Pengertian dan Definisi dari Hutan Pantai adalah Hutan yang tumbuh dan
berkembang di tepi pantai, tidak dipengaruhi oleh iklim dan berada di
atas garis pasang tertinggi.
Daerah pantai berpasir yang tidak terkena pengaruh abrasi biasanya di jumpai dua zona atau formasi yaitu formasi Pescaprae dan formasi Barringtonia.
Formasi pescaprae didominasi oleh tumbuhan yang merayap seperti Ipomoea pescaprae merupakan jenis tumbuhan yang banyak ditemui pada daerah pantai di Indonesia. Selain itu terdapat juga jenis Ipomea carnosa, Ipomoea denticulata, dan Ipomoea littoralis.
Di belakang formasi Pescaprae umumnya terdapat jenis Barringtonia asiatica sehingga Formasi ini disebut Formasi Barringtonia. Formasi Barringtonia inilah yang sebenarnya disebut sebagai vegetasi hutan pantai. Jenis-jenis yang sering terdapat daerah ini adalah Barringtonia asiatica, Casuarina equisetifolia, Terminalia catappa, Hibiscus tiliaceus, Calophyllum inophyllum, Hernandia peltata, Sterculia foetida, Manilkara kauki, Cocos nucifera, Pongamia pinnata, Premna Corymbosa, Premna obtusifolia, Pemphis acidula, Cordia subcordata L, Erythrina variegata, Guettarda speciosa, Pandanus bidur, Pandanus tectorius dan Nephrolepis biserrata.
Daerah pantai berpasir yang tidak terkena pengaruh abrasi biasanya di jumpai dua zona atau formasi yaitu formasi Pescaprae dan formasi Barringtonia.
Formasi pescaprae didominasi oleh tumbuhan yang merayap seperti Ipomoea pescaprae merupakan jenis tumbuhan yang banyak ditemui pada daerah pantai di Indonesia. Selain itu terdapat juga jenis Ipomea carnosa, Ipomoea denticulata, dan Ipomoea littoralis.
Di belakang formasi Pescaprae umumnya terdapat jenis Barringtonia asiatica sehingga Formasi ini disebut Formasi Barringtonia. Formasi Barringtonia inilah yang sebenarnya disebut sebagai vegetasi hutan pantai. Jenis-jenis yang sering terdapat daerah ini adalah Barringtonia asiatica, Casuarina equisetifolia, Terminalia catappa, Hibiscus tiliaceus, Calophyllum inophyllum, Hernandia peltata, Sterculia foetida, Manilkara kauki, Cocos nucifera, Pongamia pinnata, Premna Corymbosa, Premna obtusifolia, Pemphis acidula, Cordia subcordata L, Erythrina variegata, Guettarda speciosa, Pandanus bidur, Pandanus tectorius dan Nephrolepis biserrata.
Tipe ekosistem hutan pantai terdapat di daerah-daerah kering tepi
pantai dengan kondisi tanah berpasir atau berbatu dan terletak di atas
garis pasang tertinggi. Di daerah seperti itu pada umumnya jarang
tergenang oleh air laut, namun sering terjadi atau terkena angin
kencang dengan embusan garam.
Spesies-spesies pohon yang pada umumnya terdapat dalam ekosistem hutan pantai antara lain Barringtonia asiatica, Terminalia catappa, Calophyllum inophyllum, Hibiscus tiliaceus, Casuarina equisetifolia, dan Pisonia grandis. Selain spesies-spesies pohon tersebut, temyata kadang-kadang terdapat juga spesies pohon Hernandia peltata, Manilkara kauki, dan Sterculia foetida.
Apabila dilihat perkembangan vegetasi yang ada di daerah pantai (litoral), maka sesungguhnya sering dijumpai dua formasi vegetasi, yaitu formasi Pescaprae dan formasi Barringtonia.
1. Formasi Pescaprae
Formasi ini terdapat pada tumpukan-tumpukan pasir yang mengalami proses peninggian di sepanjang pantai, dan hampir terdapat di selumh pantai Indonesia. Komposisi spesies tumbuhan pada formasi pescaprae di mana saja hampir sama karena spesies tumbuhannya didominasi oleh Ipomoea pescaprae (katang-katang) salah satu spesies tumbuhan menjalar, herba rendah yang akamya mampu mengikat pasir. Sebetulnya nama fomlasi pescaprae diambil dari nama spesies tumbuhan yang dominan itu. Akan tetapi, ada spesies-spesies tumbuhan lainnya yang umumnya terdapat pada formasi pescaprae antara lain Cyperus penduculatus, Cyperus stoloniferus, Thuarea linvoluta, Spinifex littoralis, Vitex trifolia, Ishaemum muticum, Euphorbia atoto, Launaca sarmontasa, Fimbristylis sericea, Canavalia abtusiofolia, Triumfetta repens, Uigna marina, Ipomea carnosa, Ipomoea denticulata, dan Ipomoea littoralis.
Gambar 2. Ipomea Pescaprae (Irwanto, 2008)
Formasi ini terdapat di atas formasi pescaprae, yaitu pada daerah pantai persis di belakang formasi pescaprae yang telah memungkinkan untuk ditumbuhi berbagai spesies pohon khas hutan pantai.
Gambar. 3. Formasi Barringtonia (Irwanto, 2008)
Disebut formasi Barringtonia karena spesies tumbuhan yang dominan di daerah ini adalah spesies pohon Barringtonia asiatica. Sebenarnya yang dimaksud ekosistem hutan pantai adalah formasi Barringtonia ini. Beberapa spesies pohon yang tumbuh di pantai dan menyusun ekosistem hutan pantai antara lain Barringtonia
asiatica, Casuarina equisetifolia, Terminalia eatappa, Hibiscus
tiliaceus, Calophyllum inophyllum, Hernandia peltata, Sterculia
foetida, Manilkara kauki, Cocos nucifera, Crinum asiaticum, Cycas
rumphii, Caesalpinia bonducella, Morinda citrifolia, Oehrocarpus
ovalifolius, Taeea leontopetaloides, Thespesia populnea, Tournefortia
argentea, Wedelia biflora, Ximenia americana, Pisonia grandis, Pluehea
indica, Pongamia pinnata, Premna Corymbosa, Premna obtusifolia,
Pemphis acidula, Planchonella obovata, Scaevola taccada, Scaevola
frutescens, Desmodium umbellatum, Dodonaea viscesa, Sophora tomentosa,
Erythrina variegata, Guettarda speciosa, Pandanus bidur, Pandanus
tectorius, dan Nephrolepis biserrata.
Pada daerah hutan pantai Pulau Marsegu Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku terdapat vegetasi hutan pantai di bagian timur didominasi Pongamia pinnata Merr, Cordia subcordata L, Calophyllum inophyllum L, Terminalia cattapa L, Premna corymbosa R.et W, Excoecaria agallocha L, Heritiera littoralis Aiton, Xylocarpus moluccensis Roem dan Cocos nucifera L, Premna corymbosa R et W, Terminalia cattapa L, Heritiera littoralis Aiton. dan Pemphis acidula Forst. Meskipun zone ini sering disebut zone Barringtonia tapi jenis Barringtonia asiatica Kurz hanya sedikit yang bisa ditemukan. Tumbuhan bawah yang berasosiasi adalah Ipomea pescaprae, Ipomea stolonifera, Canavalia rosea, Bauhinia tomentosa L, Amorphophallus campanulatus BL, dan Allium sp.
Berdasarkan tipe-tipe ekosistem hutan seperti yang telah diuraikan
tersebut, tipe hutan hujan tropis di Indonesia merupakan tipe hutan
yang paling luas diprakirakan mencapai 89% dari luas hutan Indonesia.
Tipe ekosistem hutan hujan tropis juga merupakan salah satu kekayaan
sumber daya alam dunia yang diprakirakan memiliki luas seluruhnya 900
juta hektar. Di samping itu, hutan hujan tropis merupakan hutan tropis
yang paling produktif dan paling tinggi nilainya dari segi volume
kayu yang ada maupun dari nilai flora dan fauna yang beranekaragam.
Bahkan menurut hasil penelitian FAO diprakirakan 50% dari semua
spesies flora dan fauna dunia hidup secara alamiah di hutan hujan
tropis, sehingga nilai ekosistem hutan hujan tropis jauh lebih besar
dari sekadar suatu plasma nutfah terbesar dunia yang sangat berguna
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagi kehidupan
manusia, dan bagi kesejahteraan manusia saat ini dan masa yang akan
datang.
PUSTAKA :
- Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
- Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
- Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
- Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.
- Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar