skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Senin, 19 Desember 2011

Global Warming, Dirasakan Sekaligus Diabaikan

Diposting oleh Maysatria Label: Sains dan Teknologi
Memang sih saya merasakan suhu beberapa tahun belakangan ini sungguh panas, gerah dan pengap. Jauh berbeda dengan 10 - 20 tahun yang lalu saat saya masih kanak-kanak dan sering (bahkan setiap hari) bermain diluar rumah seharian penuh tanpa merasakan panas yang begitu menyengat. Namun sekarang jauh berbeda, keluar sebentar saja dari rumah badan sudah terasa lelah dan pegal karena kepanasan. Istilah global warming sebenarnya sudah begitu sering saya dengar dan baca, dan sesering itu pula saya abai dan tidak memperhatikannya. Tapi pertemuan saya dengan “kawan lama” yang sekarang aktif di bidang pelestarian lingkungan hidup itu membawa kami kedalam obrolan yang sedikit menyentil rasa keingintahuan saya tentang apa yang disebut global warming atau pemanasan global tersebut. Obrolan santai itu-pun mendorong saya berselancar di dunia maya untuk memenuhi rasa keingintahuan saya tentang “pemanasan global”. Berikut link dari wikipedia tentang pemanasan global.
Obrolan santai dan hasil baca-baca saya dari wikipedia itu menyadarkan saya tentang betapa besar dan nyatanya bahaya yang akan kita hadapi dimasa depan. Meningkatnya permukaan air laut karena cairnya es di kutub, tidak stabilnya iklim, gangguan ekologis, suhu global yang terus meningkat dan banyak lagi ancaman ekosistem yang mungkin timbul. Belum lagi dampak turunannya seperti wabah penyakit kanker kulit dan lainnya. Secara sederhana (sangat sederhana), pemanasan global terjadi karena terperangkapnya panas sinar matahari diantara permukaan bumi dan atmosfer bumi. Matahari memancarkan sinarnya ke bumi. Setelah melewati beberapa saringan, beberapa sinar matahari yang memang bermanfaat lolos dan sampai ke permukaan bumi. Sinar ini kemudian dimanfaatkan berbagai makhluq hidup dalam metabolisme pertumbuhan dan aktifitas mereka. Sebagian sinar itu kemudian berubah menjadi panas dan sebagian lainnya berubah kedalam bentuk yang lainnya. Panas tersebut kemudian naik kembali meninggalkan permukaan bumi. Namun karena atmosfer bumi tertutup oleh penumpukan gas seperti uap air, karbondioksida, sulfur dioksidan dan metana maka panas tersebut kembali terpantul kebawah sehingga terperangkap di permukaan bumi. Inilah yang menyebabkan meningkatnya suhu global dan disebut sebagai pemanasan global. Jadi bayangkan kita hidup diantara dua lapisan (permukaan bumi dan atmosfer) dengan energi panas yang terus menerus bertambah dari waktu ke waktu. Kalau orang-orang tua dahulu mengistilahkan keadaan kita sekarang ini seperti sedang “dikukus” atau “diungkep”. Hal ini masih ditambah dengan semakin banyaknya permukaan bumi yang mampu menyerap dan memanfaatkan sinar dan panas matahari. Menurut laporan FAO saja hutan di Indonesia berkurang +- 600 kali lapangan sepakbola setiap harinya.
Mungkin sebagian dari kita masih belum begitu peduli dengan apa yang sedang dan akan terjadi. Tetapi apa yang akan kita alami di kemudian hari tergantung pada apa yang kita perbuat sekarang. Dan meski perdebatan tentang “global warming” masih terus terjadi, nyatanya kita merasakan bumi ini makin panas saja setiap hari.

Source : link

0 komentar:

Posting Komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ▼  2011 (323)
    • ▼  Desember (52)
      • Hutan mangrove Indonesia rusak parah
      • Tujuh hutan mangrove Indonesia menjadi percontohan
      • Peranan, Manfaat, dan fungsi Hutan Mangove
      • Ekosistem Hutan Gambut
      • Ekosistem Hutan Rawa
      • Ekosistem Hutan Payau atau Hutan Mangrove
      • Ekosistem Hutan Pantai
      • Ekosistem Hutan Musim
      • Ekosistem Hutan Hujan Tropis
      • Formasi Ekosistem Hutan
      • Pohon Sagu Terbesar di Dunia
      • Hutan Aren (Arenga pinnata) Negeri Eti
      • Mangrove Tanjung Batu Piru Seram Barat
      • Pohon Cemara di Tepi Pantai
      • Jenis-Jenis Persemaian
      • Menilai Persemaian Tanaman Kehutanan di Kabupaten ...
      • Pusat Rehabilitasi dan penyelamatan Satwa Masihula...
      • Perspektif Silvika dalam Pengelolaan Hutan
      • Suksesi hutan
      • Penggiliran Tanaman dalam Sistem Agroforestri
      • Pemilihan jenis Pohon Agroforestri
      • Menebang Hutan untuk Menyukseskan Program GERHAN
      • Biofull – Kayu Besi Pantai (Pongamia pinnata Merr)
      • Bintangur Pantai (Callophylum inophylum L)
      • Pengelolaan Hutan Produksi Berwawasan Konservasi
      • Global Warming, Dirasakan Sekaligus Diabaikan
      • Cara Unik Memanfaatkan Sampah
      • Efek Climates Change
      • Kota Kecil pun Butuh Penghijauan
      • Jaket Kulit : Sebuah Akhir dari Evolusi Harimau
      • Selamatkan Orangutan Kita!
      • Menyelamatkan Hutan Terakhir di Riau
      • Peringkat “Universitas Hijau” Sedunia
      • Kayu Cendana, Riwayatmu Kini..
      • Sepenggal Cerita dari Negara Sepak Bola Brazil (Te...
      • Buah Bintaro, Buah Beracun yang Berguna
      • Indeks Luas Daun (ILD) / Leaf Area Indeks (LAI)
      • Eksperimen Ekonomi di Kalimantan Tengah
      • Lima Masalah Utama Perlindungan Hutan Indonesia
      • Mengubah Empat Dekade Ketergantungan Pada Sumber Alam
      • Menhut: Soal Pengelolaan Hutan, Pemerintah Terbuka...
      • Cina Setuju Negara Berkembang Ikut Atasi Emisi
      • Qatar Tuanrumah Konferensi Iklim PBB 2012
      • Melindungi Hutan dari Bangsa Sendiri
      • Kota Hijau Tanpa Transportasi
      • Redesain Kelembagaan menuju Pengelolaan Hutan yang...
      • RHL : Target Volume atau Terbangunnya Hutan ?
      • Nilai Hutan
      • Lagu Seruan Rimba
      • Kamus Rimbawan dari Yayasan Bumi Indonesia Hijau
      • Harga Kayu Pulp Hutan Rakyat : Bisakah Ditingkatkan ?
      • Resep-resep pestisida nabati
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |