Pada tahun 2010, hujan hampir terjadi setiap hari bahkan pada bulan yang menurut teori adalah musim kemarau. Sedangkan pada tahun 2009, di Indonesia terjadi kemarau yang panjang. Berdasarkan fakta, sejak 1880, suhu rerata bumi meningkat 0.8°C, peningkatan yang drastis terjadi pada beberapa dekade terakhir (NASA’s Goddard Institute for Space Studies.) Es arktik mencair dengan laju tinggi dan diperkirakan pada tahun 2040 atau bahkan lebih awal daerah artktik akan menjadi daerah bebas es.
Peningkatan secara tajam jumlah peristiwa cuaca ekstrim seperti kebakaran hutan, gelombang yang panas, dan curah hujan yang kuat, menurut para ahli terkait dengan perubahan iklim atau climate changes. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2007 telah mengeluarkan maklumat kalau kemungkinan manusia yang menyebabkan perubahan iklim itu sekitar 90% dimana penyebab utama terjadinya peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) seperti peningkatan gas Carbon Dioksida.
Peningkatan Gas Rumah Kaca disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan dari lahan hutan menjadi lahan yang bernilai ekonomi seperti pemukiman dan perkebunan, sedangkan peningkatan gas metan dan gas dinitrogen oksida disebabkan oleh aktivitas pertanian dan peternakan. Gas metan juga dihasilkan oleh pembusukan sampah. Sehingga, dapat disimplkan peningkatan gas rumah kaca itu akibat kesalahan manusia dalam pengelolaan energi, hutan, pertanian, peternakan dan juga sampah.
Didasarkan teori, Hardy (2003. Climate Change: Causes, effects and solutions) mengatakan bahwa untuk mengurangi dampak perubahan iklim dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: Memerangkap emisi karbon, mengurangi pemanasan global atau efeknya dengan menggunakan geoengineering, meningkatkan carbon sink alami, mengkonversi karbon bebas dengan menggunakan energi terbaharukan, menghemat energi dan menggunakannya lebih efisien, dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Perubahan iklim (climate changes) adalah masalah mendesak dan serius. Kita tidak perlu menunggu pemerintah untuk mencari solusi untuk masalah ini: masing-masing individu dapat membantu mengadopsi gaya hidup yang lebih bertanggung jawab: mulai dari kecil, hal sehari-hari. Ini satu-satunya cara masuk akal untuk menyelamatkan planet kita, sebelum terlambat. Kita bisa memulai dengan mematikan lampu yang tidak diperlukan, menggunakan plastic dan kertas seperlunya, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, memperbanyak jalan kaki, dan masih banyak hal-hal lain yang dapat dilakukan.
Masing-masing individu bertanggung jawab kepada Tuhan, individu lain, dan alam sekitar atas apa yang dilakukannya dimuka bumi. Kita sebagai manusia sama-sama berkewajiban untuk memelihara lingkungan dan menjaga kelestariaannya. Maka jangan tunggu hingga pemerintah merumuskan solusi untuk permasalahan climate changes, mulailah dari diri sendiri dari hal yang terkecil dan saat ini juga. Karena sedikit-banyak yang kita lakukan berpengaruh pada keberlangsungan bumi dan habitat lain. Kita bisa menjadi perusak ataupun menjadi penjaga alam ini, ini adalah sebuah pilihan, dan setiap pilihan ada konsekuensinya. Mana yang anda pilih?
“Masalah terbesar bukan tentang teknologi atau biaya, tetapi mengatasi hambatan politik, sosial dan perilaku dalam upaya mengurangi emisi (Bert Metz dan Detlef van Vuuren)”
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar