Jarak Pagar (Jatropha curcas L) telah dikenal luas di Indonesia sebagai bahan biofuel bahkan masyarakat di Pulau Seram sudah berusaha untuk membudidayakannya. Di sisi lain masih banyak potensi tumbuhan di wilayah Kapet Seram yang bisa dijadikan bahan bakar alternatif.
Sebelum menggunakan minyak tanah masyarakat Pulau Seram secara tradisional mengambil bahan-bahan alami sebagai penerangan dari tumbuhan seperti Damar (Agathis sp), Kemiri (Aleurities moluccana L) dan Bintanggur pantai (Callophylum inophylum L). Di daerah pesisir pantai biasanya menggunakan biji bintanggur pantai yang dibuat ”kanjoli” kemudian dinyalakan untuk penerangan di malam hari.
Pohon Bintanggur pantai (Callophylum inophylum L) mempunyai penampilan yang sedang. Tingginya rata-rata dapat mencapai 20 m, sedangkan diameter batangnya bisa mencapai 150 m. Biasanya percabangan dimulai dekat tanah dan batangnya tidak lurus. Sebenarnya pohon tersebut banyak terdapat di pesisir pantai wilayah Kapet Seram tetapi keberadaannya sekarang sudah mulai berkurang karena penebangan hutan pantai yang dijadikan pemukiman dan perkebunan kelapa.
Pohon Bintanggur pantai (Callophylum inophylum L) mempunyai penampilan yang sedang. Tingginya rata-rata dapat mencapai 20 m, sedangkan diameter batangnya bisa mencapai 150 m. Biasanya percabangan dimulai dekat tanah dan batangnya tidak lurus. Sebenarnya pohon tersebut banyak terdapat di pesisir pantai wilayah Kapet Seram tetapi keberadaannya sekarang sudah mulai berkurang karena penebangan hutan pantai yang dijadikan pemukiman dan perkebunan kelapa.
Pada tahun lalu Kementerian Negara Riset dan Teknologi mengadakan Wisata Iptek 2007 Lomba Karya Tulis SMA yang dimenangkan oleh Aditya dan Fathkur Siswa SMA Negeri 6 Yogyakarta. Hasil penelitiannya yang berjudul ” Potensi Biji Nyamplung ditinjau dari segi ekonomis dan ekologis” menunjukan bahwa biji bintangur pantai (Callophylum inophylum L ) berpotensi sebagai bahan bakar pengganti minyak.
Selama ini pemanfaatan tumbuhan bintangur pantai lebih dominan pada kayunya saja. Padahal jika dikelola dengam baik biji bintangur pantai yang sudah tua dapat mendatangkan nilai ekonomis yang tidak menyebabkan polusi, jadi sangat baik untuk kelestarian lingkungan. Hasil ekstraksi setiap 1 kg biji bintangur pantai yang sudah tua bisa menghasilkan 0,5 liter minyak. Selanjutnya 3 ml minyak bintangur pantai bisa menyalakan api sampai 11,8 menit, sedangkan 3 ml minyak tanah hanya tahan selama 5,6 menit Dari perbandingan dapat dilihat bahwa minyak bintangur pantai lebih hemat dari minyak tanah, tanpa perlu khawatir mengganggu ekologi karena tidak menimbulkan polusi. Uji coba untuk mendidihkan air, ternyata minyak tanah yang dibutuhkan 0,9 ml, sedangkan minyak biji bintanggur pantai hanya 0,4 ml. Namun, minyak biji bintanggur pantai lebih kental sehingga kapilaritasnya yang tidak sebaik minyak tanah. Karena itu dibutuhkan kompor yang lebih rendah dengan sumbu lebih pendek dibandingkan kompor biasa. Meski demikian, kualitas pembakaran dan nyala api tidak diragukan lagi kemampuannya (www.technologyindonesia.com).
Dari hasil penelitian ini bisa menjadi titik awal pengembangan Bintangur Pantai (Callophylum inophylum L) lebih lanjut.
Bintangur Pantai (Callophylum inophylum L ) mudah dikembangkan dari biji, di alam penyebarannya dibantu oleh air laut dan kelelawar.
Dari hasil penelitian ini bisa menjadi titik awal pengembangan Bintangur Pantai (Callophylum inophylum L) lebih lanjut.
Bintangur Pantai (Callophylum inophylum L ) mudah dikembangkan dari biji, di alam penyebarannya dibantu oleh air laut dan kelelawar.
Pohon Bintangur Pantai (Callophylum inophylumL)
Di Pesisir Pantai Desa Air Besar Seram Utara
Di Pesisir Pantai Desa Air Besar Seram Utara
Manfaat lain yang bisa diperoleh dari Pohon Bintanggur pantai (Callophylum inophylum L) adalah sebagai berikut; kayunya untuk kebutuhan konstruksi, furnitur, pembuatan lemari, kapal, alat musik, dan lain-lain. Kulit kayu yang direbus, airnya diminum merupakan jamu setelah melahirkan. Air rendaman daun selama semalam digunakan untuk mendinginkan mata yang terasa panas. Bunga Bintanggur pantai (Callophylum inophylum L) yang harum dipakai di sanggul atau disimpan di dalam lemari pakaian. Buahnya yang setengah tua kadang-kadang dibuat asinan. Hanya daging buahnya yang tipis itu saja yang bisa dimakan. Getah resin yang dikeluarkan dari batang, terkadang dipakai untuk mengobati gatal-gatal. Bijinya yang dibakar, dipakai sebagai obat luar untuk menyembuhkan penyakit kudis. Minyak dari biji juga dapat dijadikan bahan pembuat sabun.
Laporan terakhir menyebutkan bahwa minyak dari biji Bintanggur pantai (Callophylum inophylum L) dapat dipakai sebagai obat HIV karena menghasilkan zat kimia yang menghambat perkembangan virus HIV. Selain itu kandungan kimia jenis ini juga berpotensi sebagai senyawa untuk anti kanker.
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar