Pulai
(Alstonia sp) memiliki sekitar 40 – 60 species yang tersebar di daratan
tropika dan sub tropika Afrika, Amerika Tengah, Asia Bagian Selatan,
Polynesia dan New South Wales, Quensland dan Australia Bagian Utara,
serta beberapa species di daratan Malaisyia.
Dari
banyaknya jenis Pulai (Alstonia sp) yang berjumlah sekitar 40 – 60
tersebut diantaranya A. macrophylla, A. angustiloba, A. angustifolia, A.
spatulata, A. elliptica, A. oblongifolia, A. pneumatophora, A.
scholaris, A. costaca dan lain-lain. Namun demikian hanya akan
dijelaskan beberapa jenis saja karena keterbatasan data dan literatur
yang diperoleh. Jenis atau species yang akan dijelaskan adalah Alstonia
scholaris.
Memiliki
nama sinonim dengan Echites scholaris L., Echites pala Ham.,
Tabernaemontana alternitifolia Burn. Nama daerahnya secara umum adalah
Pulai Gading. Tersebar luas di Asia Pasifik mulai India dan Sri Lanka
sampai daratan Asia Tenggara dan China Selatan, seluruh Malaysia hingga
Australia Utara dan Kepulauan Solomon. Di Indonesia sendiri tersebar
luas terutama Sumatera, Kalimantan dan Jawa Barat.
a. Ciri – Ciri Tumbuhan
- Ciri – ciri dari pohon ini memiliki tinggi bisa mencapai lebih dari 40 m. Batang pohon tua beralur sangat jelas, sayatan berwarna krem dan banyak mengeluarkan getah berwarna putih.
- Daun tersusun melingkar berbentuk lonjong atau elip. Panjang bunga lebih dari 1 cm, berwarna krem atau hijau, pada percabangan, panjang runjung bunga lebih dar 120 cm.
- Buah berwarna kuning merekah, berbentuk bumbung bercuping dua, sedikit berkayu, dengan ukuran panjang antara 15 – 32 cm, berisi banyak benih.
b. Tempat Tumbuh Tanaman
Toleran
terhadap berbagai macam tanah dan habitat, dijumpai sebagai tanaman
kecil yang tumbuh di atas karang atau bagian tajuk dari hutan primer dan
sekunder. Banyak dijumpai di dataran rendah/pesisir dengan curah hujan
tahunan 1000-3800 mm. Juga dijumpai pada ketinggian diatas 1000 m dpl.
Salah satu sifat adalah dapat tumbuh di atas tanah dangkal. Tidak
tumbuhya tanaman ini pada sebaran alami yang suhunya kurang dari 8ºC,
yang menunjukkan jenis ini tidak tahan udara dingin.
c. Manfaat / Kegunaan
- Kayunya tidak awet, hanya memungkinkan untuk konstuksi ringan di dalam ruangan, atau untuk industri pulp dan kertas, serta digunakan terutama untuk papan tulis sekolah, sehingga dinamakan scholaris. Selain itu, sebenarnya pohon Pulai ini banyak manfaatnya untuk pengobatan. Terutama dari kulit dan daunnya. Hal ini disebabkan karena banyak kandungan kimia dari kulit dan daun Pulai yang antara lain : Kulit kayu mengandung alkaloida ditanin, ekitamin (ditamin), ekitanin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin dan triperpen.
- Daun mengandung pikrinin. Sedang-kan bunga Pulai mengandung asam ursolat dan lupeol.
d. Kulit kayu dapat untuk mengatasi:
Demam,
malaria, limpa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, kurang nafsu
makan, perut kembung, sakit perut, kolik, kencing manis, tenakan darah
tinggi, wasir, anemia, gangguan haid, rematik akut.
e. Daun dapat untuk mengatasi:
Borok, bisul, perempuan setelah melahirkan (nifas), beri-beri dan payudara bengkak karena bendungan ASI.
B. Cara Silvikulturnya
Pulai
(Alstonia sp) yang dikenal masyarakat sebagai kayu lame adalah tanaman
yang tumbuh di daerah yang mempunyai jenis tanah liat atau berpasir atau
daerah digenangi air. Namun demikian ada beberapa spesies yang juga
sering terdapat di daerah lereng bukit berbatu. Penyebaran dari jenis
ini terdapat di seluruh Indonesia. Tempat tumbuh Pulai pada daerah
dengan ketinggian antara 0 sampai 1.000 m dpl bahkan lebih, pada hutan
tropis dengan tipe curah hujan dari A sampai C.
Buah
Berwarna kuning merekah, berbentuk bumbung bercuping dua, sedikit
berkayu, dengan ukuran panjang antara 15 – 32 cm. Buah tersebut berisi
banyak benih. Benih
Panjang dengan ukuran 4 – 5 mm, berwarna coklat, berbentuk pipih
memanjang, terdapat dua ikat benang pada ujungnya dengan panjang antara 7
– 13 mm. Benih dari pohon alam dapat disebar oleh angin. Jumlah benih
dalam 1 (satu) kilogramnya berkisar antara 37.000 – 87.000 butir.
Pulai
(Alstonia sp) termasuk tumbuhan dengan jenis yang selalu hijau/tidak
gugur daun. Di Australia tumbuhan ini berbunga pada bulan Oktober –
Desember. Sedangkan di Sri Lanka, berbunga sampai dua periode setiap
tahunnya yaitu pada bulan April – Juni dan bulan Oktober – Nopember.
Musim panen di Sri Lanka pada bulan Pebruari. Di Laos berbunga pada
akhir musim hujan dan benihnya dikumpulkan pada bulan Pebruari – Maret.
Di Vietnam, berbunga bulan Agustus – September, dan berbuah pada bulan
Januari – Pebruari.
Buah
dipetik langsung dari pohon atau bisa juga dikumpulkan dari lantai
hutan setelah dahannya digoyang. Benih masak apabila buah telah berubah
menjadi coklat, tetapi pengumpulan harus dilakukan sebelum buah merekah
dan benihnya tersebar. Pengumpulan harus tepat waktu, karena periode
buah masak hingga merekah hanya 2 (dua) minggu.
Bibit
tanaman pulai diperoleh dari biji, ditanam melalui persemaian yang
dilakukan dengan menyemaikan biji dalam bak kecambah langsung di bawah
sinar matahari atau di bawah naungan. Biji diperoleh dari pohon yang
telah berbuah, atau dapat dikatakan pada pohon yang telah tua. Lebih
baik biji diambil dari pohon yang kondisi fisiknya besar dan baik atau
dapat dikatakan sebagai pohon induk, agar hasil bibit yang diperoleh
juga seperti induknya.
Di
Indonesia, Pulai (Alstonia sp) biasanya berbunga dan berbuah antara
bulan Mei sampai Agustus. Buah pulai berbiji sangat banyak. Rata 500.000 butir. Biji yang±– rata tiap kilogram biji kering berisi telah dijemur dan disimpan dalam kaleng tertutup rapat dalam jangka waktu dua bulan masih mampu berkecambah sampai 80% – 90%.
a. Perlakuan Terhadap Benih
Pengolahan, penanganan buah dan benih.
Setelah
buah masak dipanen, langkah selanjutnya dijemur sampai terbuka dan
benihnya terlepas. Penjemuran ini biasanya memakan waktu sekitar satu
minggu. Apabila buah tersebut dipanen sebelum masak, maka perlu dilakukan pemeraman.
Benih
yang ada di dalam buah ukurannya sangat kecil dan sangat mudah tertiup
oleh angin selama waktu pengeringan. Untuk menghindari resiko ini dapat
dikurangi dengan cara menutupkan jaring plastik selama penjemuran. Di
beberapa tempat bulu benih dihilangkan, tetapi belum diketahui
pengaruhnya terhadap penyimpanan dan viabilitas benih.
Fisiologi
penyimpanan belum diketahui, tetapi benih ukuran kecil ini kenyataanya
dapat dikeringkan yang menunjukkan bahwa benih tersebut ortodoks. Benih segar mempunyai daya kecambah yang sangat tinggi, dengan persen tumbuh mendekati 100%. Namun
demikian benih ini cepat kehilangan viabilitasnya. Benih yang disimpan
selama 2 bulan dalam suatu wadah yang kedap udara, dilaporkan dapat
berkecambah sampai 90%. Tetapi belum diketahui apakah benih ini bisa
bertahan pada suhu yang rendah.
Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Benih
segar tidak mengalami dormansi, sehingga tidak perlu adanya perlakuan
pendahuluan. Kemungkinan adanya dormasi sekunder perlu penyelidikan
lebih lanjut. Tidak
ada persyaratan khusus untuk penaburan, kecuali memerlukan sinar
matahari penuh. Dengan sedikit ditutup setelah penaburan, penyinaran dan
penyiraman yang teratur, benih mulai berkecambah setelah 12 hari dan
berlanjut sampai 3 bulan.
Penyapihan bibit dilakukan setelah batas ngandi kayu yaitu pada umur 1 – 1.5 bulan setelah berkecambah. Bibit
sapihan tersebut ditanam pada kantung/polybag ukuran 10 X 15 cm yang
berisi media tanam yang merupakan campuran dari tanah dan humus. Maksud
dari campuran tanah dan humus adalah agar kondisi media tanam tersebut
subur, sehingga prosen tumbuhnya tinggi. Selain
itu selama berada di polybag perlu adanya penambahan pupuk NPK dengan
dosis tertentu agar media tersebut tingkat kesuburannya terjaga.
Bibit siap tanam berukuran tinggi 30 – 60 cm setelah berumur 4 – 6 bulan yaitu biasanya sekitar bulan Agustus – Oktober.
Bibit siap tanam berukuran tinggi 30 – 60 cm setelah berumur 4 – 6 bulan yaitu biasanya sekitar bulan Agustus – Oktober.
Selain
bibit, stum yang berdiameter leher akarnya 6 mm juga dapat ditanam.
Stum tersebut bisa diperoleh dengan pencabutan yang berasal dari anakan
pohon yang berada di alam. Begitu pula sambungan/menyambung dapat
dilakukan untuk jenis ini. Di
dalam kegiatan persiapan lahan, meliputi kegiatan yang berupa penataan
areal tanaman; pembersihan lapangan; serta pengolahan lahan. Untuk
mempermudah didalam melakukan kegiatan penanaman dan pengawasan, maka
sebaiknya areal tanaman dibagi ke dalam blok – blok dan petak. Pembagian
blok maupun petak tersebut dilakukan secara fleksibel mengikuti
keadaan/kondisi lapangan yang ada.
Pembersihan
lahan dilakukan sebaiknya secara mekanik, dengan menghindari cara
kimiawi. Apabila pembersihan dengan peralatan yang sederhana sudah
cukup, tidak perlu mem pergunakan peralatan berat. Hal ini dimaksudkan
agar dapat mengurangi kerusakan terhadap tekstur dan struktur tanah di
areal tersebut. Pohon pengganggu yang berdiameter kurang dari 10 cm
tunggulnya sedapat mungkin dibongkar. Pengolahan
tanah disarankan dilakukan secara minimal (minimum tillage) dengan
membuat cemplongan. Cemplongan–cemplongan yang dibuat untuk menanam
bibit tersebut berbentuk persegi dengan ukuran tertentu. Cemplongan yang
sudah dibuat tersebut kemudian diisi humus atau pupuk kandang untuk
menambah kandungan unsur hara yang ada di dalamnya.
Penanaman
dilaksanakan sekitar bulan Agustus sampai Oktober dengan asumsi pada
saat musim hujan tiba diperkirakan akar tanaman sudah dapat tertancap
kuat pada tanah, sehingga apabila dataran tergenang oleh air maka
tanaman tidak akan hanyut oleh genangan air tersebut. Penanaman
dilaksanakan dengan menanam bibit dari persemaian dengan jarak tanam 3 X
3 m. Pada tempat yang sudah di ajir dibuat lubang tanam yang berukuran
45 cm X 30 cm, tanah digali dengan cangkul. Sedangkan untuk tanah yang
berair cukup di ajir lalu ditanam dengan cara membenamkan bibit dari
polybag.
Bibit yang siap ditanam di lapangan adalah setelah berumur 4 – 6 bulan dan mempunyai tinggi 30 – 60 cm.
Bibit yang siap ditanam di lapangan adalah setelah berumur 4 – 6 bulan dan mempunyai tinggi 30 – 60 cm.
b. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman
Kegiatan
penyulaman dilakukan pada tahun pertama menjelang musim hujan. Tanaman
yang mati dan kerdil segera disulam dengan bibit dari persemaian.
b. Penyiangan
Penyiangan
dilaksanakan minimal 2 kali dalam setahun. Penyiangan adalah
membebaskan tanaman dari tanaman pengganggu lainnya untuk menghindarkan
persaingan unsur hara, sinar matahari dan air.
c. Pemupukan
Pemupukan
dilakukan untuk memper-tahankan ketersediaan hara dalam tanah untuk
pertumbuhan tanaman. Tanah-tanah gambut di daerah tropika pada umumnya
kekurangan unsur mikro (Cu dan Zn) dan kandungan kation basa serta
fosfor. Kekurangan Cu pada daun dapat menyebabkan terjadinya chlorosis
mid crown sedangkan kekurangan Zn dapat mengakibatkan terjadinya peat
yellow (kuning gambut) pada tajuk tanaman.
d. Pemeliharaan Tegakan
a. Pemangkasan (Prunning)
Pemangkasan
cabang dilakukan untuk meningkatkan kualitas batang melalui peningkatan
ukuran panjang batang bebas cabang. Pemangkasan dikerjakan pada waktu
cabang-cabangnya garis tengah sekecil mungkin, untuk menghindarkan luka
yang terlalu besar dan untuk mencegah timbulnya benjolan besar pada
kayu. Prunning dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada umur 6 bulan, 1
tahun dan 2 tahun setelah ditanam di lapangan.
b. Penjarangan (Thinning)
Penjarangan
dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan ruang tumbuh yang optimal,
sehingga pertumbuhan pohon-pohon yang ditinggalkan dapat tumbuh secara
optimal dengan kualitas dan kuantitas produksi kayu yang dihasilkan
selama daur meningkat.
Penjarangan
dilakukan dengan membuang pohon-pohon yang tertekan, jelek, terserang
hama dan penyakit, atau batangnya bengkok, cabang banyak dan lain-lain
yang mengganggu pohon tinggal. Penjarangan pertama dilakukan pada saat
tanaman berumur 5 tahun dan penjarangan kedua dilakukan pada saat
tanaman berumur 8 tahun.
c. Pencegahan Terhadap Hama dan Penyakit
Secara
umum, tidak terdapat penyakit yang ada pada tanaman Pulai (Alstonia
sp). Sedangkan hama yang biasa menyerang tanaman Pulai (Alstonia sp)
adalah ulat pemakan daun. Hama tersebut dapat dicegah dengan cara
mengembangkan predatornya, yaitu jenis serangga tertentu.
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar