Bumblebee Shrimp yang semakin langka. Foto: Wisuda
Siapa yang tak mengenal udang ? hampir setiap orang mengenal hewan ini. Rasanya yang lezat, dan kandungan gizinya tinggi, membuatnya dihargai cukup mahal di pasaran.
Jenis udang yang satu ini pun tidak kalah terkenalnya, walaupun tidak
di kalangan pecinta makanan laut, setidaknya udang mungil berukuran
maksimal 1,5 cm ini, menjadi buruan favorit, para pehobi fotografi underwater, untuk mengabadikan keindahan dan keunikan warna tubuhnya.
Gnathophyllum americanum demikian nama latinnya. Warna
tubuhnya yang bergaris-garis hitam dan kuning sehingga serupa dengan
lebah madu, membuatnya juga disebut striped bumblebee shrimp.
Udang laut ini banyak ditemukan pada negara-negara beriklim tropis,
termasuk Indonesia dan di wilayah Karibia. Ini karena si udang hidup di
suhu 20 sampai 25 derajat celcius. Makanan favoritnya adalah lumut atau
tumbuhan algae yang banyak menempel pada karang. Selain itu, udang
bumblebee juga sangat menyukai kayu-kayu yang sudah melapuk di dalam
laut.
Di Indonesia sendiri, bumblebee shrimp masih dapat ditemui
di perairan indonesia bagian timur, seperti Papua, Maluku, Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi. Di indonesia tengah terdapat di Bali, Nusa tenggara
Barat, dan beberapa daerah di Kalimantan. Dan di Indonesia Bagian Barat
terdapat di sebagian Sumatera saja.
Udang bumblebee, terkadang juga dapat ditemukan pada hewan-hewan echinodermata, seperti bulu bai, tripang dan bintang laut.
Agak sulit menemukannya di siang hari. Karena bumblebee shrimp termasuk hewan nocturnal,
atau lebih banyak beraktivitas di malam hari. Dan hidup pada kedalaman 1
hingga 45 meter. Dengan tubuhnya yang mungil itu, dia dapat mudah
menyelinap ke sela-sela atau lubang-lubang di karang-karang keras, untuk
melindungi diri dari kejaran para predator alamnya, seperti ikan,
kepiting, cumi-cumi dan sotong.
Sayangnya, di Indonesia, selain dijadikan obyek foto, bumblebee shrimp
juga dicari nelayan untuk dijual sebagai udang hias. Ini membuat
keberadaannya semakin berkurang. Harganya yang cukup menggiurkan. Yaitu
sekitar lima ribu rupiah per ekornya, memancing eksplorasi besar-besaran
terhadap hewan ini.
Diperlukan kesadaran dan kearifan dari masyarakat setempat, serta
regulasi dari pemerintah yang ketat, untuk menjaga agar hewan cantik ini
bisa berkembangbiak dengan tenang, sehingga dapat menjadi salah satu
obyek wisata bawah air para penggemar fotografi makro bawah air.
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar