Author : Siti Napisah (D1D010010)
Jurusan Kehutanan Universitas Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ekosistem hutan merupakan kelompok organisme yang mencakup berbagai
species tetumbuhan yang dikuasai oleh pohon serta berbagai spesies hewan
dan organisme mikro yang menempati suatu habitat, sehingga pada habitat
itu terjadi hubungan timbal balik antar organisme yang satu dengan yang
lain dan lingkungannya.
Istilah tetumbuhan dipergunakan untuk semua tumbuhan liar dan
bersifat alami yang terdapat dalam suatu ekosistem alami misalnya
ekosistem hutan. Di dalam ekosistem hutan itu juga terdapat lumut dan
jamur yang mengadakan hubungan kehidupan yang saling menunjang, terutama
pada hutan hujan tropis yang mengandung kehidupan sangat beragam.
Tumbuhan mampu mengatur hidupnya dalam berhubungan dengan tumbuhan
lain, sehingga terbentuklah kehidupan yang berdampigan secara alami
sesuai dengan tempatnya masing-masing, sehingga terbentuk kehidupan
tumbuhan seperti pencekik, epifit, parasit dan liana.
Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang untuk kelangsungan hidupnya
menggantungkan sebagian atau seluruh sumber energinya pada tumbuhan lain
(disebut tumbuhan inang) dan mengakibatkan inangnya mengalami
kekurangan energi. Tumbuhan parasit yang menggantungkan sebagian sumber
energinya pada tumbuhan inang disebut parasit fakultatif dan tumbuhan
yang sepenuhnya menggantungkan sumber energi pada tumbuhan inang disebut
parasit obligat (parasit sejati).
Liana adalah suatu habitus tumbuhan. Suatu tumbuhan dikatakan liana
apabila dalam pertumbuhannya memerlukan kaitan atau objek lain agar ia
dapat bersaing mendapatkan cahaya matahari. Liana dapat pula dikatakan
tumbuhan yang merambat, memanjat, atau menggantung. Berbeda dengan
epifit yang mampu sepenuhnya tumbuh lepas dari tanah, akar liana berada
di tanah atau paling tidak memerlukan tanah sebagai sumber haranya.
Tumbuhan memanjat ini paling banyak ditemukan di hutan-hutan tropika.
Contohnya adalah jenis-jenis rotan, anggur, serta beberapa
Cucurbitaceae (suku labu-labuan). Liana biasanya bukan parasit namun ia
dapat melemahkan tumbuhan lain yang menjadi penyangganya dan
berkompetisi terhadap cahaya.
Di hutan-hutan lebat yang dipenuhi liana, hewan-hewan arboreal (hidup
di pohon) dapat dengan leluasa berpindah dari satu pohon ke pohon lain
melalui liana atau dengan bergelantungan pada batang liana. Berbagai
kera, seperti siamang dan owa, dikenal sebagai penjelajah pohon yang
ulung melalui liana.
Tumbuhan epifit adalah tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain
sebagai tempat hidupnya. Namanya dibentuk dari bahasa Yunani: epi-,
permukaan atau tutup, dan phyton, tumbuhan atau pohon.
Berbeda dengan parasit, epifit dapat sepenuhnya mandiri, lepas dari
tanah sebagai penyangga dan penyedia hara bagi kehidupannya, maupun dari
hara yang disediakan tumbuhan lain. Air diperoleh dari hujan, embun,
atau uap air. Hara mineral diperoleh dari debu atau hasil dekomposisi
batang serta sisa-sisa bagian tumbuhan lain yang terurai. Meskipun tidak
“mencuri” hara dari tumbuhan yang ditumpanginya, epifit dapat menjadi
pesaing terhadap ketersediaan cahaya. Akar epifit kadang-kadang juga
menutupi dan menembus batang pohon yang ditumpangi sehingga merusak
keseimbangan fisiologi tumbuhan inangnya.
Contoh epifit yang populer adalah berbagai macam anggrek, nanas-nanasan (bromeliad), serta paku-pakuan.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini, adalah sebagai berikut:
- Untuk membedakan antara liana, epifit, pencekik dan parasit.
- Untuk mengetahui bermacam-macam liana, epifit, pencekik dan parasit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hutan merupakan ekosistem alamiah yang sangat kompleks mengandung
berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh rapat mulai dari spesies tumbuhan
kecil hingga berukuran besar atau raksasa ( Arif, 1994). Masing-masing
tumbuhan ternyata telah mampu mengatur dirinya dalam berhubungan secara
alami dengan tumbuhan lain, sehingga terbentuklah kehidupan yang
berdampingan secara serasi sesuai dengan relung ekologinya, sehingga
timbul berbagai bentuk kehidupan tumbuhan sepertipencekik,
epifit,parasit, dan pohon yang dominan, kodominan, pohon tengahan, pohon
tertekan dan pohon mati yang semuanya membentuk suatu susunan yang rapi
dalam stratifikasi tajuk hutan alam. Dalam kondisi seperti itu,
berbagai proses ekologi akan terjadi misalnya persaingan, persekutuan,
dan pelapisan tajuk atau stratifikasi tajuk (Ewusie, 1980).
Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang hidup menempel pada tumbuhan
lain dan mengambil makanan dari tumbuhan inang. Tumbuhan parasit
digolongkan menjadi dua, yaitu semi parasit dan parasit sempurna
(Ewusie, 1990; Arief, 1994). Di Indonesia, parasit cabang pohon yang
terkenal adalah benalu, yaitu anggota famili Loranthaceae (Soerianegara dan Indrawan, 1982).
Epifit merupakan semua tumbuhan yang menempel dan tumbuh pada
tumbuhan lain untuk mendapat sinar matahari dan air. Banyak sekali
spesies tumbuhan epifit yang hidup di hutan terutama di hutan hujan
tropis. Berbagai spesies epifit tersebut pada umumnya merupakan anggota
dari famili Araceae, Asclepiadaceae, Bromeliaceae, Cactaceae, Orchidaceae, Ericaceae, Rubiceae dan Melastomataceae (Vickery, 1984; Ewusie, 1990).
Tumbuhan pencekik (strangler) adalah spesies tumbuhan yang pada
awalnya hidup sebagai epifit pada suatu pohon, setelah akar-akarnya
mencapai tanah dan dapat hidup sendiri lalu mencekik, bahkan dapat
membunuh pohon tempat bertumpu (Kormondy, 1991).
Liana merupakan spesies tumbuhan merambat. Tumbuhan itu memiliki
batang yang tidak beraturan dan lemah, sehingga tidak mampu mendukung
tajuknya. Adanya liana di hutan merupaka salah satu ciri khas htan hujan
tropis, terutama spesies liana berkayu (Soerianegara dan Indrawan,
1982).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat Dan Bahan
- Alat tulis
- Kamera
- Liana, Epifit, Pencekik dan parasit yang dijadika objek
3.2 Waktu Dan Tempat
Praktikum mengenai hubungan tumbuhan hutan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 05 Oktober 2011. Dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB. Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di areal hutan kampus Universitas Jambi, Mendalo Darat, Muaro Jambi.
3.3 Prosedur Percobaan
Praktikum mengenai hubungan tumbuhan hutan ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 05 Oktober 2011. Dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB. Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di areal hutan kampus Universitas Jambi, Mendalo Darat, Muaro Jambi.
3.3 Prosedur Percobaan
- Mengamati liana, epifit, pencekik, dan parasit yang terdapat di dalam area hutan.
- Mencatat liana dan epifit yang ditemukan
- Memotret liana dan epifit
- Mengambil liana dan epifit untuk dibuat herbarium
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
No.
|
Jenis Tumbuhan | Nama | Pohon Inang | Keterangan |
1
|
Liana | Liana 1 | Rambutan Hutan | Liana pembelit |
2
|
Epifit | Sarang Semut | Pulai | |
3
|
Epifit | Paku-pakuan | Pulai | |
4
|
Epifit | Sisik Naga | Pulai | |
5
|
Liana | Liana 2 | Arang Paroh | Liana Pembelit |
6
|
Epifit | Asplenium nidus | Pelangas | |
7
|
Liana | Tuba | Tempunek | Liana pembelit |
8
|
Liana | Liana 3 | Medang | Liana berkayu |
9
|
Liana | Liana 4 | Medang | Liana pembelit |
10
|
Liana | Liana 5 | Medang | Liana Bersulur |
11
|
Liana | Liana 6 | Siluk | Liana bersulur |
4.2. Pembahasan
Dari praktikum di atas, maka dapat dilihat bahwa liana dan epifit
yang terdapat di dalam hutan sangat banyak. Liana dan Epifit tersebut
antara lain:
A. Epifit
Myrmecodia tuberosa
Klasifikasi :
- Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
- Sub Kelas: Asteridae
- Ordo: Rubiales
- Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
- Genus: myrmecodia
- Spesies: myrmecodia tuberosa
Sarang Semut adalah satu dari banyak tumbuhan obat yang banyak tumbuh
di daerah Indonesia paling barat, Papua (Irian). Myrmecodia adalah
keluarga tumbuhan semut yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Tumbuhan
sarang semut adalah jenis tumbuhan epifit, tumbuh di cabang dan batang
pohon lain yang lebih besar, namun tidak hidup secara parasit yang
menghisap makanan dari inangnya, tetapi hanya sebagai tempat menempel,
menumpang untuk tumbuh. Ada beragam tumbuhan epifit lainnya seperti
lumut kerak, alga, lumut, anggrek, dan lain-lain.
