Kebutuhan bahan bakar kita masih tergantung pada bahan bakar fosil yang tidak terbaharui, padahal bumi Indonesia kaya akan sumberdaya alam hanyati yang bisa dijadikan bahan bakar alternatif. Pongamia pinnata Merr dalam bahasa Inggrisnya disebut “Pongam” atau “Indian beech” atau “Fijian longan”.
Pohon Besi Pantai (Pongamia pinnata Merr) toleran terhadap kisaran suhu yang luas sampai 50°C. Kisaran tempat tumbuhnya pada ketinggian antara 0 – 1200 m. Cukup toleran terhadap naungan, setidaknya ketika muda. Curah hujan tahunan yang dibutuhkan adalah 500 – 2500 mm, dengan musim kering 2 – 6 bulan. Tumbuh alami di hutan dataran rendah pada tanah berkapur dan batu karang di pantai, sepanjang tepi hutan bakau dan sepanjang aliran dan sungai pasang surut. Pertumbuhan yang paling bagus dijumpai pada tanah liat berpasir, tetapi akan tumbuh juga pada tanah berpasir dan tanah liat yang bergumpal-gumpal. Sangat toleran pada kondisi masin/salinitas tinggi dan alkalinitas.
Pohonnya dapat mencapai dewasa dalam 4 atau 5 tahun, berbunga pada umur 4 – 7 tahun. Pohonnya dapat menghasilkan 9 – 90 kg biji per pohon, menunjukan potensinya 900-9000 kg biji per ha. Dalam tiap kg terdapat 1500 – 1700 biji Pongamia pinnata. Biji Pongamia pinnata mengandung 30 – 40% minyak. Pongamia pinnata Merr mudah untuk dikembangkan langsung dengan biji atau penanaman dengan anakan atau stump dari pangkal akar diameter 1 – 2 cm. Perbanyakan dengan stek cabang dan akar permukaan juga dapat dilakukan.
Minyak Biji Pongamia pinnata Merr sebagai biofuel mempunyai sifat fisik hampir sama dengan diesel konvensional. Gas emisi biofuel yang dihasilkan lebih bersih dibandingkan dengan diesel konvensional. Tidak mengandung campuran polyaromatic dan mengurangi emisi dan gas beracun.
Biofuel mengurangi secara drastis kandungan sulfur (51) yang dibutuhkan untuk penyulingan industri diesel. Di dalam biofuel terdapat spesifikasi penting membantu pelumasan diesel yang rendah Belerang (0.13-0.16%). Spesifikasi titik api untuk biofuel lebih tinggi >550°C dibandingkan diesel minyak bumi adalah 350°C. Biofuel membantu meningkatkan titik api, hal diperlukan untuk keamanan dan keselamatan. (www.greenfueltech.net).
Bila dibandingkan dengan tumbuhan penghasil biofuel lain seperti Jarak Pagar (Jatropha curcas), Pohon Besi Pantai (Pongamia pinnata Merr) mempunyai keunggulan komperatif. Pohon Besi Pantai (Pongamia pinnata Merr) mempunyai manfaat untuk industri pengobatan sedangkan Jarak Pagar (Jatropha curcas) dikenal sebagai tumbuhan beracun. Hal ini yang menjadi alasan dianjurkan perkebunannya jauh dari pemukiman penduduk. Jarak Pagar (Jatropha curcas) sangat berbahaya untuk anak-anak kecil, karena bijinya mempunyai rasa yang enak/gurih tetapi mengandung racun. Empat biji Jarak Pagar (Jatropha curcas) dapat berakibat fatal apabila dimakan oleh anak-anak.
Beberapa literatur ilmiah menginformasikan mengenai Jatropha sebagai racun khususnya bagi anak-anak kecil. Tidak hanya di India tetapi juga di Negara-Negara Afrika dimana Jarak Pagar (Jatropha curcas) telah ditanam beberapa dekade lalu. Dalam perencanaan untuk penanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas) dalam areal yang luas, perlu dipikirkan cara melindungi anak-anak dari tumbuhan beracun ini. Penelitian di Thailand dan selanjutnya di beberapa negara lain membuktikan bahwa Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas) dapat menyebabkan kanker kulit. Jurnal Kanker Jepang terkenal menerbitkan banyak penelitian mengenai masalah ini. Di sisi lain minyak biji Besi Pantai digunakan untuk perawatan masalah gangguan kulit. Banyak orang India menggunakan minyak besi pantai sebagai obat tradisional penyembuh kanker.
Manfaat dari Pohon Besi Pantai (Pongamia pinnata Merr)
Pongamia pinnata Merr berperan dalam menyediakan dua sumber energi : kayunya sebagai bahan bakar dalam memasak, sedangkan minyak yang berasal dari bijinya dimanfaatkan untuk penerangan. Kayunya juga menyediakan timber untuk lemari dan kereta beroda dan pulp kertas. Minyaknya digunakan sebagai pelumas, dimanfaatkan dalam industri penyamakan kulit tradisional di India, dan dalam pembuatan sabun, pernis dan cat. Pongamia pinnata Merr digunakan dalam reforestasi tanah kurang subur, sistem akarnya yang ekstensif berguna dalam menahan erosi. Di Sri Lanka ditanam sebagai penahan angin. Daun, bunga dan bijinya dimanfaatkan sebagai pupuk hijau, daun dan bijinya juga sebagai pakan ternak. Bunganya merupakan sumber serbuk sari dan nektar yang baik untuk madu hitam/coklat.
Ekstrak daun dan biji merupakan antiseptik melawan penyakit kulit dan rematik. Biji yang telah dimemarkan dan dipanggang dulu digunakan sebagai racun ikan. Di pedalaman, daun-daun kering disimpan pada lumbung padi atau biji-bijian yang untuk mengusir serangga.
Pongamia pinnata Merr akan tetap diperlukan sebagai pohon reforestasi dan kayu bakar karena kemampuan adaptasinya terhadap tanah-tanah kurang subur dan masin, berbagai produknya yang bermanfaat, dan mudah ditanam. Pongamia pinnata Merr (Famili Leguminoceae, subfamili Papilionoideae) merupakan salah satu tanaman fiksasi nitrogen, yaitu tanaman yang bersimbiosis dengan Bakteri Rhizobium dalam menyuburkan tanah.
Pongamia pinnata Merr akan tetap diperlukan sebagai pohon reforestasi dan kayu bakar karena kemampuan adaptasinya terhadap tanah-tanah kurang subur dan masin, berbagai produknya yang bermanfaat, dan mudah ditanam. Pongamia pinnata Merr (Famili Leguminoceae, subfamili Papilionoideae) merupakan salah satu tanaman fiksasi nitrogen, yaitu tanaman yang bersimbiosis dengan Bakteri Rhizobium dalam menyuburkan tanah.
Irwanto, 2009
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar