Bengkulu (ANTARA
News) - Tiga orang relawan asal Australia yang menyebut dirinya "Tim
Bona" membantu konservasi gajah di Pusat Konservasi Gajah Seblat,
Bengkulu, melalui penggalangan dana untuk pakan seekor anak gajah
bernama "Bona".
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto mengatakan, Tim Bona sudah membantu dana perawatan sejak April 2012.
"Gajah kecil yang kehilangan induk itu memang tidak mendapat dana perawatan dari lembaga, sehingga peran tiga orang relawan asal Australia ini sangat membantu," katanya.
Ia mengatakan, bantuan para relawan yang melakukan penggalangan dana publik untuk anak gajah tersebut akan disalurkan lewat yayasan lokal yakni "Bengkulu Heritage Society" (BHS).
Penggalangan dana pakan untuk anak gajah korban konflik tersebut, kata dia akan dilakukan secara mandiri dan sukarela oleh Tim Bona dan BHS untuk tiga tahun ke depan.
Bruce Levick, salah seorang dari tiga relawan asal Australia itu mengatakan gajah kecil bernama Bona itu harus diselamatkan dan tetap tinggal di habitatnya di Taman Wisata Alam (TWA) Seblat yang merupakan Pusat Konservasi Gajah (PKG).
"Banyak sekali dukungan untuk Tim Bona dari berbagai belahan negara untuk Bona, sehingga gajah kecil itu dapat bertahan dan hidup baik di habitatnya," paparnya.
Selama lima bulan terakhir kata dia, Tim Bona yang digagasnya bersama dua rekannya yang lain yakni Mandy French dan Murray Munro sudah membantu menyuplai pakan untuk gajah itu, berupa susu formula berbahan kacang kedelai.
Gajah Bona ditemukan terlunta-lunta di sekitar perkebunan kelapa sawit milik PT Alno, tanpa induk dan diselamatkan oleh petugas PKG Seblat pada awal 2012.
Sejak dibawa ke PKG Seblat, BKSDA Bengkulu kesulitan dana untuk pakan anak gajah itu, sebab gajah tersebut masih mengkonsumsi susu formula dengan harga yang cukup tinggi.
Humas BHS, Krishna Gamawan mengatakan penggalangan dana masyarakat internasional yang sudah digagas oleh Tim Bona akan menyediakan pakan untuk anak gajah itu hingga tiga tahun ke depan.
"Kami juga akan bekerja sama dengan perusahaan perkebunan PT Agricinal yang juga berkomitmen membantu pendanaan Bona, sehingga Bona tidak akan membebani negara," tuturnya.
(RNI/C004)
Source : link
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto mengatakan, Tim Bona sudah membantu dana perawatan sejak April 2012.
"Gajah kecil yang kehilangan induk itu memang tidak mendapat dana perawatan dari lembaga, sehingga peran tiga orang relawan asal Australia ini sangat membantu," katanya.
Ia mengatakan, bantuan para relawan yang melakukan penggalangan dana publik untuk anak gajah tersebut akan disalurkan lewat yayasan lokal yakni "Bengkulu Heritage Society" (BHS).
Penggalangan dana pakan untuk anak gajah korban konflik tersebut, kata dia akan dilakukan secara mandiri dan sukarela oleh Tim Bona dan BHS untuk tiga tahun ke depan.
Bruce Levick, salah seorang dari tiga relawan asal Australia itu mengatakan gajah kecil bernama Bona itu harus diselamatkan dan tetap tinggal di habitatnya di Taman Wisata Alam (TWA) Seblat yang merupakan Pusat Konservasi Gajah (PKG).
"Banyak sekali dukungan untuk Tim Bona dari berbagai belahan negara untuk Bona, sehingga gajah kecil itu dapat bertahan dan hidup baik di habitatnya," paparnya.
Selama lima bulan terakhir kata dia, Tim Bona yang digagasnya bersama dua rekannya yang lain yakni Mandy French dan Murray Munro sudah membantu menyuplai pakan untuk gajah itu, berupa susu formula berbahan kacang kedelai.
Gajah Bona ditemukan terlunta-lunta di sekitar perkebunan kelapa sawit milik PT Alno, tanpa induk dan diselamatkan oleh petugas PKG Seblat pada awal 2012.
Sejak dibawa ke PKG Seblat, BKSDA Bengkulu kesulitan dana untuk pakan anak gajah itu, sebab gajah tersebut masih mengkonsumsi susu formula dengan harga yang cukup tinggi.
Humas BHS, Krishna Gamawan mengatakan penggalangan dana masyarakat internasional yang sudah digagas oleh Tim Bona akan menyediakan pakan untuk anak gajah itu hingga tiga tahun ke depan.
"Kami juga akan bekerja sama dengan perusahaan perkebunan PT Agricinal yang juga berkomitmen membantu pendanaan Bona, sehingga Bona tidak akan membebani negara," tuturnya.
(RNI/C004)
Source : link