Di alam bebas, akar-akar myrmecodia sering tumbuh bergantungan ke
bawah di dahan-dahan. Tumbuhan ini menyimpan makanan dan air di dalam
kaudeks (gelembung besar pada daerah batang) berwarna coklat
keabu-abuan. Clypeoli dan alveoli menutupi batangnya yang tidak
bercabang. Batangnya ditumbuhi duri dan daun-daun kecil.
Paku-pakuan
Epifit lain yang ada di dalam hutan adalah epifit dengan jenis
paku-pakuan. Epifit ini berbentuk seperti tumbuhan paku yang menempel
pada pohon-pohon hutan yang tidak terlalu tinggi. Pada praktikum kali
ini, epifit jenis paku-pakuan yang ditemukan menempel pada pohon pulai.
Sisik Naga
Klasifikasi :
- Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
- Divisi: Pteridophyta
- Kelas: Pteridopsida
- Ordo: Polypodiales
- Famili: Polypodiaceae
- Genus: Drymoglossum
- Spesies: Drymoglossum piloselloides (L.) Presl.
Sisik naga dapat ditemukan di seluruh daerah Asia tropik, merupakan
tumbuhan epifit (tumbuhan yang menumpang pada pohon lain), tetapi bukan
parasit karena dapat membuat makanan sendiri. Sisik naga dapat ditemukan
tumbuh liar di hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya pada daerah
yang agak lembab mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m
dpl. Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang,
kecil, merayap, bersisik, panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang
satu dengan yang lainnya tumbuh dengan jarak yang pendek. Daun
bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau jorong
memanjang, ujung tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata,
permukaan daun tua gundul atau berambut jarang pada permukaan bawah,
berwarna hijau sampai hijau kecokelatan. Daunnya ada yang mandul dan ada
yang membawa spora. Daun fertil bertangkai pendek atau duduk, oval
memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm. Ukuran daun yang berbentuk
bulat sampai jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga
tanaman ini dinamakan picisan. Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora
dan pemisahan akar.
Asplenium nidus
Klasifikasi :
- Kingdom : Plantae
- Division : Pteridophyta
- Class : Polypodiopsida
- Ordo : Polypodiales
- Family : Aspleniaceae
- Genus : Asplenium
- Species : Asplenium nidus
Tumbuh tersebar di seluruh kawasan yang diamati mulai 1.060-1.240 m
dpl. Tumbuh epifit di batang pohon yang telah ditebang sampai di ranting
pohon besar. Secara umum tumbuhan ini banyak ditemukan baik di dataran
rendah maupun daerah pegunungan sampai ketinggian 2.500 m dpl., sering
menumpang di batang pohon tinggi, dan menyukai daerah yang agak lembab
dan tahan terhadap sinar matahari langsung. Tanaman ini tersebar di
seluruh daerah tropis.
Daun tunggal tersusun pada batang sangat pendek melingkar membentuk
keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang 7 -150 cm, lebar 3 – 30 cm.
perlahan-lahan menyempit sampai bagian ujung. Ujung meruncing atau
membulat, tepi rata dengan permukaan yang berombak dan mengkilat. Daun
bagian bawah warnanya lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang
anak tulang, daun bentuk lanset, tersusun melingkar, ujung meruncing,
warna daun bagian atas hijau terang, bagian bawah hijau pucat. Peruratan
daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila
terkena cahaya matahari langsung..
Tangkai daun kokoh, hitam, panjang sekitar 5 cm. Tulang daun menonjol
di permukaan atas daun, biasanya hampir rata ke bawah, berwarna coklat
tua pada daun tua. Urat daun bercabang tunggal, kadang bercabang dua,
cabang pertama dekat bagian tengah sampai ±0, 5 mm dari tepi daun.
Tekstur daun seperti kertas.
Paku Sarang Burung atau nama saintifiknya Asplenium nidus
adalah spesies epifit yang biasanya ditemui di kawasan tanah pamah,
kawasan pergunungan dan kawasan hutan sekunder. Bahagian tengah spesies
ini mampu mengumpul daun-daun kering daripada pokok sokongan melalui
struktur berbentuk bakul dan mereputkannya untuk mendapatkan nutrien dan
bahagian ini juga menyerap air hujan dan menyimpannya sehingga hujan
yang seterusnya. Daun-daun terbentuk dari tengah pokok dan kemudian
bersusun-susun membentuk roset yang diselaputi sisik berwarna coklat tua
di pangkalnya. Akar tumbuh di sepanjang batang pendek untuk mengukuhkan
struktur Paku Sarang Burung ini.
B. Liana
Liana 1
Liana pertama yang ditemukan dalam praktikum kali ini adalah liana
yang pembelit. Liana ini membelit pohon rambutan hutan. Liana ini
memiliki ciri-ciri, yaitu: daun berbentuk jorong dan berwarna hijau.
Permukaan daun dilapisi oleh bulu-bulu halus. Batang berwarna kuning dan
berbulu.
Derris elliptica
Klasifikasi :
- Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Fabales
- Famili: Fabaceae
- Genus: Derris
- Spesies: Derris elliptica
Liana kedua adalah liana yang bernama tuba atau Derris elliptica.
Liana ini tumbuh membelit pohon tempunek. Tuba merupakan tumbuhan
berkayu memanjat (liana) 7 – 15 pasang daun pada tiap rantingnya. Daun
muda berambut kaku pada kedua permukaannya. Di bahagian bawah daun
diliputi oleh bulu lembut berwarna perang. Batangnya merambat dengan
ketinggian hingga 10 meter. Ranting-ranting Tuba tua berwarna
kecoklatan.
Liana 2
Liana ketiga yang ditemukan dalam praktikum kali ini adalah liana
yang pembelit. Liana ini membelit pohon arang paroh. Liana ini memiliki
ciri-ciri, yaitu: daun berbentuk lonjong dan berwarna hijau dengan
batang berwarna cokelat.
Liana 3
Liana keempat yang ditemukan dalam praktikum kali ini adalah liana
yang berkayu. Liana ini bergantung pada pohon medang. Liana ini memiliki
ciri-ciri, yaitu: daun berbentuk lonjong dan berwarna hijau dengan
batang berwarna cokelat.
Liana 4
Liana kelima yang ditemukan dalam praktikum kali ini adalah liana
yang pembelit. Liana ini membelit pohon medang. Liana ini memiliki
ciri-ciri, yaitu: daunnya merupakan daun majemuk dan berwarna hijau
dengan batang berwarna cokelat.
Liana 5
Liana keenam yang ditemukan dalam praktikum kali ini adalah liana
yang bersulur. Liana ini membelit pohon medang. Liana ini memiliki
ciri-ciri, yaitu: daunnya merupakan daun dengan bentuk menjari dan
berwarna hijau dengan batang berwarna cokelat.
Liana 6
Liana ketujuh yang ditemukan dalam praktikum kali ini adalah liana
yang bersulur. Liana ini membelit pohon siluk. Liana ini memiliki
ciri-ciri, yaitu: daun berbentuk jorong dan berwarna hijau dengan batang
berwarna cokelat.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tumbuhan mampu mengatur hidupnya dalam berhubungan dengan tumbuhan
lain, sehingga terbentuklah kehidupan yang berdampigan secara alami
sesuai dengan tempatnya masing-masing, sehingga terbentuk kehidupan
tumbuhan seperti pencekik, epifit, parasit dan liana.
Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang untuk kelangsungan hidupnya
menggantungkan sebagian atau seluruh sumber energinya pada tumbuhan lain
(disebut tumbuhan inang) dan mengakibatkan inangnya mengalami
kekurangan energi.
Liana adalah suatu habitus tumbuhan. Suatu tumbuhan dikatakan liana
apabila dalam pertumbuhannya memerlukan kaitan atau objek lain agar ia
dapat bersaing mendapatkan cahaya matahari.
Tumbuhan epifit adalah tumbuhan yang menumpang pada tumbuhan lain sebagai tempat hidupnya.
Daftar Pustaka
- Indriyanto, Ekologi Hutan, 2006, Jakarta: Bumi Aksara
- Http://Alamendah.wordpress.com// diunduh pada 08 Oktober 2011, pukul 19.00 WIB
- Http://Neta071620009.wordpress.com// diunduh pada 08 Oktober, pukul 19.30 WIB
- Http://www.Wikipedia.org// diunduh pada 08 Oktober, pukul 19.00 WIB
- Http://kebunrayaenrekang.com// diunduh pada 08 Oktober, pukul 19.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar