Oleh : Nur Afni Anwar
Fakultas Psikologi Unpad
Fakultas Psikologi Unpad
Seiring dengan maraknya isu global warming yang melanda bumi beberapa tahun terakhir ini, memicu tumbuhnya kesadaran masyarakat dunia untuk menjaga dan mengembalikan keadaan bumi yang sudah tidak ‘hijau’ seperti dahulu lagi. Berbagai cara dan metode telah banyak dilakukan masyarakat untuk mengembalikan kehijauan bumi tersebut, salah satunya melalui sistem “Tanam Seribu Pohon” yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang hijau dengan cara menanam banyak pohon dalam satu waktu. Biasanya aksi Tanam Seribu Pohon ini dilakukan oleh sekelompok orang yang benar-benar peduli terhadap lingkungannya terutama orang-orang yang tinggal di kota besar. Namun, apakah aksi-aksi seperti ini hanya dilakukan di kota-kota besar saja? Bagaimana dengan kota-kota kecil yang sekarang sudah mulai kehilangan “kehijauan” nya?
Kita sebut saja daerah Jatinangor, salah satu kota kecil yang ada di Bandung. Daerah Jatinangor memang terkenal di kalangan mahasiswa karena di daerah ini banyak berdiri perguruan tinggi yang sangat terkenal seperti Universitas Padjadjaran, IKOPIN, STPDN, dan Universitas Winaya Mukti. Perguruan tinggi tersebut tentu membutuhkan lahan yang cukup luas untuk dapat mendirikan gedung dan bangunan kampusnya masing-masing sehingga lahan-lahan yang ada di Jatinangor pun sedikit-sedikit mulai berkurang, terutama kawasan hutannya. Tentu saja hal ini dapat menjadi salah satu penyebab berkurangnya lingkungan hijau di Jatinangor dan justru menimbulkan kegersangan.
Sebagian besar mahasiswa yang ada di Jatinangor sering mengeluhkan hal tersebut. Minimnya tumbuhan hijau dan pohon-pohon di pinggir jalan mengakibatkan daerah Jatinangor terasa lebih panas dan lebih gersang, apalagi di saat siang hari dimana mahasiswa lebih banyak melakukan aktivitas-aktivitas kampus maupun non-kampus yang menuntut mahasiswa melakukan kegiatan di lingkungan luar. Dengan keadaan yang demikian, mungkin saja mahasiswa menjadi enggan dan malas untuk beraktivitas di siang hari. Belum lagi hal ini diperparah dengan kemacetan yang sering terjadi akibat padatnya kendaraan dan pedagang jalanan yang membuat Jatinangor kelihatan lebih terpolusi walaupun sebenarnya Jatinangor bukanlah termasuk salah satu kota besar di Indonesia yang selalu dikhawatirkan keadaan lingkungannya karena pengaruh polusi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan aksi “Tanam Seribu Pohon” bagi daerah Jatinangor untuk mengurangi pencemaran polusi yang sering dikeluhkan mahasiswa pada umumnya. Aksi ini dapat dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa di Jatinangor sebagai suatu kegiatan sosial ataupun sebagai kegiatan kemahasiswaan yang dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, lingkungan, bahkan bagi mahasiswa itu sendiri.
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar