Berdasarkan hasil citra landsat tahun 1999-2000 mengindikasikan terdapat lahan kritis yang perlu direhabilitasi seluas 101,73 juta ha. Dari luas tersebut 42,11 juta ha berada di luar kawasan hutan, dan seluas 59,62 juta ha berada di dalam kawasan hutan.
Untuk menanggulangi Kerusakan hutan yang semakin parah Pemerintah menetapkan Program GNRHL (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan).
GNRHL secara resmi dicanangkan pada tahun 2003 oleh Presiden Megawati Soekanorpoetri di desa Karangduwet, Kecamatan Paliyan, Kabupaten gunung Kidul Yogyakarta, dengan Thema “Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan Sebagai Komitmen Bangsa Untuk Meningkatkan Kualitas Lingkungan dan Kesejahteraan Rakyat“.
GNRHL bertujuan untuk melakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan secara terpadu dan terencana dengan melibatkan semua instansi pemerintah terkait, swasta dan masyarakat, agar kondisi lingkungan hulu dapat kembali berfungsi sebagai daerah resapan air hujan secara normal dan baik.
Foto Bersama Bapak Ir. Arif (Bpk Boy) Staf BPTH
Program GNRHL akan dilaksanakan pada daerah aliran sungai yang kondisinya kritis, dengan luas 3 juta hektar di seluruh Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun dimulai tahun 2003 dengan rincian tahun 2003 seluas 300.000 ha, tahun 2004 seluas 500.00 ha, 2005 seluas 600.00 ha, tahun 2006 seluas 700.000 ha, tahun seluas 900.000 ha.
Kabupaten Maluku Tenggara Barat Provinsi Maluku pada Tahun Anggaran 2004 mendapat kegiatan pengadaan bibit sejumlah 2.000.000 anakan untuk penanaman hutan lindung dan hutan rakyat. Persemaian dibuat pada beberapa lokasi yaitu: Desa Adaut, Fursui, Kandar, Namtabung, Makatian, Lauran dan Ilwaki disesuaikan dengan lokasi penanaman.
Dari Ibukota Provinsi (Ambon) menuju lokasi-lokasi ini terlebih dahulu harus singgah di ibukota kabupaten Maluku Tenggara Barat (Saumlaki). Ambon – Saumlaki dapat ditempuh menggunakan alat transporasi udara. Bila menggunakan transportasi laut harus memperhitungkan tinggi gelombang yang ada, karena melewati perairan laut Banda dengan ombak yang besar dan terkenal paling dalam di dunia.
Naik Speed Boat Meninjau Lokasi Persemaian
Setibanya di Saumlaki ibukota kabupaten Maluku Tenggara Barat, kita harus menggunakan speedboat untuk melanjutkan perjalanan menuju lokasi-lokasi persemaian yang terpencar di berbagai tempat. Daerah-daerah yang dikunjungi mempunyai gelombang laut yang cukup besar. Bila ke daerah-daerah tersebut harus memperhatikan kondisi mesin speedboat, jangan sampai mogok di tengah jalan. Kalo hal itu terjadi bisa-bisa kita terbawa arus sampai ke benua Australia. |
|
Foto Bersama Tim BPTH dan Dinas Perkebunan Kehutanan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. |
Jenis-jenis yang disemaikan untuk penanaman hutan lindung dan hutan rakyat Kab. MTB T.A. 2005 adalah Jati, Sengon, Jambu Mete dan Eucaliptus. Tiap areal penanaman seluas 100 Ha disiapkan bibit sebanyak 100.000 s/d 200.000 anakan. |
|
Tim Unpatti – BPTH – Konsultan Pengada Bibit |
Bibit di persemaian yang sangat cepat pertumbuhannya adalah jenis Jati dan Jambu mete. Jati termasuk salah satu jenis tanaman yang menyenangi cahaya matahari (intoleran), sehingga naungan perlu dilepaskan secara perlahan untuk memberikan cahaya yang cukup untuk semai jati. |
|
Bibit Jati (Tectona grandis) |
|
Bibit Jambu Mete, Sengon, Eucaliptus dan Jati |
Setelah 3 bulan bibit di persemaian, bibit-bibit tersebut sudah dapat dipindahkan ke lapangan. |
| |
Ikan Segar | |
| |
|
Foto Bersama BPTH, Konsultan dan Kepala Dinas Kab. MTB |
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar