaan
rugi. Diapun mengklaim anggota GAPKI yang lahan terbakar hampir semua
sudah dipadamkan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">LIH, di Riau, yang baru terkena sanksi pembekuan KLHK dan sedang
proses hukum di kepolisian sebagai anggota GAPKI. Namun, katanya, dari
laporan yang diterima, perusahaan telah memadamkan api sendiri.
Lagi-lagi dikatakan kalau api bukan dari lahan perusahaan tapi kawasan
sekitar. Bahkan, dia menyatakan LIH itu korban kebakaran.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meskipun begitu, katanya, GAPKI mendukung penegakan hukum oleh
pemerintah. “Jika perusahaan itu terbukti melanggar. Artinya yang
sengaja membakar. Kalau secara tak sengaja terbakar, tak bisa. Karena
perusahaan berusaha memadamkan api. Jangan sampai upaya penyelesaian
masalah ini hanya sektoral.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia juga menyoroti penyegelan kebun oleh KLHK. Menurut Joko, langkah
ini berbahaya karena selama lima tahun mendatang, lahan tak ada yang
mengurus dan berpotensi menimbulkan kebakaran. “Main cabut juga
menimbulkan ketidakpastian hukum.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Soal daftar hitam (black list) bagi perusahaan terbukti terbakar
seperti usulan Kapolri Badrodin Haiti, malah dinilai Joko sebagai orang
yang tak tahu permasalahan. “Sangat disayangkan.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia mengutip data Global Forest Watch (GFW), bahwa kebakaran di lahan
sawit hanya 16%, terbesar yang tak dibebani izin. “Petani yang membakar
yang perlu kita pikirkan bersama. Melarang saja, juga tidak bijak.
Karena fakta mereka membakar motif karena ekonomi. Apakah misal,
pemerintah mulai berpikir memberikan insentif petani yang tidak
membakar. Atau ada dana BLU.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/22/satu-hph-dicabut-tiga-izin-kebun-sawit-dibekukan/">link </a></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-89810932161608314952015-09-25T11:26:00.001+07:002015-09-25T11:40:19.440+07:00Inilah Ratusan Perusahaan dengan Lahan Terbakar yang Bakal Kena Sanksi<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, kala jumpa pers di Jakarta, Jumat (18/9/15), menyampaikan lebih 100 perusahaan yang bakal menerima sanksi. Foto: Sapariah Saturi" class="size-full wp-image-40941" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/KLHK4-IMG_8512.jpg" height="266" width="400" /> </span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, kala jumpa pers di
Jakarta, Jumat (18/9/15), menyampaikan lebih 100 perusahaan yang bakal
menerima sanksi. Foto: Sapariah Saturi</span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengusut lebih
dari 100 perusahaan dengan wilayah kerja mengalami kebakaran hutan dan
lahan untuk mendapatkan sanksi administratif di Sumatera dan Kalimantan.
Sanksi ini sebagai langkah pertama sebelum masuk ke proses hukum baik
pidana maupun perdata.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Soal daftar perusahaan terindikasi membakar hutan, saya minta maaf
harus pakai inisial dulu karena ini masih entitas. Daftar ini merupakan
konsesi-konsesi yang diindikasikan masuk areal kebakaran dan masuk
target pemeriksaan dalam sanksi administratif,” katanya dalam jumpa pers
di Jakarta, Jumat (18/9/15).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Berdasarkan data KLHK, hasil pengamatan citra satelit dan cek ke
lapangan, areal terbakar di Sumut 1.836 hektar, Riau 43.190 hektar,
Jambi 20.512 hektar, dan Babel 4.519 hektar. Lalu, Sumsel 68.948 hektar,
Kalbar 16.136 hektar, Kalteng 26.664 hektar, Kaltim 5.196 hektar,
Kaltara 1.533 hektar dan Kalsel 946 hektar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kalau berdasarkan laporan posko atau UPT KLHK, Sumatera terbakar
5.492,82 hektar, Kalimantan 2.519,42 hektar. Namun, berdasarkan citra
satelit, Sumatera 52.985 hektar dan Kalimantan 138.008 hektar. Total
yang terbakar di Sumatera dan Kalimantan 191.993 hektar. “Area kebakaran
ini akan kita identifikasi.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sedangkan unit perizinan terindikasi membakar hutan dan lahan antara
lain, pada area pemanfaatan kawasan hutan 90 (103.953 hektar), pelepasan
kawasan hutan 49 (29.437 hektar) dan BPN 147 unit (58.603 hektar).</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke5-Slide19.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke5-Slide19.jpg" height="363" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber: KLHK</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Jadi PR (pekerjaan rumah) kementerian itu untuk meneliti sampai
kepada sanksi administratif itu ada sekitar 139 sampai 147 perusahaan.
Ini harus diperiksa semua oleh PPLH dibantu Polhut dan SPORCS dan PPNS
untuk mengecek semua.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 1.5;">Jenis sanksi ada tiga pelanggaran. </span><i style="line-height: 1.5;">Pertama</i><span style="line-height: 1.5;">,
kategori ringan untuk perusahaan terbukti membakar kurang 100 hektar.
Sanksi teguran tertulis, diberi waktu memenuhi kekurangan, rehabilitasi
area eks kebakaran, area eks kebakaran diambil negara untuk direstorasi.
Perusahaan juga harus meminta maaf kepada publik secara terbuka.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>Kedua</i>, moderat. Untuk perusahaan area terbakar 100-500
hektar. Sanksi diterapkan pembekuan izin selama enam bulan sampai
pembuktian indikasi pelanggaran, merehabilitasi lahan terbakar dan
diambil alih pemerintah. Juga harus meminta maaf kepada publik terbuka.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>Ketiga</i>, berat. Sanksi berupa pencabutan izin lingkungan.
Ditambah harus merehabilitasi lahan terbakar sebelum diambil alih
pemerintah. Juga harus meminta maaf kepada publik terbuka. “Juga masuk
ranah pidana dan perdata. Kebijakan sudah kita bahas bersama jajaran
eselon satu terkait sanksi administratif, kalau lahan terbakar lebih 20
hektar, akan diamblil negara.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Siti sudah mengirimkan surat kepada Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN soal penerapan sanksi administratif ini. Terkait usulan
Kapolri dan Menkopulhukam mem-<i>blacklist</i> perusahaan, katanya, juga menjadi pertimbangan KLHK.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke4-Slide22.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke4-Slide22.jpg" height="318" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber: KLHK</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="line-height: 1.5;">Menurut dia, penerapan sanksi
administratif dalam bulan ini mulai dilakukan dan diperkirakan sampai
Desember 2015, sudah selesai. “Ini dilakukan bertahap setelah verfikasi
lapangan berjalan.” Jika pelanggaran berat, katanya, akan paralel dengan
proses hukum, baik pidana maupun perdata.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Mengenai pencabutan izin—sebagai bagian dari sanksi administratif
berat, kata Siti, kebanyakan izin oleh bupati. Jika perusahaan dari
penilaian mesti cabut izin maka kementerian akan memerintahkan kepala
daerah. Jika tak dijalankan, kementerian akan melakukan tindakan itu.
Hal ini, katanya, sudah sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang meminta
tak ragu menindak pembakar lahan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Itu perintah dan saya harus menjaga integritas sebaik-baiknya. Saya
menegaskan, nanti ke petugas-petugas kami. Akan tanamkan pada petugas
fungsional pengawasan. Mereka punya modal dan spirit kokoh sebagai
pengawas. Tinggal dikuatkan saja.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam penerapan hukum, katanya, pemerintah akan menggunakan pendekatan multi-doors (banyak pintu) dan <i>second layer law enforcement</i>. “Kita menerapkan sanksi harus dekati semua area terbakar.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam memastikan konsesi terbakar atau tidak, KLHK menggunakan citra
satelit lansat. Setelah itu, baru cek ke lapangan oleh pejabat dinas UPT
dan posko.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Jangkauan dengan kondisi geografis kita berat. <i>Gak </i>semua bisa
didatangi lewat darat. Kita gunakan teknologi. Disinilah teknologi
menjadi penting dalam pengambilan keputusan,” katanya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Setelah ke lapangan, katanya, KLHK, akan mengidentifikasi profil
perusahaan baik nama, pemilik, pemegang saham, komisaris, direksi dan
lain-lain. “Itu sekarang data sedang dikumpulkan. Ada proses. Ada berita
acara sampai ke keputusan. Itu kita proses dan susun analisis.”</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke2-Slide23.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke2-Slide23.jpg" height="321" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber: KLHK</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dudi Gunadi, Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian
mengatakan, kerjasama mengatasi kebakaran hutan dan lahan berjalan baik.
Mentan memerintahkan terus bersama KLHK membantu penanggulangan
kebakaran.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam menerapkan sanksi administratif, Kementan bekerja sama dengan
KLHK.”Kita identifikasi lahan kebakaran perkebunan. Kalau sudah jelas
lokasi nanti kita sampaikan.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam mensinergikan penegakan hukum, katanya, kala izin lingkungan
KLHK dibekukan, maka memudahkan Kementan dalam membekukan izin operasi.
“Bisa kita minta bupati dan walikota mencabut. Dalam Permentan soal
Penilaian Kebun, jika kebun paling rendah (jelek) diberi peringatan tiga
kali lalu izin bisa dicabut.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jadi, aturan hukum di Kementan, katanya, bisa memberi sanksi mulai
yang berat sampai sangat berat. Dia menyebut, dalam UU Perkebunan 2014,
Pasal 108, jika perusahaan terbukti membuka lahan dengan membakar,
akan pidana 10 tahun dan denda Rp10 miliar. “Jika dilakukan korporasi
hukuman pidana ditambah sepertiganya.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dudi Gunadi, Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian
mengatakan, kerjasama mengatasi kebakaran hutan dan lahan berjalan baik.
Mentan memerintahkan terus bersama KLHK membantu penanggulangan
kebakaran.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam menerapkan sanksi administratif, Kementan bekerja sama dengan
KLHK.”Kita identifikasi lahan kebakaran perkebunan. Kalau sudah jelas
lokasi nanti kita sampaikan.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam mensinergikan penegakan hukum, katanya, kala izin lingkungan
KLHK dibekukan, maka memudahkan Kementan dalam membekukan izin operasi.
“Bisa kita minta bupati dan walikota mencabut. Dalam Permentan soal
Penilaian Kebun, jika kebun paling rendah (jelek) diberi peringatan tiga
kali lalu izin bisa dicabut.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jadi, aturan hukum di Kementan, katanya, bisa memberi sanksi mulai
yang berat sampai sangat berat. Dia menyebut, dalam UU Perkebunan 2014,
Pasal 108, jika perusahaan terbukti membuka lahan dengan membakar,
akan pidana 10 tahun dan denda Rp10 miliar. “Jika dilakukan korporasi
hukuman pidana ditambah sepertiganya.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40945" style="text-align: justify; width: 610px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Posko kebakaran lahan dan hutan di KLHK, Manggala Wanabhakti, Jakarta. Foto: Sapariah Saturi" class="size-full wp-image-40945" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/KLHK3-IMG_8516.jpg" height="400" width="300" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Posko kebakaran lahan dan hutan di KLHK, Manggala Wanabhakti, Jakarta. Foto: Sapariah Saturi</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40946" style="text-align: justify; width: 492px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Indikasi entitas atau konsesi. Sumber: KLHK" class="size-full wp-image-40946" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke1-Slide24.jpg" height="338" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Indikasi entitas atau konsesi. Sumber: KLHK</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40954" style="text-align: justify; width: 542px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Indikasi entitas ataupun konsesi perusahaan yang membakar hutan dan lahan dan akan dikenakan sanksi. Sumber: KLHK" class="size-full wp-image-40954" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke7-Slide29.jpg" height="369" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Indikasi entitas ataupun konsesi perusahaan yang membakar hutan dan lahan dan akan dikenakan sanksi. Sumber: KLHK</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40947" style="text-align: justify; width: 563px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Indikasi entitas atau konsesi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan. Sumber: KLHK" class="size-full wp-image-40947" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke8-Slide28.jpg" height="340" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Indikasi entitas atau konsesi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan. Sumber: KLHK</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Indikasi entitas maupun konsesi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan dan sedang diproses penerapan sanksi, sebagai langkah awal penengakan hukum sebelum masuk ke pidana atau perdata. Sumber: KLHK" class="size-full wp-image-40949" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke10-Slide26.jpg" height="367" width="400" /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<dl class="wp-caption alignnone" id="attachment_40949" style="text-align: justify; width: 503px;"><dd class="wp-caption-dd"><span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Indikasi entitas maupun konsesi yang mengalami
kebakaran hutan dan lahan dan sedang diproses penerapan sanksi, sebagai
langkah awal penengakan hukum sebelum masuk ke pidana atau perdata.
Sumber: KLHK</span></span></dd></dl>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40948" style="text-align: justify; width: 564px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Indikasi entitas atau konsesi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan dan diproses penerapan sanksi. Sumber: KLHK " class="size-full wp-image-40948" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke9-Slide27.jpg" height="322" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Indikasi entitas atau konsesi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan dan diproses penerapan sanksi. Sumber: KLHK</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40950" style="text-align: justify; width: 494px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Indikasi entitas maupun konsesi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan. Sumber: KLHK" class="size-full wp-image-40950" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/ke11-Slide25.jpg" height="336" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Indikasi entitas maupun konsesi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan. Sumber: KLHK</span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/18/inilah-ratusan-perusahaan-dengan-lahan-terbakar-yang-bakal-kena-sanksi/">link</a> </span></span></div>
</div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-28647439956898923882015-09-25T11:23:00.000+07:002015-09-25T11:40:30.829+07:00Lamprey, Ikan Prasejarah Bergigi Silet yang Muncul Kembali<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/lamprey-fish-dave-herasimtchuk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/lamprey-fish-dave-herasimtchuk.jpg" height="266" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Lamprey
pasifik (Lampetra tridentata), dipercaya salah satu vertebrata tertua
di bumi yang tidak berubah sejak jutaan tahun lalu. Foto: Dave
Herasimtchuk</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bagaimana jika mahluk pra sejarah kembali ditemukan saat ini? Apakah
mahluk ini masih dapat bertahan hidup di lingkungan yang telah berubah
dan telah mengalami polusi berat?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Badan Lingkungan Hidup Inggris baru-baru ini melaporkan telah
menjumpai kembali seekor ikan prasejarah yang terlihat di sungai
Derwent, Yorkshire sejak terakhir ditemukan pada abad ke-19 silam.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di masa lalu, ikan ini cukup mudah ditemukan di perairan Inggris,
namun karena terkena polusi saat Revolusi Industri dan pembangunan
pabrik sehingga ikan tersebut seolah-olah ‘menghilang’.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Makhluk aneh bernama lamprey itu mirip seperti ular dan dipercaya
telah ada lebih dari 200 juta tahun lalu atau jauh sebelum sebelum era
dinosaurus dan vertebrata tertua lainnya. Karena itulah, julukan “fosil
hidup” pun melekat padanya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ikan ini terlihat tidak berbahaya saat mulutnya menutup, wujudnya
mirip belut, namun saat membuka mulut mencari mangsa, terlihat ratusan
gigi-gigi terpancang setajam silet.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/Photo-courtesy-of-the-Great-Lakes-Fishery-Commissi.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/Photo-courtesy-of-the-Great-Lakes-Fishery-Commissi.jpeg" height="300" width="400" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ikan lamprey dengan giginya yang setajam silet. Photo courtesy: Great Lakes Fishery Commission</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/Lamprey-Mike-Ross-UNH-Photographic.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/Lamprey-Mike-Ross-UNH-Photographic.jpg" height="212" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Foto: Mike Ross/UNH Photographic Service</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Badan Lingkungan Hidup Inggris mengklaim bahwa keberhasilan menekan
polusi yang rendah dalam seratus tahun terakhir dan upaya konservasi
yang terus-menerus telah mengembalikan habitat yang baik bagi ikan
lamprey untuk perlahan-lahan kembali.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut para peneliti, ikan lamprey juga penting untuk memproses
nutrisi di sungai dan mampu menyediakan sumber makanan bagi ikan lainnya
dan burung, seperti bangau.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Selama dua ratus tahun terakhir, sungai-sungai belum mampu menjadi
tempat hidup bagi ikan lamprey sebagai akibat dari kualitas air, habitat
yang rusak dan berbagai tantangan lain yang dibuat manusia,” demikian
Simon Toms, ahli perikanan dari Inggris menyebutkan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kembalinya mereka pada habitat lama sesungguhnya indikasi bahwa
tingkat polusi menurun, dan sungai memiliki ekosistem yang lebih sehat.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meskipun wujudnya cukup menakutkan, ikan ini sesungguhnya tidak
berbahaya bagi manusia, dan kembalinya mereka ke perairan Inggris
sesungguhnya kabar baik. Namun demikian, ikan ini tetap sulit ditemui
karena keberadaanya masih tetap jarang.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ini adalah ikan yang fenomenal, fosil hidup, yang memiliki tempat
khusus dalam sejarah dan tradisi Inggris. Oleh karena itu, kami berharap
ikan prasejarah ini dapat berkembang lagi di sungai-sungai di Inggris,”
lanjut Toms.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ikan yang masuk dalam ordo Petromyzontiformes, ini terdiri dari tiga
spesies yang masih bertahan, satu spesies hidup di air laut yang kadang
masuk ke sungai untuk bertelur. Inilah spesies yang belum lama ini
ditemukan kembali.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk memacu populasinya, pihak terkait pun sedang mengusahakan agar
ikan dengan mulut penghisap itu dapat dipelihara supaya dapat berkembang
biak.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/19/lamprey-ikan-prasejarah-bergigi-silet-yang-muncul-kembali/">link </a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-13779787250993999032015-09-25T11:21:00.000+07:002015-09-25T11:40:38.918+07:00Si Udang Harimau Dari Indo Pasifik Yang Menawan<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Banyak sekali satwa laut
yang unik dan eksotis, yang menambah keindahan bawah laut, selain
terumbu karang. Salah satunya adalah udang <i>spinny tiger</i> (<i>Phyllognatia ceratophthalmus</i> atau <i>Phyllognathia ceratophthalma</i>). Udang yang termasuk keluarga crustacea ini memiliki beberapa nama lain, seperti udang harimau berduri, udang bongo, udang <i>h</i><i>orned </i><i>b</i><i>umblebee</i>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Udang spinny tiger ini masih satu familia dengan udang <i>h</i><i>arlequin</i> dan udang <i>b</i><i>umblebee</i>.
Dengan corak yang khas seperti loreng harimau, udang ini berukuran
relatif kecil. Mereka rata-rata hanya tumbuh maksimal 2 cm saja. Bahkan
sering dijumpai berukuran lebih kecil itu. Penyebaran satwa unik ini
ada di Indo Pasifik.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/tiger-shrimp-a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/tiger-shrimp-a.jpg" height="315" width="400" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Udang spinny tiger. Foto : Wisuda</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/tiger-shrimp-b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/tiger-shrimp-b.jpg" height="292" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Udang
spinny tiger (Phyllognatia ceratophthalmus atau Phyllognathia
ceratophthalma). Udang dari Indo Pasifik ini mempunyai nama lain udang
harimau berduri, udang bongo, udang horned bumblebee. Foto : Wisuda</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sampai saat ini, belum ada literatur yang menyebutkan kebiasaan makan
udang mungil ini. Peneliti mengasumsikan mereka memakan echinodermata
karena mempunyai hubungan dengan Hymenocera.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Karena ukurannya yang kecil, mereka pun pandai menyamar dan biasanya
tersembunyi diantara spons, puing-puing, algae atau di karang-rusak.
Beberapa juga ditemukan di <i>soft coral</i>. Ukuran tubuhnya yang
sangat mungil itu, menyebabkannya cukup sulit ditemukan . hidupnya pun
sangat sering berpasang – pasangan.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/tiger-shrimp-d.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/tiger-shrimp-d.jpg" height="400" width="337" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Udang spinny tiger. Foto : Wisuda</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/tiger-shrimp-e.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/tiger-shrimp-e.jpg" height="400" width="300" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Udang
spinny tiger (Phyllognatia ceratophthalmus atau Phyllognathia
ceratophthalma) ukurannya sangat kecil rata-rata hanya tumbuh maksimal 2
cm. Hidup diantara terumbu karang , spons dan alga. Foto : Wisuda</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bahkan kadang-kadang, mereka juga hidup dalam kelompok-kelompok
kecil atau keluarga. Dengan warna tubuh yang indah, mereka sering diburu
para penyelam dan pehobi fotogroafi <i>underwater</i> sebagai obyek foto atau bahkan dicari sebagai hewan peliharaan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/20/si-udang-harimau-dari-indo-pasifik-yang-menawan/">link </a></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-61677775404669303372015-09-25T11:18:00.001+07:002015-09-25T11:40:47.193+07:00Hutan Tropis Sumatera Masuk Warisan Dunia, Tapi Perambahan Terus Saja Terjadi di Leuser<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/03/HUTAN-TNGL-RUSAK-DI-ACEH-TENGGARA-2.jpg" height="266" width="400" /> </span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Salah satu kawasan TNGL yang dirambah di Aceh Tenggara. Foto: Junaidi Hanafiah</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tiga kawasan Taman Nasional di Sumatera yang termasuk <i>Tropical Rainforest Heritage of Sumatra</i> (TRHS) UNESCO, digolongkan dalam kriteria Warisan Dunia dalam Bahaya (<i>List of World Heritage in Danger</i>).
Ketiga kawasan konservasi tersebut adalah Taman Nasional Gunung Leuser
(TNGL), Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan (TNBBS).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>Kawasan yang mencakup area seluas 2,5 juta hektar ini</i>, menjadi sorotan dunia karena berbagai aktivitas ilegal seperti perambahan<i>, illegal logging</i>, perburuan satwa liar, dan rencana pembangunan jalan dalam kawasan yang terus berlangsung.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebagai contoh, salah satu kerusakan terparah kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) adalah yang berada di Provinsi Aceh. <i>Kawasan TNGL yang berada di Kabupaten Aceh Tenggara dan Gayo Lues rusak</i>
karena pembukaan lahan pertanian dan perkebunan yang tidak terkendali.
Padahal keberadaan kawasan TN penting dari sisi jasa lingkungan dan
perlindungan ekosistem.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari total luas kawasan TNGL di Kabupaten Aceh Tenggara seluas
376.104 hektar kerusakan telah mencapai 10.000 hektar. Sedangkan di
Kabupaten Gayo Lues dari total luas kawasan 240.304 hektar kerusakan
mencapai 2.500 hektar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" style="text-align: justify; width: 610px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/03/HUTAN-TNGL-RUSAK-DI-GAYO-LUES-1.jpg" height="266" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kawasan TNGL yang rusak di Kabupaten Kabupaten Gayo Lues. Foto: Junaidi Hanafiah</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Kerusakan Taman Nasional Gunung Leuser Tak Terkendali</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Mencermati kerusakan yang terjadi, Kamis (17/9) puluhan Mahasiswa
Pecinta Alam (Mapala) dari sejumlah perguruan tinggi di Aceh, melakukan
unjukrasa di Kantor Gubernur Aceh dan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh (DPRA).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam unjukrasa tersebut mereka menilai kerusakan Taman Nasional
Gunung Leuser (TNGL) di wilayah Aceh semakin tak terkendali. Bahkan,
bentang hutan hujan tropis tersebut semakin sulit di pertahankan karena
kegiatan pelanggaran hukum yang terus terjadi berlangsung tanpa upaya
serius untuk menghentikannya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Secara kasat mata dapat dilihat, laju kerusakan Taman Nasional
Gunung Leuser saat ini terus meningkat, baik karena kegiatan illegal
logging maupun pembukaan lahan oleh masyarakat untuk lahan pertanian,”
sebut M Ikbal salah pengunjuk rasa dari unsur Mapala menjelaskan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Bisa dipastikan, sebagian besar satwa yang diperdagangkan secara
illegal baik itu di Aceh maupun di Sumut berasal dari TNGL. Jika ini
terus dibiarkan dapat dipastikan TNGL, kawasan bentang hutan tropis
dunia, hanya akan tinggal nama.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Rencana pembukaan jalan yang melewati kawasan TN pun dikuatirkan akan
semakin menurunkan kualitas lingkungan. Sebagai dampak yang muncul
bencana alam yaitu banjir dan tanah longsor akan semakin sering terjadi
di wilayah rawan seperti Provinsi Aceh.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kami mendesak Gubernur Aceh tidak mengeluarkan izin Hak Guna Usaha
(HGU) di wilayah ekosistem Gunung Leuser, termasuk segera mencabut izin
perusahaan yang merusak TNGL,” ungkap Nabay, perwakilan Mapala
Universitas Teuku Umar Aceh Barat menambahkan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut Nabay, pihaknya mendukung segala upaya penegakan hukum
terhadap para cukong kayu dan pelaku perambahan di TNGL, termasuk cukong
kayu, pelaku perambahan dan para pejabat yang membuka perkebunan di
dalam kawasan TN.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Secara terpisah, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh
menyoroti peran dari Pemda Aceh yang minim dalam menyetop kerusakan yang
terus terjadi saat ini. Walhi Aceh mengkritik cara kerja Pemda yang
hanya pandai melahirkan kebijakan menjaga hutan, namun lemah dalam
implementasi kebijakan yang telah di keluarkan di tingkat lapangan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Sebagian besar hutan Aceh, termasuk TNGL telah beralih fungsi
menjadi kebun. Kebijakan untuk penyelamatan hutan cukup banyak di buat,
tapi tidak satupun kebijakan tersebut di jalankan,” jelas M. Nur,
Direktur Eksekutif Walhi Aceh menyebutkan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white; font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/20/hutan-tropis-sumatera-masuk-warisan-dunia-tapi-perambahan-terus-saja-terjadi-di-leuser/">link </a></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-15182842503954058792015-09-25T11:16:00.002+07:002015-09-25T11:16:47.263+07:00WWF : Sumber Daya Laut Global Dalam Ancaman Kerusakan Besar<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sumber daya kelautan global sedang terancam kerusakan besar
diakibatkan yang utama karena aktivitas manusia dan perubahan iklim.
Kehidupan manusia untuk hidup, termasuk dari sisi ekonomi dan bisnis
yang terkait laut, seperti pemukiman penduduk, pariwisata, perikanan
laut, industri pengapalan, industri ekstraktif dan pencemaran, telah
menekan dan merusak ekosistem laut secara global.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hal tersebut terungkap dalam laporan bersama <em>Zoological Society of London</em> (ZSL) dan WWF berjudul <i>Living Blue Planet Report 2015 </i>yang dirilis pada Kamis (16/09/2015).</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/wwf-ikan-raja-ampat-robert_delfs.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/wwf-ikan-raja-ampat-robert_delfs.jpg" height="262" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Seorang penyelam berada di samping gerombolan ikan di Raja Ampat, Indonesia. Foto : Robert Delfs/WWF</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari data global <i>Living Planet Index</i> (LPI) kelautan dalam
laporan tersebut menyebutkan setengah populasi vertebrata laut atau
lebih dari 1200 spesies laut, tidak hanya ikan, menurun pada kurun 1970 –
2012.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Laporan itu juga memprediksi terumbu karang bisa punah pada 2050
sebagai dampak dari perubahan iklim. Padahal sedikitnya 25 persen dari
semua populasi spesies laut dan setidaknya 850 juta orang bergantung
langsung kepada jasa ekonomi, sosial dan budaya yang disediakan terumbu
karang.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/wwf-populasi-laut-menurun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/wwf-populasi-laut-menurun.jpg" height="192" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Living
Blue Planet Report 2015 dari WWF dan ZSL yang dirilis pada Kamis
(16/09/2015) menyebutkan setengah dari populasi vertebrata laut atau
lebih dari 1200 spesies laut, tidak hanya ikan, menurun pada kurun 1970 –
2012. Sumber : WWF</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk Indonesia, dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
pada 2014, kawasan perairan Indonesia masih menjadi target utama
pencurian ikan, penangkapan ikan yang tidak dilaporkan dan liar (<em>illegal, unreported and unregulated /iuu fishing</em>).
Karenanya negara diperkirakan mengalami kerugian melebihi Rp 101
triliun per tahunnya. Tingkat kerugian tersebut sekitar 25 persen dari
total potensi perikanan yang dimiliki Indonesia sebesar 1,6 juta ton per
tahun.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kerugian akibat IUU fishing menjadi salah satu tantangan besar
Indonesia selain tekanan terhadap sumber daya laut dari praktek kelautan
yang tidak berkelanjutan, industri ekstraktif dan pariwisata.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meski demikian, <em>Living Blue Planet Report</em> menyatakan bahwa
kondisi laut beserta sumber dayanya yang terus menurun dalam beberapa
dekade terakhir dapat diperbaiki untuk kembali pada tingkat kelestarian
yang mampu menopang kehidupan manusia.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Direktur Jenderal WWF Internasional, Marco Lambertini mengatakan <i>Living Blue Planet Report</i> <i>2015</i>
diterbitkan untuk memberikan gambaran terkini dari keadaan laut. Bahwa
manajemen aktivitas manusia yang salah dalam memanfaatkan dan mengelola
sumber daya laut menjadi sumber kerusakan yang terjadi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dalam kurun waktu satu generasi, aktivitas manusia telah menimbulkan
kerusakan parah pada laut dengan menangkap ikan pada laju yang lebih
cepat daripada siklus reproduksinya, sementara itu praktek penangkapan
dan pembangunan pesisir juga menghancurkan tempat mereka untuk
berkembangbiak. Perubahan besar diperlukan untuk memastikan kehidupan
laut yang tetap melimpah untuk generasi mendatang,” kata Marco dalam
rilis laporan tersebut.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Untuk mengatasinya, lanjutnya, harus dilakukan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan yang mengeliminir tangkapan <i>bycatch</i>, sampah, <i>overfishing</i> dan pengaturan perikanan yang ketat.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sedangkan CEO WWF-Indonesia, Efransjah dalam peluncuran <i>Living Blue Planet Report 2015 </i>di Jakarta,<i> </i>mengatakan
laporan tersebut harus dibaca sebagai upaya WWF untuk menawarkan solusi
untuk membawa keluar laut dari kondisi yang terus menurun.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Perubahan mendasar yang dibutuhkan adalah mengubah pola hidup kita
kepada batas daya dukung laut sehingga laut bisa menjamin ketahanan
pangan, menjadi sumber penghidupan, mendukung pertumbuhan ekonomi dan
menjaga keseimbangan ekosistem global. Selain sektor perikanan, laut
juga menggerakkan berbagai sektor ekonomi lainnya seperti industri
pariwisata,” katanya.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/wwf-lobster-tantyo-bangun.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/wwf-lobster-tantyo-bangun.jpg" height="248" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Seekor lobster yang tertangkap dalam bubu di Blongko, Sulawesi Utara. Foto : Tantyo Bangun/WWF</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Efransjah mengatakan untuk itu WWF Indonesia bekerjasama dengan
berbagai pihak, terutama KKP, mempunyai berinisiatif untuk mengubah pola
hidup yang menguras daya dukung laut, antara lain dengan program <i>Seafood Savers.</i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>Seafood Savers</i> merupakan program perbaikan perikanan sesuai
standar MSC dan ASC yang disesuaikan dengan kondisi terkini perikanan
lokal dan nasional. Untuk <i>Best Management Practices</i> (BMPs) adalah
panduan perikanan budidaya yang bertanggung jawab menuju sertifikasi
keberlanjutan (MSC dan ASC). Sedangkan Pariwisata bahari yang
bertanggung jawab (<i>Responsible Marine Tourism</i>) penerapan wisata bahari yang mendukung konservasi di Indonesia dengan melibatkan pelaku wisata bahari.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan,
Suseno Sungkoyono menjelaskan pengelolaan sumber daya laut Indonesia
dibawah Menteri Susi Pujiastuti mengedepankan tiga aspek yaitu
kedaulatan wilayah engara, perikanan yang keberlanjutan dan
kesejahteraan bagi semua pemangku kepentingan, terutama nelayan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Suseno mengatakan berbagai kebijakan telah dan akan dilakukan oleh
KKP untuk mewujudkan tiga aspek pembangunan laut tersebut, antara lain
dengan moratorium perizinan kapal untuk tata kelola yang lebih baik,
penanggulangan pencurian ikan, pengaturan alat tangkap ikan dan
pengaturan penangkapan ikan dan satwa laut ekonomis dengan perikanan
yang berkelanjutan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/20/wwf-sumber-daya-laut-global-dalam-ancaman-kerusakan-besar/">link </a></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-36774972766188828892015-09-25T11:10:00.005+07:002015-09-25T11:10:56.135+07:00Organisme Apa yang Terbesar di Dunia? …. Ternyata Jamur<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="jamur madu (Armillaria solidipes) yang tumbuh di kawasan Blue Montains, Oregon, Amerika Serikat. Credit Photo: Elzbieta Sekowska, via Shutterstock." class="size-full wp-image-40761" height="265" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/shutterstock_39775942-1.jpg" width="400" /> </span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jamur
madu (Armillaria solidipes) yang tumbuh di kawasan Blue Montains,
Oregon, Amerika Serikat. Credit Photo: Elzbieta Sekowska, via
Shutterstock.</span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jika ditanya tentang organisme hidup terbesar di dunia saat ini, apa
yang ada di benak kita? Bisa jadi ikan Paus. Mahkluk laut raksaasa, paus
biru (<em>Balaenoptera musculus</em>), memang memiliki ukuran sangat besar, mempunyai panjang 30 meter dan mempunyai berat hingga 180 ton.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan ukuran sebesar itu, makhluk ini dipercaya lebih besar dari
dinosaurus terbesar sekalipun yang pernah hidup di planet Bumi. Tetapi
ternyata, Paus Biru bukanlah organisme hidup terbesar di dunia.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Rekor itu ternyata dipegang oleh salah satu makhluk hidup yang mungkin tak pernah kita sangka, yakni jamur.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jamur yang dimaksud tersebut adalah jamur madu (<em>Armillaria solidipes</em>)
yang tumbuh di kawasan Blue Montains, Oregon, Amerika Serikat. Jamur
ini menutupi kawasan seluas 965 hektar atau sekitar 1.665 kali luas
lapangan sepakbola. Jamur terbesar ini ditemukan pada tahun 1998.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bukan hanya ukurannya, usia jamur ini juga sangat fantastis.
Berdasarkan tingkat pertumbuhannya hingga sekarang, diperkirakan jamur
ini berusia 2.400 tahun.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa jamur ini telah hidup sejak
8.650 tahun yang lalu. Jadi, bisa jadi jamur ini juga memegang rekor
sebagai organisme tertua di dunia.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jamur madu merupakan nama yang biasa diberikan pada jamur-jamur yang
memiliki genus Armillaria. Jamur parasit ini mengkolonisasi dan membunuh
pepohonan di sekitarnya. Saking menyebalkannya jamur ini untuk para
pecinta pohon, jamur ini memiliki julukan “<em>Gardeners Nightmare</em>” atau “Mimpi Buruk para Pekebun”.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/A.-ostoyae.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/A.-ostoyae.jpg" height="296" width="400" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Armillaria ostoyae, salah satu kerabat jamur madu lainnya. Foto: Alan Rockefeller/ Wikipedia common</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jamur ini juga dikenal sebagai pembunuh pepohonan. Sebelum jamur
terbesar ini ditemukan, Dinas Kehutanan Amerika Serikat sedang mencari
penyebab banyaknya pepohonan yang mati, terutama cemara.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Mereka mengambil foto udara dan sampel dari sekitar 112 pohon yang
mati. Mereka menemukan sekitar 108 di antara pohon yang mati ternyata
telah terinfeksi jamur madu.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Para peneliti kemudian meneliti sampel jamur yang diperoleh, dan
memasangkan miselia masing-masing jamur satu sama lain untuk mengetahui
apakah mereka berasal dari koloni yang sama. Secara mengejutkan, mereka
menemukan bahwa 61 pohon yang tumbang tersebut diserang oleh koloni
klonal-individu jamur yang sama.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hal tersebut terlihat dari susunan genetik jamur yang sama, sehingga
disimpulkan bahwa jamur-jamur tersebut merupakan satu organisme!</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Semua jamur dalam genus Armillaria dikenal sebagai jamur madu, yang
memiliki tubuh buah kuning dan rasa manis yang mereka hasilkan. Spesies
jamur raksasa yang pertama ditemukan di alam adalah <em>Armillaria bulbosa</em>, yang kemudian berganti nama <em>Armillaria Gallica</em> di Michigan. Spesies ini mengokupasi lahan sekitar 15 hektar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Segera setelah itu, penemuan jamur yang lebih besar di barat daya
Washington, kemudian di Colorado pada tahun 1992. Jamur madu Armillaria
ostoyae, mencakup sekitar 600 hektar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Para ahli biologi telah lama berdebat tentang apa yang didefinisikan
sebagai organisme individual. Jika sebuah organisme individual
didefinisikan sebagai “sel-sel yang secara genetik identik, dapat
berkomunikasi, dan mempunyai tujuan yang sama atau setidaknya dapat
mengkoordinasikan diri mereka sendiri.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan definisi tersebut, maka jamur <em>A. solidipes</em> adalah pemegang rekor organisme terbesar di dunia saat ini.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/14/organisme-apa-yang-terbesar-di-dunia-ternyata-jamur/">link </a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-80391771197687099022015-09-25T11:08:00.004+07:002015-09-25T11:08:50.513+07:00Selain Ganggu Aktivitas, Asap di Kota Jambi Telah Sebabkan 20.000 Warga Terjangkit ISPA<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/asap-jambi4-IMG_0262.jpg" width="400" /> </span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Suasana
pasar di Kota Jambi yang diselimuti asap pekat. Jutaan warga Jambi
terpapar asap hingga pertengahan September ini. Foto: Elviza Diana</span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sejak tiga pekan terakhir Santi (30 tahun), warga Simpang Rimbo,
Jambi setiap pagi mesti rajin mengepel lantai rumahnya. Tidak hanya abu
putih yang masuk ke dalam rumahnya, kini abu hitam seperti hasil
pembakaran sampah sudah sering membombardir teras rumahnya. Bahkan
terkadang, abu hitam sesekali masuk ke hingga dalam rumah.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Awalnya saya penasaran, ini abu apa? Setiap habis saya sapu, kok ada
terus. Padahal seluruh jendela rumah sudah saya tutup. Ternyata abu itu
masuk dari lubang angin yang terbawa angin,” jelas Santi kepada <em>Mongabay Indonesia</em> (15/9).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut Santi, abu hitam itu tidak bisa disapu saja. Lantai terasnya
malah semakin hitam. Satu-satunya cara adalah dengan mengepelnya. Meski
tak bertahan lama. Pagi dibersihkan, sore sudah kotor kembali.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Apa boleh buat, saya harus sering mengepel lantai biarpun sudah
krisis air,” ujarnya. Sekali tiga hari, Santi mengaku membeli air 1.000
liter (satu <em>tekmon</em>) seharga Rp 90 ribu buat kebutuhan sehari-hari.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hal sama juga dialami Rinaldi (36). Alhasil, sudah hampir sebulan dia
mengurung diri bersama keluarga di dalam rumah. “Saya tak mau ambil
resiko, kedua anak saya saya liburkan sendiri biarpun sesekali pihak
sekolah meminta anak-anak untuk bersekolah,” tuturnya menjelaskan kepada
<em>Mongabay. </em></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Rinaldi merasakan betul betapa kabut asap kian mengganggu aktivitasnya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kita pun sesak, mau ke luar rumah salah, <em>enggak</em> ke luar
salah,” katanya. Menurutnya, kabut asap tahun ini yang paling parah dan
menyesakkan dada dibanding beberapa tahun sebelumnya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Rinaldi amat kuatir dampak asap terhadap dua anaknya yang masih kecil
dan istrinya yang tengah hamil 5 bulan. Gejala batuk setelah menghirup
udara yang tak lagi segar mulai dirasakan oleh keluarganya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“<em>Enggak</em> tahan kita abu sama asap, langsung ke dada rasanya,” ujarnya.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/Debu-Asap-di-Rumah-Penduduk-Jambi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/Debu-Asap-di-Rumah-Penduduk-Jambi.jpg" height="230" width="320" /></a></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Debu
dan abu asap kebakaran lahan dan hutan yang menempel di rumah warga di
Jambi, abu pada jendela (kiri), sofa (atas), kain penutup (bawah). Foto:
Willy Marlupi</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong> Dua Puluh Ribu Orang Lebih Telah Terjangkit ISPA </strong></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tidak hanya Rinaldi seorang yang merasakan penderitaan tersebut.
