Planchonia valida Bl. Banyak ditemukan di Indonesia. Tanaman ini memiliki ciri-ciri ,
Pohon berbatang tegak, 35 m atau lebih, bebas dahan 25 m, diameter
hingga 100 cm, tinggi banir mencapai 3 m. Pepangan luar berwarna coklat
kemerahan, lilin, mengelupas berkotak besar-besar pepangan dalam
berwarna merah atau coklat muda, tebal 12 mm. Daun tunggal, bentuk
lonjong sampai bulat telur sungsang, tepi daun bergerigi, pangkal daun
tirus, helaian daun agak tebal dan kaku, mengkilap hijau bening, tulang
sekunder melengkung. Susunan daun tersebar mengelompok di ujung ranting
dengan tangkai daun tidak sama panjang. Perbungaan malai,terletak di
ujung ranting. Ciri Anatominya, Lingkar tumbuh tidak tegas, pembuluh
baur, sekitar 22% soliter, lainnya berganda radial 2-4 sel; beberapa
bergerombol di ameter sampai 204 mikro; rata-rata 160± 11 mikro,
frekuensi 6 ± 1 per mm2; bidang berforasi
sederhana; noktah antar pembuluh selang seling,poligonal, diameter 6-9
mikron; noktah antar pembuluh jari-jari berbagai macam bentuk dan
ukuran;sederhana,bundar,elips,horizontal dan ada yang cenderung
berbentuk palisade;tilosis sering di jumpai,endapan tidak dijumpai.
Parenkim terutama kelompok baur,berupa garis-garis tangensial pendek di
antara jari-jari;lainnya berbentuk selubung jarang sampai selubung
lengkap di sekeliling pembulu; panjang utas 5-9 sel. Jari-jari
heteroseluler dengan 1 sampai lebih dari 4 jalur sel tegak; lebar 1-4
seri; tinggi sampai 2.750 mikron karena 2 sampai 3 jari-jari bersambung
ke arah longitudinal; tinggi rata-rata 1.094 ± 210 mikron; frekuensi 10 ±
1 per mm. Serat dengan noktah sederhana; panjang 1.874 ± 159 mikron,
diameter 20,8 ± 1,4 mikron, tebal dinding 5,7 ± 0,5 mikron. Saluran
interseluler tidak ada, inklusin mineral kristal prisindtik sering di
jumpai dalam sel tegak jari-jari dan kadang-kadang dalam parenkim
aksial; silika tidak dijumpai.
Silvika
Di Indonesia, penyebarannya meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Timor Serta Malaysia (Sosef et al, 1998). Jenis ini
Ditemukan di hutan banjir musiman, biasanya di sepanjang sungai di hutan dataran rendah campuran atau musiman kadang-kadang di lereng bukit pada ketinggian sampai 1000 m (Kessler & Sidiyasa, 1994) (Soepadmo et al, 2002.)
Silvikultur
Ditemukan di hutan banjir musiman, biasanya di sepanjang sungai di hutan dataran rendah campuran atau musiman kadang-kadang di lereng bukit pada ketinggian sampai 1000 m (Kessler & Sidiyasa, 1994) (Soepadmo et al, 2002.)
Silvikultur
Informasi
tentang jenis ini belum banyak diketahui. Permudaan jenis ini belum
banyak dan tersebar. Permudaan buatan dapat dilakukan melalui biji yang
disemaikan terlebih dahulu. Biji jenis ini mulai berkecambah setelah
kurang lebih dua minggu disemaikan dengan tipe perkecambahan epigeal.
Berbuah pada musim buah tuah pada umumnya terjadi pada bulan April
sampai bulan Mei
Kegunaan
Kayu
putat yang keras dan berat digunakan untuk bangunan rumah (tiang,balok
bentang, penyangga dan usuk),lantai,dinding dan pelapis palet, ambang,
gagang alat, , kayu energi tetapi kurang baik sebagai bahan pulp dan
kertas, kayu bakar dan daun muda dimakan sebagai salad (Kessler & Sisiyasa, 1994).
0 komentar:
Posting Komentar