Ki hujan, pohon hujan, atau trembesi (Samanea saman)
merupakan tumbuhan pohon besar, tinggi, dengan tajuk yang sangat
melebar. Tumbuhan ini pernah populer sebagai tumbuhan peneduh.
Perakarannya yang sangat meluas membuatnya kurang populer karena dapat
merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Namanya berasal dari air yang
sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang
kuat serta kotoran dari tonggeret yang tinggal di pohon. Di beberapa
tempat bahkan dianggap mengganggu karena tajuknya menghambat tumbuhan
lain untuk berkembang.
Tinggi jenis pohon ini mencapai
25 meter ,berbentuk melebar seperti payung (canopy), pohon yang masuk
dalam sub famili Mimosaceae dan famili Fabaceae ini biasa ditanam
sebagai tumbuhan pembawa keteduhan. Uniknya, daun pohon saman bisa
mengerut di saat-saat tertentu, yaitu 1,5 jam sebelum matahari terbenam
dan akan kembali mekar saat esok paginya setelah matahari terbit. Jika
hujan datang, daun-daunnya kembali menguncup. Bentuk dahannya kecil
kecil seperti dahan putri malu. Daun ini tumbuh melebar seperti pohon
beringin, tetapi tidak simetris alias tidak seimbang. Bijinya mirip
dengan biji kedelai, hanya warna cokelatnya lebih gelap. Bunganya
menyerupai bulu-bulu halus yang ujungnya berwarna kuning, sementara pada
dasar bunga berwarna merah. Buahnya memanjang, berwarna hitam kala
masak dan biasa gugur ketika sehabis matang dalam keadaan terpecah.
Setiap panjang tangkainya berukuran 7-10 sentimeter.
Ki Hujan dapat bertahan 2-4 bulan atau lebih lama di daerah yang mempunyai curah hujan 40 mm/tahun (dry season)
atau bahkan dapat hidup lebih lama tergantung usia, ukuran pohon,
temperatur dan tanah. Trembesi juga dapat hidup di daerah dengan
temperatur 20-300oC, maksimum temperatur 25-380oC, minimum 18-200oC,tem-peratur minimum yang dapat ditoleransi 80oC.
Tanaman peneduh hujan ini akan tumbuh 15-25 m (50-80 ft) di tempat
terbuka dengan diameter kanopi (payung) lebih besar dari tingginya.
Jenis
pohon ini memiliki kemampuan menyerap karbondioksida dari udara yang
sangat besar. Pohon ini mampu menyerap 28.488,39 kg CO2/pohon setiap tahunnya.
1. Ciri Pohon
Albizia
Saman dapat mencapai ketinggian rata-rata 30 - 40 m,lingkar pohon
sekitar 4,5 m dan mahkota pohon mencapai 40 - 60 m. Bentuk batangnya
tidak beraturan kadang bengkok, menggelembung besar. Daunnya majemuk
mempunyai panjang tangkai sekitar 7-15 cm. Sedangkan pada pohon yang sudah tua berwarna kecekelatan dan permukaan kulit sangat kasar dan terkelupas.
2. Ciri Daun
Daunnya
melipat pada cuaca hujan dan di malam hari, sehingga pohon ini juga di
namakan Pohon pukul 5. Kulit pohon hujan ini berwarna abu-abu
kecokelatan pada pohon muda yang masih halus. Sedangkan lebar daunnya
sekitar 4-5 cm berwarna hijau tua, pada permukaan daun bagian bawah
memiliki beludru, kalau di pegang terasa lembut.
3. Ciri Bunga
Pohon
hujan berbunga pada bulan Mei dan juni. Bunga berwarna putih dan bercak
merah muda pada bagian bulu atasnya. Panjang bunga mencapai 10 cm dari
pangkala bunga hingga ujung bulu bunga. Tabung mahkota berukuran 3,7 cm
dan memiliki kurang lebih 20-30 benang sari yang panjangnya sekitar 3-5
cm. Bunga menghasilkan nektar untuk menarik seranga guna berlangsungnya penyerbukan.
4. Ciri Buah
Buah
pohon hujan bentuknya panjang lurus agak melengkung, mempunyai panjang
sekitar 10-20 cm, mempunyai lebar 1,5 - 2 cm dan tebal sekitar 0,6 cm.
Buahnya berwarna cokelat kehitam-hitaman ketika buah tersebut masak.
Bijinya tertanam dalam daging berwarna cokelat kemerahan sangat lengket
dan manis berisi sekitar 5 - 25 biji dengan panjang 1,3 cm.
Semua
Jenis pohon dapat tumbuh di suatu lokasi dan kecepatan pertumbuhannya
sangat ditetntukan oleh faktor tempat tumbuh (faktor tapak). Tempat
tumbuh hutan (tapak) merupakan tempat yang dipandang dari segi faktor
ekologinya mempunyai kemampuan untuk menghasilkan hutan atau vegetasi
lainnya (Kadri dkk., 1992).
Perkembangbiakan Ki hujan (Samanea saman)
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pembibitan (metode yang
biasanya digunakan), pemotongan dahan, ranting, batang dengan cara
pencangkokan. Proses pembibitan untuk skala besar dapat menggunakan biji
trembesi dengan cara :
- Perkecambahan biji akan tumbuh dengan baik sekitar 36-50% tanpa perlakuan. Perkecambahan biji yang tidak diperlakuan akan tumbuh di tahun pertama penyimpanan biji (Seed Storage)
- Pembibitan biji dapat dilakukan dengan memberi perlakuan tertentu pada biji trembesi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih cepat, yaitu dengan memasukkan biji dalam air selama 1-2 menit dengan suhu 800C (1760F) dengan voluem air 5x lebih banyak dari volume biji, aduk biji kemudian keringkan. Rendam biji dalam air hangat dengan suhu 30-400 C (86-1040F )selama 24 jam. Metode ini akan membnatu perkecambahan biji 90-100%. (Craig and George, tanpa tahun). Skarifikasi biji (pengelupasan biji) akan tampak 3-5 hari setelah perlekuan dengan menyimpannya dalam tempat teduh dengan pemberian air yang konstan untuk membantu pertumbuhan biji.
Biji
sudah siap untuk ditanam setelah perkecambahan. Saat itu panjang
kecambah 20-30 m. Bibit yang mempunyai diameter >10 mm dapat lebih
bertahan dari air hujan. Perkiraan ukuran bibit saat penanaman yaitu
ketika mempunyai tinggi sekitar 15-30 cm (6-12 inci) dengan panjang akar
sekitar 10 cm (4 inci) dan panjnag batang mencapai 20 cm (8 inci).
Diameter batang dari bibit harus mencapai 5-30 mm. Penanaman ini dapat
dilakukan di pasir (tempat pembibitan) atau di tanam di polybag yang
berukuran 10×20 cm dengan komposisi 3:1:1 (tanah : pasir : kompos).
Perawatan bibit diperlukan untuk menjaga bibit agar bisa tumbuh besar
terutama dari serangan hama dan terpaan angin. Perawatan ini dilakukan
sampai Rain Tree menjadi lebih tinggi dan siap untuk melindungi.
0 komentar:
Posting Komentar