Jutaan jiwa warga di Jambi telah terganggu akibat kualitas udara yang <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/14/sepekan-ini-udara-kota-jambi-berbahaya-warsi-belasan-perusahaan-sumbang-titik-api/"><em>semakin bertambah buruk dalam dua minggu terakhir. </em></a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Berdasarkan Dinas Kesehatan Kota Jambi, jumlah warga yang telah
terserang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Jambi hingga
Senin (14/9) telah mencapai 20.741 orang.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jumlah ini meningkat 10.741 orang atau naik sekitar 105 persen
dibandingkan penderita ISPA di kota itu dua pekan lalu, yaitu sekitar
10.000 orang.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Drastisnya peningkatan jumlah penderita ISPA di Kota Jambi terjadi
dalam dua pekan terakhir. Penderita ISPA di bulan Agustus lalu sekitar
2.849 orang,” jelas Ida Yuliati, Kadinas Kesehatan Kota Jambi (14/9).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jumlah penderita ISPA kemudian meningkat menjadi 3.357 orang pada
awal September. Sedangkan akhir pekan pertama September, jumlah
penderita ISPA di kota itu drastis meningkat menjadi lebih 10.000 orang.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Drastisnya pertambahan penderita ISPA di Kota Jambi disebabkan
polusi udara yang meningkat dua pekan terakhir akibat asap,” ujar Ida.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tidak saja di Kota Jambi, Dinas Kesehatan Provinsi Jambi pun mencatat
kasus ISPA di Provinsi Jambi melonjak drastis. Hingga minggu ke-35,
jumlah penderita mencapai 10.058 kasus yang tersebar di seluruh Provinsi
Jambi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Andi Pada, mengatakan lonjakan
terjadi pada minggu ke-33, yakni akhir Agustus 2015. Jumlah penderita
mencapai 6.000 kasus, kemudian dalam dua minggu terakhir naik menjadi
10.058 kasus.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Karena memang dalam dua minggu ini kondisi asap statusnya sudah
berbahaya. Asap bercampur abu kasar,” katanya. Asap bercampur abu tak
hanya menginfeksi saluran pernafasan, namun menyebabkan iritasi mata.
Abu yang sudah sampai ke permukiman warga pun memberi risiko lebih
tinggi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kasus paling tinggi di Muaro Jambi, karena di sana banyak kebakaran
terjadi. Kita imbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. Kalau
keluar gunakan masker dan kacamata,” jelas Andi sembari menambahkan
bahwa pihaknya telah menginstruksikan agar Puskesmas dan Posko Kesehatan
terutama di wilayah rawan asap disiagakan selama 24 jam.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/asap-jambi2-IMG_0297.jpg" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jembatan Gentala Arsy, ikon Kota Jambi yang membelah Sungai Batanghari tampak diselimuti asap. Foto: Elviza Diana</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong>Asap Dapat Menyebabkan Resiko Gagal Janin Kandungan</strong></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jika ISPA adalah masalah kesehatan yang langsung dirasakan oleh
masyarakat, maka menurut dokter spesialis kandungan, dr Panggayuh SPOG
kabut asap juga akan dapat berdampak buruk kepada ibu hamil dan janin.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ia menjelaskan, ibu hamil yang terkena kabut asap (asap parah) bisa
terkena penyakit paru-paru sehingga oksidasi yang didapat berkurang dan
penyaluran oksigen ke bayi juga berkurang.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dampak asap bagi kehamilan dalam jangka waktu dekat bisa menyebabkan
gagal janin atau kematian bayi dalam kandungan, untuk jangka waktu
panjang semisal usia kandungan sekitar usia tiga sampai lima bulan akan
menyebabkan bayi lahir dengan kondisi prematur, berat badan rendah,
autis atau kelainan lainnya,” katanya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ia mengimbau, agar ibu hamil memakai masker ketika di dalam maupun
luar ruangan, dan jangan berlarut di luar rumah, karena dampaknya buruk
terhadap kandungan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Penanganan kabut asap ini harus cepat diminimalisir dampaknya, kalau
berlarut-larut seperti ini akan mengganggu perkembangan bayi,” jelas
Panggayuh yang juga berpraktek di salah satu rumah sakit swasta di
Jambi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/15/selain-ganggu-aktivitas-asap-di-kota-jambi-telah-sebabkan-20-000-warga-terjangkit-ispa/">link </a></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-19387682591007446792015-09-25T11:06:00.002+07:002015-09-25T11:06:19.040+07:00Mau Gugat Pemerintah soal Asap? Berikut Ini Posko-posko Pengaduan Warga<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Palang Merah Indonesia bersama Pemerintah Kalbar dan sejumlah elemen masyarakat membagi-bagikan masker kepada pengendara sepeda motor di Pontianak. Foto: Andi Fachrizal" class="size-full wp-image-40840" height="281" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/kb2.jpg" width="400" /> </span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Palang
Merah Indonesia bersama Pemerintah Kalbar dan sejumlah elemen
masyarakat membagi-bagikan masker kepada pengendara sepeda motor di
Pontianak. Foto: Andi Fachrizal</span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kebakaran hutan dan lahan di berbagai daerah yang menimbulkan asap
hingga ratusan ribu jiwa menderita menuai protes berbagai pihak.
Peristiwa terus berulang, bak agenda tahunan dan belum ada penanganan
sampai akar masalah. Walhi, sebagai organisasi lingkungan, pun membuka
posko pengaduan warga yang ingin mengajukan gugatan <i>class action </i>kepada
pemerintah. Posko ini dibuka di daerah-daerah yang mengalami kebakaran
dan asap parah, berulang, dengan korban dan kerugian sangat besar,
seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Riau dan
Jambi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Walhi membuka posko gerakan rakyat melawan “asap.” Melawan asap ini
adalah melawan kejahatan korporasi dan pembiaran negara yang menyebabkan
bencana asap,” kata Edo Rahman, dari Walhi Nasional, dalam keterangan
tertulis.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia mengatakan, posko ini akan memfasilitasi gugatan warga atas
kerugian dampak bencana asap. Ia juga jadi posko pengaduan dan
penanganan bencana asap.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kami mengajak warga aktif memperjuangkan hak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat. Hak bebas dari ancaman asap, hak kesehatan, hak
hidup dengan kualitas udara baik. Kami juga mengajak masyarakat di
tempat lain bersolidaritas dan mendukung perjuangan ini,” katanya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bencana berulang ini, katanya, memperlihatkan negara abai memberikan
perlindungan terhadap keselamatan rakyat. Terlebih, katanya, fakta
memperlihatkan, sebagian besar sebaran api di konsesi perusahaan, baik
hutan tanaman industri (HTI), perkebunan sawit maupun pertambangan.
“Korporasi harus bertanggungjawab atas bencana asap yang ditimbulkan
akibat praktik buruk korporasi.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Walhi menilai, penanganan kebakaran hutan dan lahan selalu pendekatan
sama: reaksioner dengan memadamkan api, tanpa melihat akar persoalan
bencana asap terjadi. Pemerintah, katanya, belum menyentuh korporasi
sebagai aktor yang harus bertanggungjawab. “Dengan mereview dan mencabut
izin perusahaan, khusus yang berulang ditemukan kebakaran di wilayah
konsesi.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kolaborasi kejahatan korporasi dan negara abai ini, katanya,
menyebabkan begitu banyak korban berjatuhan, dan kerugian tidak
terhitung. Terutama, kesehatan kelompok rentan seperti anak-anak, masa
depan terancam karena paparan asap.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40842" style="text-align: justify; width: 614px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Posko pengaduan warga terdampak asap di Walhi Jambi. Foto: Walhi Jambi" class="size-full wp-image-40842" height="241" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/walhi-jambi1-11988540_10205144047460552_7848086488391285905_n.jpg" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Posko pengaduan warga terdampak asap di Walhi Jambi. Foto: Walhi Jambi</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Gugatan dari Kalbar</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di Kalimantan Barat, sejumlah elemen masyarakat sipil tergabung dalam Koalisi Rakyat Kalbar Menggugat, menyiapkan gugatan <i>class action</i>
kepada Pemerintah Kalbar terkait penanganan kabut asap. Gugatan ini,
antara lain merujuk data kombinasi citra satelit Aqua dan Terra MODIS
per 10 September 2015 mendeteksi 397 hotspot di konsesi sawit dan
IUPHHK-HT (HTI).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Perkebunan sawit di Kalbar, menempati peringkat tertinggi dengan
total hotspot 313. Menyusul HTI 84 hotspot. Dari total hotspot sawit,
PT Agro Lestari Mandiri (69) hotspot, PT Sinar Karya Mandiri (36), PT
Mekar Karya Kahuripan (34), PT Kayung Agro Lestari (20), PT Wahana
Plantation (15) dan PT Limpah Sejahtera (13) serta PT Cipta Usaha Sejati
(13). Masih ada 34 perusahaan sawit lainn yang terdeteksi citra satelit
dengan hotspot 1-10.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sedang di HTI, PT Buana Megatama Jaya terbanyak 18 hotspot. Menyusul
PT Mahkota Rimba Utama (16) , PT Sebukit Power( 8) dan PT Lingga
Tejawana (8 ). Masih ada 10 perusahaan lain dengan sebaran 1-7 hotspot .</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hal ini terungkap dalam rapat konsolidasi Koalisi di Pontianak, Selasa (15/9/15). “Data sebaran hotspot ini hasil <i>overlay </i>dengan
peta konsesi di Kalbar sesuai deteksi tanggal citra satelit. Tapi ini
belum ada verifikasi lapangan,” kata Anton P Widjaya, juru bicara
Koalisi.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain itu, katanya, gugatan merujuk sejumlah realitas asap di
Kalbar, seperti penanganan dengan pendekatan sama seperti pada
tahun-tahun lalu tanpa melihat akar persoalan konferehensif.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kita apresiasi upaya pemerintah membagi-bagikan masker di jalan. Sama seperti <i>water bombing</i> untuk memadamkan api. Semua itu belum mampu menjawab akar persoalan asap Kalbar.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Posko pengaduan</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Koalisi juga mendirikan tujuh posko pengaduan tersebar di Posko
Walhi, Posko Tugu Digulis, Posko Paris, Posko Siantan, Posko Kota Baru,
Posko Jeruju, dan Posko Kubu Raya.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Posko-posko ini untuk menerima aduan masyarakat korban asap. “Kita
menargetkan minimal 1.000 aduan masyarakat untuk menggugat pemerintah di
PN Pontianak. Saya yakin angka ini tercapai mengingat kuatnya dukungan
dari sejumlah organisasi massa.”</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Adapun tuntutan Koalisi adalah penegakan hukum korporasi yang lahan
konsesi terbakar atau dibakar, mengganti kerugian masyarakat akibat
kebakaran hutan/lahan dan kabut asap, serta mengganti seluruh biaya
pengobatan korban asap di Kalbar.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40841" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Dinas Kesehatan Kalimantan Barat menyebar imbauan bahaya asap dan menganjurkan pengendara bermotor untuk menggunakan masker. Foto: Andi Fachrizal" class="size-full wp-image-40841" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/kb3-IMBAUAN.jpg" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dinas
Kesehatan Kalimantan Barat menyebar imbauan bahaya asap dan
menganjurkan pengendara bermotor untuk menggunakan masker. Foto: Andi
Fachrizal</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
<strong>Posko Pengaduan Warga:</strong>
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br />
Walhi Kalteng: Jl. Virgo IV No. 135, Kalimantan Tengah 73112, Indonesia
Phone:+62 536 3238382.Walhi Kalbar: Jl. M. Husni Thamrin No. P-25
Kelurahan Bansir Laut Rt. 01/05 Pontianak Kalimantan Barat. Telp:
0561-738627</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Walhi Sumsel: Jalan Bliton No. 50B RT01/RW05, Kel. 26 Ilir, Kec. Ilir Barat 1, Sumatera Selatan, Indonesia. Phone:+62 711 321010</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Walhi Riau: L. Katio, No. 03, Tangkerang Tengah, Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau, Indonesia. Phone:+62 761 25646</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Walhi Jambi: Jl. Titiran No. 38 Rt. 27/01 (Lorong Nusantara Lebak
Bandung), Kelurahan Lebak Bandung Kecamatan Jelutung Kota Jambi.
Telp/Fax: 0741-7551959<br />
</span></span>
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><em>Sumber: Walhi<br />Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/16/mau-gugat-pemerintah-soal-asap-berikut-ini-posko-posko-pengaduan-warga/">link</a></em></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-71231638958660047132015-09-25T11:03:00.004+07:002015-09-25T11:03:57.748+07:00Ingin Mengenal Laut Lebih Dekat? Yuk ke Festival Laut<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><em><img alt="Terumbu karang di Indonesia, salah satu kekayaan alam yang terancam. Sebagian sudah rusak. Foto: Wildlife Conservation Society" class="alignnone" height="300" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/01/WCS_CRS_Lombok-2.jpg" width="400" /> </em></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><em>Terumbu karang di Indonesia, salah satu kekayaan alam yang terancam. Sebagian sudah rusak. Foto: Wildlife Conservation Society</em></span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Laut merupakan ekosistem penyedia sumber pangan dan obat-obatan,
alias sumber kehidupan bagi manusia. Ia juga habitat 50-80% keragaman
hayati dunia. Kesehatan ekosistem laut harus terjaga.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Indonesia, berperan penting dalam menjaga laut dunia. Mengapa?
Dengan 17.504 pulau, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia. Garis pantai 95.181 kilometer persegi, terpanjang di dunia
setelah Kanada, Amerika Serikat dan Rusia. Sebanyak 65% dari 467
kabupaten/kota di negeri ini berada di pesisir. Pada 2010, populasi
penduduk Indonesia lebih 237 juta orang, sekitar 80% hidup di pesisir.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kekayaan spesial karena negara kepulauan, Indonesia memiliki terumbu
karang mencapai 50.875 kilometer persegi, atau sekitar 18% dari total
dunia. Sebagian besar di bagian timur Indonesia atau biasa disebut
segitiga karang (<i>coral triangle</i>). Ia menjadi salah satu kekayaan hayati dunia, rumah sekitar 590 spesies karang keras.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bagaimana kondisi laut Indonesia?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Greenpeace memaparkan, lautan dunia terus mengalami tekanan luar
biasa dari berbagai ancaman baik pencemaran, penangkapan ikan berlebih
dan perubahan iklim. Ancaman juga tak terlepas di laut Indonesia.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Data Pusat Penelitian Oseano Pusat Penelitian Oseano-grafi LIPI
mengungkap, hanya 5,3% terumbu karang Indonesia tergolong sangat baik,
27,18% kondisi baik, cukup 37,25%, dan buruk 30,45%.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Greenpeace menyebutkan, penyebab kerusakan terumbu karang rusak
antara lain pembangunan pesisir, pembuangan limbah berbagai aktivitas
didarat maupun di laut, sedimentasi akibat hulu dan daerah aliran sungai
rusak. Juga, pertambangan, penangkapan ikan merusak– menggunakan
sianida dan alat tangkap terlarang, pemutihan karang akibat perubahan
iklim, serta penambangan terumbu karang.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" style="text-align: justify; width: 610px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" height="300" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/02/Penangkapan-Hiu-Muara-Angke-Jakarta.jpg" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Foto-foto
diatas, adalah pemandangan di Pelabuhan Muara Baru dan Muara Angke
Jakarta pada 2014. Inilah salah satu aktivitas di pusat pengumpulan
hasil tangkapan hiu dan pari di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta. Foto:
Australian National Fish Collection, CSIRO.</span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kondisi miris lagi, Indonesia sudah kehilangan sebagian besar
mangrove. Periode 1982-2000, mangrove hilang lebih 4,2 juta hektar.
Begitu juga padang lamun. Padang lamun rentan gangguan alam dan
kegiatan manusia, misal, pengerukan buat pembangunan real estate pinggir
laut, pelabuhan, industri, saluran navigasi, limbah industri terutama
logam berat dan senyawa organolokrin. Lalu, pembuangan limbah organik,
limbah pertanian, pencemaran minyak, dan perusakan habitat di lokasi
pembuangan hasil pengerukan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ancaman terhadap laut juga didorong perilaku dan pola konsumsi manusia yang tidak berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan hidup.<b> </b>Penangkapan ikan berlebih (<i>overfishing</i>), terjadi, sumber daya ikan global terkuras ditandai populasi jenis ikan predator tingkat atas (<i>top predators</i>), yakni hiu, makin berkurang.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hiu berperan vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Tak
sekadar predator yang memangsa ikan lain, hiu sebagai dokter yang
memastikan kondisi ekosistem laut tetap sehat dan agar ikan jenis lain
bisa lestari dan berlimpah. IUCN Shark Specialist Group menyatakan,
secara global sekitar satu dari empat (seperempat) hiu dan kerabatnya (<i>skates, rays and chimaeras</i>) –kelompok hewan bertulang rawan kelas Chondrichthyes terancam punah.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sampah atau limbah juga masih masalah besar bagi kesehatan ekosistem laut baik global maupun Indonesia.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dengan berbagai ancaman itu, bukan mustahil laut sehat bakal hilang
dan tidak bisa dinikmati generasi sekarang dan mendatang. Untuk itu,
semua perlu berperan dan mengambil langkah dalam mewujudkan laut sehat,
baik masyarakat, pemerintah maupun pengusaha.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong>Festival laut </strong></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Guna membawa isu perlindungan dan pelestarian laut lebih dekat
kepada masyarakat urban, terurtama warga Jakarta, Greenpeace di
Indonesia, menyelenggarakan Festival Laut seharian penuh di Taman
Kridaloka, Senayan, Jakarta, pada 19 September 2015.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Adapun isu yang diangkat dalam gawe dengan tema Aku Cinta Lautku ini,
seputar wisata laut berkelanjutan, sampah laut, penangkapan hiu,
pangan laut berkelanjutan dan penangkapan berlebih.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam festival ini akan memperlihatkan, urgensi bagaimana hidup
manusia terhubung dengan laut. Tempat acara akan didekorasi laut. Akan
ada lokakarya, band, pameran foto, sampai demo memasak makanan
berkelanjutan. Ada juga panggung musik, teater, pemutaran film, bazaar
produk berkelanjutan, berkisah dan talkshow. Beberapa tokoh dan musisi
akan tampil antara lain Kak Seto, Chef Adrian, Abdul and The Coffee
Theory dan White Shoes.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Acara ini juga didukung beberapa organisasi maupun komunitas seperti
Bali Tolak Reklamasi, Savesharks, Sea Soldiers Yayasan Mangrove
Indonesia Salina (Satu Laut Indonesia), Diet Kantong Plastik (IDKP),
Miss Scuba Indonesia Kemangteer dan Save Bangka Island, 4C LSPR serta
Hilo Green. *Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber paparan
Greenpeace soal laut Indonesia.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" style="text-align: justify; width: 610px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2013/09/Pulau222.jpg" width="400" /></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tampak
sisa-sisa ‘rumah’ mangrove yang sudah terkikis. Kehadiran mangrove di
Kepulauan Tanakeke, sangat penting, antara lain untuk menjaga pulau dari
hantaman ombak. Foto: Wahyu Chandra<br /><br />Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/17/ingin-mengenal-laut-lebih-dekat-yuk-ke-festival-ini/">link</a></span></span></div>
</div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-77083221448289228232015-09-25T11:02:00.001+07:002015-09-25T11:02:15.409+07:00Setelah Lahan Gambut, Hutan Lindung Gunung Dempo pun Turut Terbakar<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Penampakan Gunung Dempo yang terbakar, dilihat malam hari. Foto: Muhammad Wujud" class="size-full wp-image-40922" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/gunung-dempo-terbakar.-dilihat-malam-hari.-foto-muhammad-wujud.jpg" width="400" /> </span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Penampakan Gunung Dempo yang terbakar, dilihat saat malam hari. Foto: M. Wujud</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><em>Polda Sumsel telah menetapkan enam perusahaan pembakaran lahan
gambut dan hutan di Sumsel masuk ke tingkat penyidikan kepolisian.</em></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Belum selesai persoalan kebakaran lahan gambut, titik api terus
bermunculan di Sumatera Selatan. Kali ini melanda Hutan Lindung Gunung
Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan. Ratusan hektar hutan pun turut
terbakar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kebakaran yang mulai terlihat sejak Senin (14/09) lalu hingga Kamis
(17/09) malam masih terlihat. “Saat malam Rabu kemarin, Dempo seperti
mengeluarkan api. Malam ini asap masih terlihat dari hutan di Dempo, ”
jelas Muhammad Yogi Rivaldi, masyarakat dan juga pegiat Aliansi
Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sumatera Selatan, yang berada di
Pagaralam.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Titik api yang terlihat di kaki gunung setinggi 3.173 meter dari
permukaan laut tersebut, mulai dapat diatasi setelah Kamis (17/9) dua
helikopter dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera
Selatan membantu pemadaman. Namun, upaya pemadam darat dan udara
mengalami kesulitan karena kabut tebal, dan arah angin sulit ditebak.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Tapi api saat ini mulai dapat diatasi,” kata Herawadi, kepala BPBD
Kota Pagaralam, kepada wartawan, Kamis (17/09). Apa penyebab kebakaran?
“Kita belum tahu. Kita masih fokus pemadaman,” kata Herawadi.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saat api terlihat pada 15 September 2015 lalu, BPMPD bersama
masyarakat, anggota militer dan polisi, melakukan pemadaman melalui
darat dengan peralatan seadanya. Tapi api tidak mampu dijinakan,
sehingga mereka mundur. Mereka pun minta bantuan pemerintah Sumatera
Selatan, dan hari ini dua helikopter didatangkan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Keterlambatan helikopter kemungkinan karena melakukan pemadaman di
wilayah gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin.
Kebakaran di hutan lindung di kaki Gunung Dempo seluas 28.740 hektar
tersebut, jelas menambah kerusakan hutan yang sebelumnya sekitar seribu
hektar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sejak tahun lalu hutan lindung di kaki Gunung Dempo <em>menjadi perhatian para pegiat lingkungan hidup.</em> Sebab bukan hanya soal perambahan, juga isu mengenai penambangan emas yang dinilai mengancam keberadaan hutan lindung tersebut.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Sebaiknya pemerintah segera mengetahui penyebab kebakaran, termasuk
pula pelakunya. Meskipun musim kemarau, kekeringan tidak begitu terasa
dibandingkan hutan lain di Sumsel. Hutan basah. Kami sangat yakin
kebakaran ini disengaja. Pasti ada tujuannya,” kata Yogi, yang juga
pendaki gunung.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" style="text-align: justify; width: 770px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="" height="275" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/7.-Perkebunan-sawit-milik-PT-PSM-yang-terbakar.-Foto-Taufik-Wijaya.jpg" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kebakaran
lahan gambut yang terjadi di Sumatera Selatan telah berlangsung 18
tahun dan menyebabkan kerusakan lahan sekitar 1 juta hektar. Foto:
Taufik Wijaya</span></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><strong>Polda Sumsel usut Para Pembakar Lahan </strong></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari 33 kasus pembakaran lahan dan hutan di Sumatera Selatan yang
sedang diproses kepolisian, enam pimpinan perusahaan direncanakan akan
ditahan. Satu perusahaan yang berlokasi di Kabupaten Musi Banyuasin
tidak memiliki izin lahan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ke-33 kasus pembakaran lahan dan hutan tersebut, 19 melibatkan
korporasi perusahaan, sementara 14 kasus melibatkan perseorangan. Ke-19
kasus itu terkait perusahaan perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman
Industri (HTI).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari 19 kasus tersebut, empat kasus ditangani Mabes Polri. Sementara
di Sumsel, enam kasus ditingkatkan ke penyidikan. Dua kasus ditangani
Polda Sumsel, dua kasus oleh Polres Banyuasin, satu kasus oleh Polres
Musi Banyuasin, satu kasus oleh Polres Ogan Komering Ilir (OKI).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ada enam kasus yang melibatkan perusahaan korporasi sudah
ditingkatkan ke penyidikan. Enam kasus (melibatkan) korporasi tersebut,
dua kasus ditangani Polres Banyuasin, satu kasus ditangani Polres Ogan
Komering Ilir, satu kasus di Polres Musi Banyuasin, dan dua kasus di
Polda Sumsel,” jelas Kapolda Sumsel Iza Fadri yang didampingi Karo Ops
Kombes Pol Iskandar dan Kabid Humas Kombes Pol Djarod Padakova (15/09).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Berdasarkan penelusuran <em>Mongabay-Indonesia</em>, nama dari enam
perusahaan tersebut adalah PT RHM, PT SBN, PT MSA, PT GAL (Kabupaten
Musi Banyuasin), PT RPP (Kabupaten OKI) dan PT AA (Kabupaten Banyuasin).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Untuk lahan perusahaan korporasi yang terbakar, kita cari dulu
pemiliknya. Bukti-bukti kita kumpulkan dan siapa yang bertanggung
jawab,” jelas Iza menjelaskan tahapan yang dilakukan oleh pihak
kepolisian.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Terkait dengan perusahan korporasi yang tidak memiliki izin, Iza
Fadri menjelaskan bahwa pihak kepolisian akan mengejar hingga level
pimpinan perusahaan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Jika kita berbicara perusahaan, maka yang bertanggung jawab adalah pengelola atau direktur perusahaan,” jelas Kapolda.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Langkah tegas pihak kepolisian ini turut diapresiasi oleh kelompok
masyarakat. Ahmad Fitriyadi Munginsidi, ketua DPW Serikat Petani (SPI)
Sumatera Selatan, mengapresiasi langkah hukum, namun dia pun memberikan
catatan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Persoalan kerusakan hutan dan lahan gambut ini tidak sebatas
persoalan penegakan hukum. Pemerintahan Jokowi-JK harus memikirkan
langkah-langkah dalam memperbaiki hutan dan lahan gambut yang kian
kritis,” kata Ahmad. Menurutnya jika sebagian lahan yang rusak itu dapat
dikelola oleh masyarakat, maka mereka akan menjaga hutan dan lahan
gambut yang ada.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: white;">Hingga saat ini terdapat enam kabupaten dan kota yang terdampak kabut
asap kebakaran lahan dan hutan di Sumatera Selatan, yakni Palembang,
OKI, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musirawas dan Muaraenim.<br /><br />Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/18/setelah-lahan-gambut-hutan-lindung-gunung-dempo-pun-turut-terbakar/">link</a></span></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-43025909469922652652015-09-25T10:59:00.003+07:002015-09-25T10:59:49.296+07:00Kabut Asap Masih Kuasai Jambi<div class="wp-caption-text" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Kabut aspa di Kota Jambi, pada Selasa (16/9/15). Foto: Lili Rambe" class="size-full wp-image-40871" height="300" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/jambi1-kabut-asap-kota-jambi-2-1024x768.jpg" width="400" /> </span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kabut aspa di Kota Jambi, pada Selasa (16/9/15). Foto: Lili Rambe</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kota Jambi masih tertutup kabut asap tebal bercampur debu.
Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup Jambi Indeks Standar
Pencemaran Udara (ISPU) Kota Jambi berada di angka 323 ppm atau
berbahaya. Angka ini lebih rendah dibandingkan ISPU Sabtu (12/9/15)
menembus angka 409 ppm.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jarak pandang di Bandara Sultan Thaha Syaifudin hanya 500 meter.
Meskipun bandara tidak ditutup namun kurang lebih 10 hari tidak ada
pesawat komersil mendarat. ”Bandara tidak ditutup tetapi penerbangan
yang membatalkan ke Jambi” kata Parolan Simanjuntak, Kepala Unit
Pelayanan dan Operasional PT. Angkasapura II Bandara Sultan Thaha Jambi.
Dia mengatakan, bahwa Senin (15/9/15), terdapat 15 penerbangan ke Jambi
dibatalkan maskapai.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dari pantauan satelit Aqua dan Terra Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika, pada Mingu (14/9/15), terdapat 114 titik panas di Jambi
tersebar di beberapa kabupaten, yaitu Tebo (48), Sarolangun (22),
Batanghari (18), Bungo (9), Tanjung Jabung Barat (5), Tanjung Jabung
Timur (3) dan Merangin (1).</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada (15/9/15), pukul 05.00 satelit Aqua dan Terra mendeteksi 11
titik panas di Jambi tersebar di Muaro Jambi. BMKG juga memperkirakan
bagian timur dan barat Jambi berpeluang turun hujan ringan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40872" style="text-align: justify; width: 650px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Jambatan di Kota Jambi, masih pekat diselimuti asap. Foto: LIli Rambe" class="size-full wp-image-40872" height="300" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/jambi3-kabut-asap-kota-jambi-4-1024x768.jpg" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jambatan di Kota Jambi, masih pekat diselimuti asap. Foto: LIli Rambe</span></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Karena asap masih pekat, murid PAUD dan TK kembali diliburkan, siswa
SD – SLTA masuk. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jambi, saat ini ada
28.948 orang penderita infeksi saluran pernafasan akut di Jambi.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Upaya pemadaman api terus dilakukan tim penanggulangan kebakaran
hutan dan lahan, seperti operasi udara mengerahkan tiga heli untuk water
bombing air di titik-titik kebakaran. Ada satu pesawat air tractor
siaga di Bandara Sultan Thaha. “Selain pemadaman api melalui udara tim
terdiri dari TNI, Manggala Agni, Polri, BPBD dan perusahaan juga usaha
pemadaman di darat” kata Arif Munandar, Kepala BPBD Jambi.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Saat ini, fokus pemadaman di darat adalah titik–titik kebakaran di
Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur dan Barat. Sebab, kawasan ini
berdekatan dengan Kota Jambi hingga asap berdampak langsung terhadap
jarak pandang di bandara.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption alignnone" id="attachment_40873" style="text-align: justify; width: 610px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Water bombing di Jambi. Toto: Lili Rambe" class="size-full wp-image-40873" height="400" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2015/09/jambi5-water-bombing-683x1024.jpg" width="300" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Water bombing di Jambi. Toto: Lili Rambe</span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2015/09/16/foto-kabut-asap-masih-kuasai-jambi/">link </a></span></span></span></div>
</div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-33900647387524211012014-08-31T15:03:00.003+07:002014-08-31T15:03:36.715+07:00Salu, kanguru Papua Pendatang Baru di Taman Rimbo Jambi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/IMG_9262.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Salu, kanguru Papua (Thylogale brunii) yang ada di Taman Rimbo Jambi. Foto : Lili Rambe" border="0" class="size-full wp-image-26573" height="274" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/IMG_9262.jpg" width="400" /></a></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Salu, kanguru Papua (Thylogale brunii) yang ada di Taman Rimbo Jambi. Foto : Lili Rambe</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kabar gembira datang dari kebun binatang Taman Rimbo, Jambi. Salu,
kanguru tanah Papua (Thylogale brunii) yang telah menjadi penghuni
kebun binatang ini selama 3 tahun telah melahirkan anak ketiganya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kami tidak mengetahui secara pasti kapan anak Salu ini lahir namun pada tanggal 23 Juli lalu Siswo, <i>keeper</i>
satwa kami melaporkan kantong Salu menggelantung dan bergerak” kata
Arif Makhfud, Kepala Seksi Pemeliharaan dan Perawatan Satwa kebun
binatang Taman Rimbo.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Mengetahui hal itu, dia dan dokter hewan segera melakukan pemeriksaan
pada Salu dan benar saja, kantung Salu sudah dihuni oleh seekor bayi
kanguru. Bayi kanguru lahir dalam keadaan belum sempurna dan berukuran
kecil sehingga kelahirannya cukup sulit dideteksi.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anak Salu ini akan berada dalam kantung induknya selama kurang lebih 6
bulan dan akan disapih ketika ia berusia antara 8 hingga 12 bulan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sejak menghuni Taman Rimbo pada tahun 2011 lalu Salu telah melahirkan
3 anak namun sayang anak pertamanya mati. Saat ini anak kedua Salu yang
berjenis kelamin jantan telah berusia 1 tahun.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kanguru yang berhabitat asli di Papua, Papua Nugini, Pulau Aru dan
Pulau Kai ini memiliki masa kehamilan selama 30 hari dan hanya
melahirkan satu anak. Jika dibandingkan dengan kanguru Australia ukuran
tubuh kanguru tanah Papua ini sangat kecil, tingginya hanya sekitar 29
hingga 67 cm dan memiliki berat antara 5 hingga 18 kg.</span></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Salu, kanguru Papua (Thylogale brunii) yang ada di Taman Rimbo Jambi. Foto : Lili Rambe" class="size-full wp-image-26574" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/IMG_9280.jpg" width="400" /></span></span></span> </div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Salu, kanguru Papua (Thylogale brunii) yang ada di Taman Rimbo Jambi. Foto : Lili Rambe</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam habitat yang terlindungi umur kanguru tanah dapat mencapai 10 tahun sementara di alam liar dapat mencapai 6 tahun.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><i>International Union for Conservation of Nature</i> (IUCN) memasukkan satwa marsupial alias hewan berkantung ini kedalam kategori rentan (<i>vulnerable</i>) karena selama 15 hingga 20 tahun terakhir populasinya berkurang 30 persen.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bahkan populasi kanguru tanah di kawasan yang terletak dekat Port
Moresby, Papua Nugini diperkirakan telah punah. Namun di Pulai Aru
populasi kanguru tanah masih cukup banyak.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bertambahnya jumlah penduduk akan meningkatkan resiko penurunan
populasi kanguru tanah akibat habitat asli mereka yang berubah menjadi
pemukiman dan diburu oleh manusia.<br /><br />Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2014/08/27/ada-pendatang-baru-di-taman-rimbo-jambi-siapakah/">link</a></span></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-26415069191208385202014-08-31T15:01:00.003+07:002014-08-31T15:01:56.347+07:00Penyebab Menyusutnya Banteng dan Macan Tutul di Taman Nasional Baluran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Nurdin-Razak-menunjukkan-hamparan-savana-yang-dikelilingi-akasia-dari-atas-menara-pantau.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Nurdin Razak menunjukkan hamparan savana yang dikelilingi akasia dari atas menara pantau di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Foto : Petrus Riski" border="0" class="size-full wp-image-26634" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Nurdin-Razak-menunjukkan-hamparan-savana-yang-dikelilingi-akasia-dari-atas-menara-pantau.jpg" width="400" /></a></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Nurdin
Razak menunjukkan hamparan savana yang dikelilingi akasia dari atas
menara pantau di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Foto : Petrus
Riski </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Seharian penuh menyusuri jalanan tidak rata yang membelah Taman
Nasional Baluran, nampaknya tidak cukup untuk memenuhi hasrat
menjelajahi 25.000 hektar luas keseluruhan taman nasional yang terletak
di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Perburuan foto satwa dan keanekaragaman hayati di Taman Nasional
Baluran, menjadi tujuan sekaligus tantangan tersendiri bagi pengunjung
yang masuk ke dalamnya. Melewati zona-zona di dalam Taman Nasional
Baluran, masih bisa dijumpai sejumlah spesies tumbuhan dan satwa
eksotis endemik pulau Jawa.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ekosistem Baluran memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan yang
diantaranya merupakan tumbuhan asli yang khas, dan mampu beradaptasi
dalam kondisi yang sangat kering seperti, widoro bukol (<i>ziziphus rotundifolia</i>), mimba (<i>azadirachta indica</i>), pilang (<i>acacia leucophloea</i>), asam jawa (<i>tamarindus indica</i>), gadung (<i>dioscorea hispida</i>), kemiri (<i>aleurites moluccana</i>), gebang (<i>corypha utan</i>), salam (<i>syzygium polyanthum</i>), kepuh (<i>sterculia foetida</i>), dan beberapa tumbuhan lainnya. Berbagai jenis tumbuhan ini memperindah pemandangan hutan Baluran.</span></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Burung merak di bawah pohon di tengan savana di Taman Nasional Baluran. Foto : Petrus Riski" class="size-full wp-image-26635" height="270" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Burung-merak-di-bawah-pohon-di-tengan-savana.jpg" width="400" /></span></span></span> </div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Burung merak di bawah pohon di tengan savana di Taman Nasional Baluran. Foto : Petrus Riski</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di taman nasional tertua Indonesia ini terdapat 26 jenis mamalia, di antaranya banteng (<i>bos javanicus javanicus</i>), kerbau liar (<i>bubalus bubalis</i>), ajak atau anjing hutan (<i>cuon alpinus javanicus</i>), kijang (<i>kuntiacus muntjak muntjak</i>), rusa timor (<i>cervus timorensis</i>), macan tutul (<i>panthera pardus melas</i>), kancil (<i>tragulus javanicus pelandoc</i>), kucing bakau (<i>prionailurus viverrinus</i>)</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain itu terdapat sekitar 155 jenis burung, di antaranya termasuk burung langka seperti layang-layang api (<i>hirundo rustica</i>), tuwuk asia (<i>eudynamys scolopacea</i>), burung merak (<i>pavo muticus</i>), burung rangkong (<i>buceros rhinoceros</i>), bangau tong-tong (<i>leptoptilos javanicus</i>), ayam hutan merah (<i>gallus gallus</i>), dan banyak jenis burung lainnya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Satwa endemik yang menjadi maskot Taman Nasional Baluran yaitu
banteng jawa, merupakan salah satu mamalia yang sulit ditemui dan
diindikasikan semakin berkurang jumlah populasinya. Dari jumlah ratusan
pada 10 tahun terakhir, saat ini jumlahnya diperkirakan sekitar 25-35
ekor banteng jawa yang tersisa.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Diutarakan oleh Joko Waluyo, selaku Kepala Bagian Tata Usaha Balai
Besar Taman Nasional Baluran, berkurangnya populasi banteng jawa maupun
macan tutul lebih banyak disebabkan adanya aktivitas perburuan liar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kita sudah upayakan melakukan pengamanan kawasan dengan meningkatkan
pengawasan, termasuk melakukan patroli oleh seksi dan resort kami,
serta koordinasi dengan kepolisian untuk pengamanan kawasan,” terang
Joko.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Hama Akasia</b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pengajar di Jurusan Ekowisata, FISIP Universitas Airlangga Surabaya,
Nurdin Razak, merosotnya jumlah populasi banteng jawa di Taman Nasional
Baluran disebabkan oleh perburuan pada masa lalu, serta tumbuh kembang
tanaman akasia (<i>acacia nilotica</i>) yang ada di sekeliling area Savana Taman Nasional Baluran.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kalau perkiraan saya dari pantauan selama ini, jumlah banteng jawa
sekarang tinggal 20-an ekor. Ini akibat perburuan serta cepatnya
pertumbuhan tanaman akasia yang mengurangi area savana yang menjadi
tempat mencari makan banteng jawa,” kata Nurdin Razak.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pertumbuhan akasia yang sangat cepat itu mengakibatkan berkurangnya
area savana dari 40 persen menjadi 10 persen, atau yang semula 10.000
hektar menjadi kurang dari 5.000 hektar. Invasi akasia yang memiliki
duri pada batang dan dahannya itu, kata Nurdin Razak, menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan rumput yang menjadi makanan utama banteng.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Akasia itu kan tanaman yang tumbuh dengan cepat, banyak duri di
dahan dan rantingnya, otomatis banteng jawa kesulitan melewati itu untuk
mencari makan. Bisa jadi mereka sekarang pergi mencari lokasi baru,
atau karena makanannya terbatas jumlah mereka menjadi berkurang karena
mati,” terang Nurdin yang menekuni fotografi satwa dan alam liar sejak
11 tahun yang lalu.</span></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Latar belakang tanaman akasia yang meranggas setelah diolesi cairan solar fermentasi. Foto : Petrus Riski" class="size-full wp-image-26636" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Latar-belakang-tanaman-akasia-yang-meranggas-setelah-diolesi-cairan-solar-fermentasi.jpg" width="400" /></span></span></span> </div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Latar belakang tanaman akasia yang meranggas setelah diolesi cairan solar fermentasi. Foto : Petrus Riski</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Jarak yang rapat antar tanaman akasia ini membentuk sebuah payung,
yang mengakibatkan rumput di bawahnya mati akibat kekurangan sinar
matahari. Sementara itu upaya pengendalian akasia masih menggunakan cara
konvensional yaitu dengan menebang akasia, yang kemudian pokok
batangnya dibakar sampai menembus akar. Meski ditebang atau dibakar,
tanaman akasia akan terus tumbuh karena akarnya tertanam sangat dalam
melebihi panjang tanaman itu sendiri.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Sudah pernah dilakukan dengan menyuntikkan cairan tertentu pada
tanaman akasia, yang bertujuan mencegah pertumbuhannya sehingga tanaman
itu menjadi kering dan meranggas, tapi itu baru uji coba dan tidak
dilanjutkan kembali,” lanjut Nurdin.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Keberadaan tanaman akasia di sekitar savana Taman Nasional Baluran
pada awal mulanya untuk melindungi savanna dari kebakaran yang biasa
terjadi pada saat musim kemarau, karena tanaman akasia merupakan tanaman
yang tahan terhadap api sehingga diharapkan dapat melindungi savanna
dan hutan di sekitarnya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Pemerintah menjadikan tanaman asal Afrika itu, sebagai sabuk
pelindung savana di Taman Nasional Baluran. Namun cepatnya pertumbuhan
akasia yang bibitnya mudah tersebar oleh angin dan burung, menjadikan
pertumbuhan akasia tidak terbendung dan semakin meluas,” katanya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Upaya mengurangi pertumbuhan akasia lanjut Joko Waluyo dari Taman
Nasional Baluran, akan terus dilakukan dengan teknik mengolesi akasia
Akasia dengan solar hasil fermentasi. Sejauh ini kata Joko, upaya itu
cukup berhasil mencegah penyebaran tumbuh kembang akasia.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Hasilnya cukup berhasil, ada yang tidak tumbuh dan mati. Yang sudah
berhasil di savana bekol sekitar 250 hektar, dari total akasia di
baluran sekitar 6.000 hektar. Kita lanjutkan, dan anggarannya tidak
hanya terbatas dari kami tapi juga dari mitra,” tutur Joko.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sementara itu, penampakan banteng jawa meski semakin jarang juga
dibenarkan oleh Sukadi, salah satu warga Desa Wonorejo, Kecamatan Bayu
Putih, Kabupaten Situbondo, yang bertempat tinggal dekat dari kawasan
taman nasional.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Banteng saya pernah ketemu beberapa waktu lalu, juga masih terlihat
babi hutan baru-baru ini, dan anjing hutan. Seorang wisatawan asing yang
kebetulan menginap di desa ini, pernah melihat macan tutul jawa,” imbuh
Sukadi.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Banteng merupakan satwa pemalu yang jarang terlihat berkelompok lebih
dari tiga ekor. Pada 1996, populasi banteng tercatat sebanyak 320 ekor,
kemudian merosot drastis pada 2007 menjadi 34 ekor, dan terakhir pada
2011 tercatat hanya sekitar 22-24 ekor saja yang tersisa.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Kerbau liar sedang mandi di kubangan. Foto : Petrus Riski" class="size-full wp-image-26637" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Kerbau-liar-sedang-mandi-di-kubangan-2.jpg" width="400" /></span></span></span> </div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kerbau liar sedang mandi di kubangan. Foto : Petrus Riski</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pantauan Mongabay pada pertengahan Agustus 2014 atau masuk musim
kering, hanya terlihat 2 ekor kerbau liar yang berkubang maupun mencari
makan di savana. Selain itu belasan rusa timor dan beberapa ekor merak
hijau tampak malu-malu mencari makan dan minum di sekitar savana
Baluran. Banteng jawa yang menjadi maskot Baluran, hingga sore menjelang
belum menampakkan batang hidungnya maupun suara lenguhannya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Selain Banteng, keberadaan burung merak juga menjadi perhatian karena
jumlahnya yang semakin berkurang akibat perburuan liar. Di Indonesia,
jumlah burung merak yang merupakan hewan dilindungi ini diperkirakan
tinggal 1.000 ekor, termasuk yang ada di Taman Nasional Baluran.<br /></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Krisis Macan Tutul Jawa<b><br />
</b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Keberadaan macan tutul jawa di Taman Nasional Baluran diprediksi
semakin habis, yang diperkirakan jumlahnya mencapai belasan saja.
Indikasi langkanya macan tutul jawa di Baluran dapat dilihat dari
keberadaan rusa timor yang jumlahnya semakin bertambah dan dominan di
savana Baluran. Jumlah yang berlimpah dari satwa yang menjadi mangsa
predator macan tutul, memunculkan asumsi bahwa jumlah predator mengalami
penurunan atau berkurang.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Rusa timor, kerbau liar, beberapa unggas seperti ayam hutan dan
merak hijau, beberapa burung masih cukup berlimpah di Baluran. Sementara
mamalia banteng dan khususnya predator seperti macan tutul, beberapa
kali pengamatan dan pendokumentasian yang saya lakukan dan itu kebetulan
beberapa kali terlihat, sepertinya jumlahnya semakin berkurang,” ujar
Nurdin Razak yang baru 2 kali dalam kurun waktu 11 tahun, berhasil
bertemu dan mengabadikan foto macan tutul jawa dengan kameranya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Rantai makanan yang tidak seimbang ini menjadi indikasi kurangnya
pemangsa atau satwa predator baik itu macan tutul maupun ajak atau
anjing hutan di Baluran. Nurdin memperkirakan macan tutul jawa tinggal 7
– 12 ekor di taman nasioal yang mempunyai <i>t</i><i>ropical </i><i>range </i><i>forest</i><i>-</i>nya serta zona-zona lain seperti <i>evergreen</i>.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Faktanya kita malah sering menemukan mangsanya. Padahal pada area
jelajah 5 sampai 10 kilometer persegi, seharusnya bisa ditemui satwa
predator,” ungkap Nurdin lebih lanjut.</span></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Peta-Ekologi-Savana-Bekol-di-Baluran.jpg" class="shrinkToFit decoded" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Peta-Ekologi-Savana-Bekol-di-Baluran.jpg" width="400" /></span></span></span> </div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Peta Ekologi Savana Bekol di Taman Nasional Baluran. Foto : Petrus Riski</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pemerintah diutarakan tidak memiliki data dan tidak pernah melakukan
pendataan secara akurat mengenai keberadaan satwa yang ada di setiap
taman nasional, termasuk di Baluran. Padahal pendataan sangat penting
dilakukan untuk mengetahui rekam jejak, masa hidup, dan populasi satwa.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Perlu salah satunya menggunakan metode jejak untuk <i>home range</i>,
pengintaian untuk mangsa, kalau sudah bertemu dibuatkan semacam kalung
navigasi. sehingga bisa diketahui dimana jalur mereka, dan seberapa jauh
mereka menempuh itu, masa hidup juga bisa diketahui,” paparnya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Meski penelitian untuk macan tutul jawa telah banyak dilakukan, namun
khusus untuk macan tutul jawa di Baluran masih sangat kurang atau
bahkan belum dilakukan. Penelitian satwa di beberapa tempat memanfaatkan
teknologi berupa kamera pengintai atau kamera trap, untuk memperoleh
data dan gambar secara komprehensif.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Kelemahan pemerintah kita itu data, yang selama ini hanya
mengandalkan penemuan-penemuan yang bersifat kualitatif. Yang perlu
ditonjolkan sekarang adalah data visual karena mampu berbicara banyak.
Kalau idealnya seluruh taman nasional masing-masing punya dokumentasi
lengkap mengenai flora dan faunanya. Itu tidak mudah dan tidak cepat,
tapi harus dimulai sekarang, karena hanya itu yang tertinggal,” imbuh
Nurdin yang mendirikan Baloeran Ecologe sebagai media informasi mengenai
Baluran.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>Gunung Baluran</b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Baluran merupakan taman nasional yang terletak Kecamatan Banyu Putih,
Kabupaten Situbondo, dan berbatasan dengan wilayah Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur. Wilayah utara berbatasan dengan Selat Madura,
sebelah timur Selat Bali. Adapun sebelah selatan berbatasan dengan
Sungai Bajulmati, dan sebelah barat Baluran berbatasan dengan Sungai
Kelokoran, sementara di tengah kawasan ini terdapat Gunung Baluran yang
sudah tidak aktif lagi.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Baluran memiliki temperatur udara 27-34 derajat celcius, curah hujan
900-1.600 mm/tahun, ketinggian tempat 0-1.247 mdpl, serta letak
geografis 7°29’-7°55’ LS, 114°17’-114°28’ BT.</span></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Burung Merak mencari makan di savana Taman Nasional Baluran. Foto : Petrus Riski" class="size-full wp-image-26641" height="257" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Burung-Merak-mencari-makan-di-savana.jpg" width="400" /></span></span></span> </div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Burung Merak mencari makan di savana Taman Nasional Baluran. Foto : Petrus Riski</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Nama Baluran diambil dari gunung yang berada di kawasan itu yakni
gunung Baluran. Sebelum tahun 1928, AH. Loedeboer, seorang pemburu
kebangsaan Belanda yang memiliki daerah konsesi perkebunan di Labuhan
Merak dan Gunung Mesigit, pernah singgah di Baluran. Loedeboer menaruh
perhatian terhadap Baluran dan meyakini bahwa tempat itu mempunyai nilai
penting untuk perlindungan satwa khususnya jenis mamalia besar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pada tahun 1930, KW. Dammerman yang menjabat sebagai Direktur Kebun
Raya Bogor mengusulkan perlunya Baluran ditunjuk sebagai hutan lindung.
Dan kemudian Gubernur Jenderal Hindia Belanda menetapkan Baluran
sebagai Suaka Margasatwa pada tahun 1937 dengan ketetapan GB. No. 9
tanggal 25 September 1937 Stbl. 1937 No. 544.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pasca kemerdekaan, Baluran ditetapkan kembali sebagai Suaka
Margasatwa oleh Menteri Pertanian dan Agraria Republik Indonesia, dengan
Surat Keputusan Nomor. SK/II/1962 tanggal 11 Mei 1962. Selanjutnya
bertepatan dengan Hari Strategi Pelestarian se-Dunia pada tanggal 6
Maret 1980, Suaka Margasatwa Baluran diumumkan sebagai Taman Nasional
oleh Menteri Pertanian. Melalui SK. Menteri Kehutanan No.
279/Kpts.-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997, kawasan Taman Nasional Baluran
ditetapkan memiliki luas 25.000 hektar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Taman Nasional Baluran memiliki ekosistem yang bervariasi, mulai dari
hutan rawa, hutan pegunungan bawah, hutan yang selalu hijau sepanjang
tahun atau <i>evergreen</i>, hutan pantai, hutan musim, hutan mangrove, dan vegetasi savana.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Taman Nasional Baluran memiliki beberapa bagian sesuai peruntukannya,
diantaranya zona inti seluas 12.000 hektar, zona rimba seluas 5.537
hektar dan terbagi dalam wilayah perairan 1.063 hektar dan wilayah
daratan 4.574 hektar, zona pemanfaatan intensif seluas 800 hektar, zona
pemanfaatan khusus 5.780 hektar, dan zona rehabilitasi seluas 783
hektar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="size-full wp-image-26639" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dibagian tengah Taman Nasional
Baluran terdapat Savana Bekol, berupa padang rumput yang sangat luas
berwarna kuning kecoklatan. Savana terbesar di Pulau Jawa ini, banyak
dijuluki savanna Afrika di Indonesia. Tidak jauh dari padang savana
terdapat menara pandang setinggi 64 meter. Di sisi luar terdapat pantai
Bama, Balanan dan Bilik, yang terletak di sekitar taman nasional, dapat
menjadi salah satu alternatif wisata memancing maupun snorkling.</span></span></span></div>
<div class="size-full wp-image-26639" style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Kawasan Savana Bekol di Taman Nasional Baluran. Foto : Petrus Riski" class="size-full wp-image-26639" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Kawasan-Savana-Bekol-di-Baluran.jpg" width="400" /></span></span></span> </div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kawasan Savana Bekol di Taman Nasional Baluran. Foto : Petrus Riski</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Di pantai Bama merupakan tempat yang bagus untuk melihat matahari
terbit, selain kumpulan pohon bakau atau mangrove serta kawasan
konservasi lainnya yang masih alami. Selain monyet ekor panjang yang
bebas naik turun pohon disekitar pantai, bisa didapati pula satwa
lainnya seperti biawak dan babi hutan, serta sesekali dapat ditemui
burung raja udang (<i>h</i><em>alcyon chloris</em>) di dahan sekitar pantai dan aneka jenis burung migran.<br /><br />Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2014/08/30/menyusutnya-banteng-dan-macan-tutul-di-taman-nasional-baluran-kenapa/">link</a></span></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-26759856391294848312014-08-31T14:56:00.001+07:002014-08-31T14:56:46.411+07:00Ekspedisi Herpetologi Mania, ‘Berburu’ Amfibi di Hutan Simbahe<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_26626" style="text-align: justify; width: 610px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Microhyla, kodok yang ditemukan disekitar hutan dan pemukiman warga yang tinggal di sekitar hutan dan pemukiman warga. Foto: Ayat S Karokaro" class="size-full wp-image-26626" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/katak2-Microhyla-spesies-kodok-dan-masuk-dalam-keluarga-amfibi-dan-ditemukan-disekitar-hutan-serta-pemukiman-warga-yang-tinggal-di-se.jpg" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Microhyla,
kodok yang ditemukan di sekitar hutan dan pemukiman warga yang tinggal
di hutan dan pemukiman warga. Foto: Ayat S Karokaro</span></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Komunitas pencinta satwa bernama Herpetologi Mania, Sabtu (23/8/14)
memulai ekspedisi di hutan Simbahe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera
Utara. Kelompok ini terdiri dari mahasiswa Biologi Universitas Sumatera
Utara (USU) dan mahasisiwa pasca sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB).
Mereka akan meneliti spesies amfibi di hutan itu. Saya ikut tim
mendokumentasikan berbagai temuan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tim ekspedisi meminta izin tokoh adat suku Karo, di pintu rimba
sekitar lokasi penelitian. Di sepanjang perjalanan, berbagai jenis
spesies ditemukan, bahkan seekor anak ular diperkirakan baru menetas
terlihat melintas.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tim 10 orang ini dibagi menjadi dua. Lima orang mencari target di
perkebunan sekitar hutan, dan daratan. Tim kedua menelusuri jalur air
dan sekitar.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dalam ekspedisi kali ini, mereka fokus mencari berbagai spesies amfibi, termasuk <em>Ichthyophis</em>,
yang jarang ditemui. Bentuk tubuh mirip cacing besar atau ular. Hidup
di dalam tanah gembur dekat sungai dan rawa-rawa. Belum banyak
penelitian dilakukan hingga satwa ini belum dikenal umum.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Salah satu tim, Farid Akhsani. Mahasiswa pasca sarjana ini peneliti jurusan bio sains hewan di IPB. Menurut dia, <em>Ichthyophis</em>
salah satu amfibi primitif. Secara morfologi seperti cacing tetapi
kekerabatan lebih dekat dengan amfibi. Di Indonesia, penelitian soal
spesies ini masih sedikit sekali.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_26627" style="text-align: justify; width: 610px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Anggota Komunitas Herpetologi Mania tengah melakukan penelitian mencari berbagai spesies amfibi di hutan Simbahe. Foto: Ayat S Karokaro" class="size-full wp-image-26627" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/katak1-Anggota-Komunitas-Herpetologi-Mania-tengah-menjalankan-tugasnya-melakukan-penelitian-berbagai-spesies-amfibi-yang-ada-di-Hutan.jpg" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Anggota
Komunitas Herpetologi Mania tengah melakukan penelitian mencari
berbagai spesies amfibi di hutan Simbahe. Foto: Ayat S Karokaro</span></span></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Secara ekologis, Ichthyophis itu mendekati jenis katak dan kodok. Untuk fungsi ekologis, <em>Ichthyophis</em>
sebagai detrifor untuk mencerna zat-zat pembusukan, atau sebagai fungsi
penyeimbang penguraian zat-zat pembusukan tanah. Di Indonesia, ada 12
jenis <em>Ichthyophis</em> ditemukan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Dia mengatakan, habitat satwa ini di hutan tropis, di kayu busuk dan
tumbuhan mati. Ia mengkonsumsi makanan hewan kecil makro fauna dan
misofauna atau hewan-hewan jenis itu di dalam tanah. Terhadap alam,
satwa jenis detrifora ini akan menghancurkan zat sisa pada alam seperti
keong dan siput.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Dalam penelitian ini, kami mengeruk sampah dan mencari di kayu busuk
dan mati. Kalau anakan masih kecil hidup di air. Jika sudah dewasa ke
darat dan lokasi lembab. Kadang kembali ke air karena hidup di dua
alam,” kata Farid.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Hari itu, meskipun tidak menemukan <em>Ichthyophis</em>, mereka mendapatkan <i>Leptobrachium hendricksoni</i>, juga jarang ditemui. Mereka juga menemukan beberapa jenis lain seperti kodok puru (<i>Bufo melanotictus</i>). “Kami akan terus mencari agar penelitian ini bisa lebih lengkap.”</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_26628" style="text-align: justify; width: 610px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Kodok Puru, salah satu yang ditemukan oleh Komunitas Herpetologi Mania di Hutan Simbahe. Foto: Ayat S Karokaro" class="size-full wp-image-26628" height="266" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/katak3-Kodok-Puru-Melanotictus-salah-satu-spesies-amfibi-yang-ditemukan-oleh-Komunitas-Herpetologi-Mania-di-Hutan-Simbahe.jpg" width="400" /></span></span></span></div>
<div class="wp-caption-text">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kodok Puru, salah satu yang ditemukan oleh Komunitas Herpetologi Mania di hutan Simbahe. Foto: Ayat S Karokaro<br /><br />Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2014/08/30/ekspedisi-herpetologi-mania-berburu-amfibi-di-hutan-simbahe/">link</a></span></span></span></div>
</div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-6628212988414512012014-08-31T14:55:00.002+07:002014-08-31T14:55:31.310+07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/troides-helena-male2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kupu-kupu Troides Helena jantan. Foto : Agustinus Wijayanto" border="0" class="size-full wp-image-26593" height="258" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/troides-helena-male2.jpg" width="400" /></a></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kupu-kupu Troides Helena jantan. Foto : Agustinus Wijayanto</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kupu-kupu, bagi sebagian orang mungkin tidak terlalu diperhitungkan.
Namun satwa ini memiliki peran penting dalam ekosistem yaitu sebagai <i>pollinator</i>
atau penyerbuk sehingga alam ini lebih seimbang. Kupu-kupu memiliki
sensitifitas tinggi karena tergantung pada habitat penyerbukan tanaman,
termasuk juga pada kawasan karst di Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu
jenis kupu-kupu yang menarik adalah kupu-kupu raja <i>Troides helena. </i>Satwa
ini dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7/1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, tercantum dalam Lampiran II CITES,
dan status dalam <i>International Union for Conservation of Nature (I</i><i>UCN</i><i>)</i><i> Red List</i> (pada 2008 belum dimasukkan/<i>data deficient</i>).
Kabupaten Gunungkidul terkenal dengan kawasan karst dan salah satu
kawasan karst tropis yang memiliki nilai-nilai geologi dan
keanekaragaman hayati unik. Beberapa lokasi kecamatan di Gunungkidul
memiliki kawasan karst yang berpotensi sebagai hidrologi dan fungsi
ekologis dan sudah terdaftar dalam perencanaan tata ruang (Perda No.6 /
2011 Kabupaten Gunungkidul tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Gunungkidul). Disebutkan bahwa pembentukan untuk melindungi fungsi
kelestarian lingkungan yang mampu beradaptasi terhadap dampak risiko
bencana termasuk mempertahankan dan melestarikan ekosistem unik dan
endokarst / formasi eksokarst dan sinkronisasi dilindungi geologi
pengelolaan kawasan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan
dan pariwisata warisan dunia Untuk mengetahui keberadaan kupu-kupu raja
tersebut, peneliti muda dari -Kanopi Indonesia Jogja dan Pemuda Pecinta
Alam Gunungkidul melakukan survey beberapa bulan ini di berbagai tempat
di kecamatan Gunungkidul, antara lain di Tepus, Patuk, Wonosari,
Ponjong, Paliyan, Karangmojo, Semin, Nglipar, Panggang, Tanjungsari,
Semanu, Girisubo, Playen, Purwosari.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Menurut tim peneliti dari Yayasan Kanopi Indonesia, Arif Nurmawan,
penelitian ini penting kerena sudah jarang ditemukan kupu-kupu raja <i>Troides helena</i> di Gunungkidul sebagai satwa eksotik. “Kupu-kupu raja <i>Troides helena</i>,
merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia dan keberadaannya di
Gunungkidul sangat terbatas. Kawasan Gunung api purba di
Nglanggeran-Patuk, Gunungkidul merupakan salah satu habitatnya yang
cukup aman,” katanya. Survey ini mendapat dukungan dari <i>MBZ Species Conservation-Dubai</i>.
Sebuah lembaga konservasi yang peduli terhadap pelestarian satwa liar
di dunia. Fakta lapangan menunjukkan bahwa dari sekian banyak lokasi
yang diteliti, hanya hanya di Patuk, yaitu di Nglanggeran dengan jumlah
rata-rata 25 individu sedang di lokasi lain hanya ditemukan 1 individu.
Sirih hutan (<i>Aristolochia</i> sp.) sebagai pakan inang dari <i>Troides helena</i> hanya ditemukan di bukit Nglanggeran dengan populasi rata-rata 22 individu dengan dominasi anakan (<i>seedling</i>).
Di beberapa lokasi kecamatan yang telah disurvey tersebut menunjukkan
ancaman yang tidak ringan yaitu penambangan kapur dimana kawasan
tersebut merupakan habitat dari <i>Troides helena </i>dan<i> Aristolochia</i>
sp. “Habitat kupu-kupu raja mendapat ancaman antara lain penambangan
batu kapur, kompetitor alami, serta datang dari para peneliti yang
cenderung menangkap banyak kupu-kupu untuk dikumpulkan menjadi spesimen”
ungkap Arif. Lebih lanjut bahwa hasil penelitian ini penting untuk
memberikan masukan kepada pengelolaan kawasan di wilayah habitat
kupu-kupu raja <i>Troides helena</i>. “Kami meneliti kupu-kupu raja ini dengan menangkap menggunakan <i>swipnet</i>
kemudian kami identifikasi jantan atau betina dan kami lepaskan kembali
ke alam, agar keseimbangan dan dinamika populasinya tetap
terjaga”ungkap Arif. Kondisi populasi kelangsungan hidup <i>Troides helena </i>dan<i> Aristolochia</i>
sp, menjadi tanggung jawab semua pihak. Secara khusus,
Nglanggeran-Patuk, yang merupakan salah satu lokasi wisata alam perlu
diperhatikan lebih serius karena dengan adanya wisata masal akan
berpengaruh negatif terhadap keberadaan <i>Troides helena</i> dan <i>Aristolichia</i> sp tersebut.</span></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><img alt="Tanaman Sirih Hutan Aristolochia sp merupakan pakan inang kupu-kupu raja. Foto : Agustinus Wijayanto" class="size-full wp-image-26595" height="400" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Aristolochia-sp.jpg" width="266" /></span></span></span> </div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Tanaman Sirih Hutan Aristolochia sp merupakan pakan inang kupu-kupu raja. Foto : Agustinus Wijayanto</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Pengelola Ekowisata di Nglanggeran mengapresiasai langkah yang dilakukan untuk mengetahui <i>Troides helena</i> dan pakannya tersebut. “Kami sangat berterima kasih karena ada penelitian terkait kupu-kupu raja <i>Troides helena</i>
yang selama ini tidak kami ketahui bahwa jenis tersebut dilindungi di
Indonesia”, ungkap Heru selaku anggota Pengelola Ekowisata Nglanggeran.
Upaya-upaya yang dilakukan terhadap kelestarian ini tidak hanya berupa
penelitian atau survey, namun perlu langkah nyata. Salah satunya
melalui pengembangbiakan secara alami <i>Aristolochia </i>sp dan perlindungan <i>Troides helena</i>.
Kegiatan tersebut selain untuk memperbaiki lingkungan dan melindungi
Troides helena, juga dapat digunakan sebagai wahana pendidikan
lingkungan” ungkap Arif. Hal tersebut diamini juga oleh Heru selaku
pelaku Ekowisata Nglanggeran, karena memiliki nilai tambah ekowisatanya
yaitu pengenalan kupu-kupu raja <i>Troides helena</i> dan <i>Aristolochia</i>
sp. Untuk itu, upaya nyata bagi penyelamatan kupu-kupu raja selain
perlindungan habitat dan pengembangbiakan secara alami adalah mendorong
Pemerintah Daerah Gunungkidul agar lebih memperhatikan kawasan-kawasan
karst, terutama habitat Troides Helena dan Aristolochia sp di kawasan
Gunungapi purba Nglanggeran sebagai lokasi ekowisata sekaligus lokasi
penyelamatan habitat <i>Troides helena </i>dan <i>Aristolochia</i> sp.
Penyadartahuan kepada masyarakat luas terhadap keberadaan kupu-kupu dan
pakan alam tersebut agar mendorong kepedulian masyarakat untuk ikut
melindungi sebagai upaya penyelamatan bersama agar tidak punah di
kemudian hari.<br /><br />Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2014/08/28/sang-raja-troides-helena-kupu-kupu-yang-butuh-diselamatkan/">link</a></span></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8708100014391156000.post-77552494566444189372014-08-31T14:51:00.003+07:002014-08-31T14:51:37.218+07:00 Pictured Dragonet, Ikan Eksotis Yang Makin Langka<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/picture-dragonet-bali-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="IKan Pictured Dragonet dari kawasan perairan Bali. Foto : Wisuda" border="0" class="size-full wp-image-26587" height="300" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/picture-dragonet-bali-1.jpg" width="400" /></a></span></div>
<div class="wp-caption-text" style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">IKan Pictured Dragonet dari kawasan perairan Bali. Foto : Wisuda</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Indonesia kaya dengan keanekaragaman hayati bawah laut, salah satunya adalah ikan Pictured Dragonet (<i>Synchiropus picturatus</i>).
Serupa tapi tak sama, demikian jika kita menyandingkan antara
Mandarinfish (Synchiropus splendidus) dengan Pictured Dragonet Perbedaan
kedua ikan eksotis ini cuma motif di badannya. Jika Mandarinfish
mempunyai motif garis-garis, sedangkan Pictured Dragonet atau biasa juga
disebut dengan Western Dragonet mempunyai motif bulat-bulat.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/picture-dragonet-bali-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="IKan Pictured Dragonet dari kawasan perairan Bali. Foto : Wisuda" border="0" class="size-full wp-image-26588" height="300" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/picture-dragonet-bali-4.jpg" width="400" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">IKan Pictured Dragonet dari kawasan perairan Bali. Foto : Wisuda</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span>Keberadaan Pictured Dragonet termasuk langka, jika dibandingkan
dengan saudara kembarnya Mandarinfish. Mempunyai habitat yang juga
serupa dengan Mandarinfish, Pictured Dragonet hidup dan bersembunyi
diantara karang-karang mati.</span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Karang-karang mati ini, mereka manfaatkan sebagai tempat berlindung
dari para predatornya. Dengan warna dan coraknya yang menarik, Pictured
Dragonet seringkali menarik perhatian para pehobi fotografi bawah laut.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/picture-dragonet-bali-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="IKan Pictured Dragonet dari kawasan perairan Bali. Foto : Wisuda" border="0" class="size-full wp-image-26589" height="300" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/picture-dragonet-bali-3.jpg" width="400" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">IKan Pictured Dragonet dari kawasan perairan Bali. Foto : Wisuda</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> </span></span>Pictured dragonet sering dijumpai pada pagi hari ketika matahari
terbit dan sore hari ketika matahari terbenam, atau bisa juga tergantung
pada suhu air. semakin rendah suhu air, maka Pictured Dragonet akan
lebih mudah dijumpai. Ikan ini juga sering pula dijumpai berpasangan.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Ikan eksotik ini tidak diketahui musim memijah yang pasti, karena
ketika suhu air rendah maka pictured dragonet kerap dijumpai sedang
bereproduksi. Pictured Dragonet jantan bisa melakukan perkawinan pada
beberapa betina sekaligus dalam satu masa. proses perkawinannya pun
tergolong sangat unik, betina dan jantan akan berenang berdampingan
sambil masing-masing mengeluarkan sperma dan telurnya.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Makanan Pictured Dragonet adalah algae atau tumbuhan yang menempel pada karang.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: white;"><a href="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/picture-dragonet-kawin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="IKan Pictured Dragonet yang sedang kawin di kawasan perairan Bali. Foto : Wisuda" border="0" class="size-full wp-image-26590" height="300" src="http://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/picture-dragonet-kawin.jpg" width="400" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><br /><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">IKan Pictured Dragonet yang sedang kawin di kawasan perairan Bali. Foto : Wisuda</span></span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"></span></span>Walaupun senang menampakan diri pada suhu air rendah, tetapi Pictured
Dragonet tersebar di wilayah perairan tropis, seperti Asia, termasuk
Indonesia sampai ke sebagian laut Australia.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Sebetulnya di beberapa wilayah perairan laut indonesia, ikan ini
dapat dijumpai dengan mudah, tetapi karena ketidaktahuan dari pemerintah
setempat dan ekaplorasi nya sebagai komoditas ikan hias, menjadikannya
semakin menghilang dan tidak dikenal.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: white;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Padahal, jika dipertahankan dan dijaga betul keberadaannya, ikan ini
bisa mendatangkan devisa dan keuntungan yang tidak sedikit, karena para
fotografer underwater , baik dalam negeri maupun mancanegara, banyak
yang mengincar ikan ini sebagai obyek fotonya.<br /><br />Source : <a href="http://www.mongabay.co.id/2014/08/28/pictured-dragonet-ikan-eksotis-yang-makin-langka/">link</a></span></span></span></div>
Maysatriahttp://www.blogger.com/profile/09360512714148816184noreply@blogger.com0