Clown fish dan anemon. Foto: Wisuda
Menyebut anemon, ingatan kita mungkin akan melayang mengingat ikan badut atau sering disebut clown fish yang hidup di sela-sela ribuan anemon. Bahkan industri film hollywood, sampai membuat film bertema ikan bergaris-garis merah putih ini dalam film “Finding Nemo” yang terkenal itu. Keduanya, memang seperti tidak terpisahkan.
Anemon sendiri, memang sekilas terlihat seperti tumbuhan, tapi jika
diamati lebih jauh, anemon laut merupakan jenis hewan dari keluarga Anthozoa.
Bentuk tubuh anemon yang seperti bunga,membuatnya juga disebut sebagai
mawar laut. Lipatan yang bundar di antara badan dan keping mulut membagi
binatang ini kedalam kapitulum di bagian atas dan scapus bagian
bawah. Di antara lengkungan seperti leher (collar) dan dasar dari
kapitulum terdapat “fossa”. Kepingmulut bentuknya datar, melingkar,
kadang-kadang mengkerut, dan dilengkapi dengan tentakel kecuali pada
jenis limnactinia keping mulut tidak dilengkapi dengan tentakel.
Beberapa anemon laut dapat bergerak seperti siput, bergerak secara
perlahan dengan cara menempel. .Sebagian besar anemon laut
memiliki sel penyengat yang berguna untuk melindungi dirinya dari
predator.
Dan sel penyengat inilah yang dimanfaatkan oleh beberapa mahluk hidup
untuk melindungi diri mereka dari para predator. Pada umumnya anemon
sendiri dapat dijumpai di daerah terumbu karang yang dangkal, di goba
atau di lereng terumbu tapi ada juga yang hidup di tepian padanglamun,
tetapi tidak sedikit pula yang memilih tinggal di pasir. Bahkan Carlgren
(1956) dalam penelitiannya menemukan beberapa jenis dari anemon yang
hidup di kedalaman 6000 meter dan bahkan lebih dari 10.000 meter. Anemon
jarang dijumpai pada daerah terumbu karang yang persentase tutupan
karang batunya tinggi.
Ada lebih dari 1000 jenis anemon yang tersebar di seluruh dunia, yang diantaranya juga banyak terdapat di perairan Indonesia.
Tentakel anemon mengeluarkan lendir yang melindungi diri dari
sengatan antar tentakelnya. Dan lendir inilah yang juga digunakan oleh
ikan badut untuk melindungi dirinya dari sengatan si anemon. Ikan badut,
mempunyai cara agar kebal terhadap racun anemon. Yaitu dengan melumasi
tubuhnya dengan lendir yang ada di tentakel anemon.
Antara anemon dan ikan badut, atau disebut juga ikan giru, terjalin
hubungan symbiosis mutualisme, yaitu saling menguntungkan.ikan badut
akan mengusir para predator anemon seperti ikan kupu-kupu, ketika hendak
memangsa anemon, selain juga membersihkan sisa makanan dan parasit
dari anemon dengan memakannya. Demikian juga sebaliknya, anemon adalah
rumah yang sangat aman bagi ikan badut, karena sengatan tentakelnya.
Ikan Badut, Jumlahnya Terus Berkurang di Habitat Asli
Ikan badut adalah ikan dari anak suku Amphiprioninae dalam suku Pomacentridae. Ada dua puluh delapan yang biasa dikenali, salah satunya adalah genus Premnas, sementara sisanya termasuk dalam genus Amphiprion.Mereka
tersebar di lautan Pasifik, Laut Merah, lautan India, dan karang besar
Australia. Spesies terbesar mencapai panjang 18 cm, sementara yang
terkecil hanya 6 cm. Pada saat menetas, semua ikan badut adalah jantan.
Dan ketika si betina, yang hanya ada satu di setiap anemonnya, mati,
maka jantan terbesar akan merubah kelaminnya menjadi betina.
Selain ikan-ikan besar, ikan badut juga mempunyai musuh kecil yang tidak berbahayanya. Musuh itu berupa crustacea
kecil yang menjadi parasit bagi ikan badut. Mereka tinggal di dalam
tubuh ikan badut dan menghisap nutrisi si ikan badut, sampai akhirnya
lemas dan kemudian mati.
Dewasa ini, ikan badut mulai banyak dicari orang untuk dijadikan
binatang peliharaan. Beberapa penelitian dan budidaya sudah dilakukan
terhadap ikan badut. Tetapi walaupun begitu, kuota penangkapan di alam
liarnya belum dijangkau oleh regulasi yang khusus, memang saat ini
jumlahnya di alam masih sangat melimpah, tapi perlu juga dipikirkan
keberlangsungannya, agar hewan lucu ini tidak menghilang dan langka.
Selain juga agar ekosistem di laut tetap terjaga dan lestari.
0 komentar:
Posting Komentar