Parcheilinus rennyae, spesies baru flasher wrasse yang ditemukan di barat daya Nusa Tenggara Timur. Foto ini diambil pada tanggal 28 Juli 2013. Foto: Gerald Allen/Conservation International
Dunia bawah laut Indonesia masih menyimpan ribuan misteri. Berbagai jenis spesies unik, hingga kini masih terus menanti ditemukan. Kabar terbaru dari balik keindahan dunia bawah laut Indonesia, muncul dari perairan di Nusa Tenggara Timur setelah sejumlah pakar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bersama sejumlah pakar dari University of California mengidentifikasi spesies flasher wrasse terbaru dan dinyatakan sebagai spesies independen dan berbeda dari 16 jenis spesies flasher wrasse yang sudah dikenal sebelumnya.
Spesies baru ini dinamai Parcheilinus rennyae, untuk
menghormati salah satu pakar yang paling berjasa dalam taksonomi ikan di
Indonesia, yaitu Renny Kurnia Hadiaty. Sepanjang 27 tahun kariernya,
Renny mengabdikan dirinya dalam bidang ini dan banyak menulis bersama
pakar ikan dunia Gerald Allen yang kini bekerja untuk Conservation
International.
Parcheilinus rennyae ini diketahui hanya ada di wilayah
Barat Daya di Pulau Flores dan Pulau Komodo dan memiliki warna yang
sangat indah. Spesies ini adalah spesies flasher wrasse ke-17 yang sudah
diketahui oleh manusia, bentuk sirip di tubuh bagian atas yang
melengkung serta warna oranye menyala di di tubuhnya menjadi ciri utama
ikan ini.
Secara genetik mengindikasikan bahwa ikan ini masih kerabat dekat dari Parcheilinus angulatus
yang berasal dari Filipina dan Pulau Kalimantan di bagian utara, namun
kedua spesies ini berbeda terutama dari bentuk sirip tengahnya.
Pakar ikan Renny Kurnia Hadiaty sendiri merasa sangat bersyukur atas
penghargaan ini. “Saya merasa sangat terhormat, bukan saja karena ini
ikan yang sangat indah namun juga karena penulis utama dari deskripsi
ikan ini adalah rekan dekat dan pakar ikan yang sudah sangat dikenal
dunia, Gerald Allen,” ungkap Renny, sang kurator koleksi ikan di Museum
Zoologi Bogor dalam pernyataannya seperti tertuang dalam rilis yang
diterbitkan oleh Conservation International pada hari Rabu 13 November
2013.
Penemuan spesies baru ini tentu membawa dampak terhadap
keberlangsungan siklus hidup ikan ini. Tanpa perlindungan yang baik,
maka ikan ini akan cepat terancam seiring dengan pemberitaan media yang
masif. “Kami sangat gembira bahwa salah satu ilmuwan muda kami, Ni Luh
Astria Yusmalinda berhasil menerbitkan jurnal internasionalnya yang
pertama berdasar dari analisis genetik spesies baru ini dan kerabat
dekatnya,” ungkap Ngurah Mahardika dari Pusat Penelitian Keragaman
Hayati Universitas Udayana, Bali.
Ikan jenis flasher wrasse sendiri sangat terkenal di kalangan
penyelam dan fotografer bawah air karena warna mereka yang sangat
mencolok akan terlihat jelas saat mereka melakukan proses kawin sekitar
satu jam sebelum matahari terbenam. Menjelang senja, ikan-ikan wrasse
ini akan berpendar kecoklatan.
Sejumlah pakar yang terlibat dalam penemuan spesies baru ini terdiri
dari Pusat Penelitian Keragaman Hayati Universitas Udayana Bali,
Universitas Negeri Papua di Manokwari, Universitas Diponegoro Semarang,
University of California Los Angeles dan Conservation International
Indonesia.
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar