Bogor (ANTARA News)
- Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama dua universitas di Indonesia
membangun kerja sama penelitian kehutanan dengan Universitas Goettingen,
Jerman, kata Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto."Bersama Universitas Goettingen, IPB sedang mengerjakan satu proyek
kerja sama penelitian baru di bawah skema CRC 990 berjudul `Fungsi
ekologi dan sosial ekonomi sistem transformasi hutan hujan tropis
dataran rendah (Sumatera)` di Jambi," katanya di Bogor, Jawa Barat,
Senin (5/12).
Proyek penelitian itu telah pun mendapat persetujuan pendanaan dari Yayasan Penelitian Jerman (GRF) selama empat tahun (2012-2016), katanya di depan para peserta konferensi internasional bertajuk "Memperkuat Sains dan Teknologi Kehutanan Untuk Pembangunan Kehutanan yang Lebih Baik" itu.
"Inisiatif kerja sama riset Universitas Goettingen (Jerman) dan konsorsium Indonesia yang melibatkan IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, Palu ini merupakan kemitraan penelitian besar yang terdiri atas 25 sub-proyek," kata Herry Suhardiyanto.
Selain itu, pihaknya juga sedang menggodok kerja sama internasional untuk mengembangkan program konservasi Siberut di Pulau Siberut, Sumatera Barat.
Kerja sama ini difokuskan pada konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan lahan pertanian dan kehutanan secara berkesinambungan, katanya pada konferensi yang dihadiri kalangan peneliti dan akademisi Jerman dan Indonesia lulusan Jerman ini.
"Konferensi ini merupakan bagian dari upaya IPB memperkuat kerja sama risetnya di bidang pengelolaan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati," katanya.
Konferensi ini diharapkan dapat membantu pihaknya menfasilitasi pertukaran pengetahuan tentang kehutanan di antara para peneliti, dosen, ilmuwan dan praktisi serta mendukung kegiatan kerja sama riset di antara para peneliti dari beragam institusi.
"Buat IPB, sangatlah penting membangun kemitraan dengan pusat penelitian ternama seperti FORDA (Badan Pembangunan dan Penelitian Kehutanan),dan IUFRO (Uni Organisasi Penelitian Kehutanan Internasional) untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan dan penelitiannya," katanya.
Ia mengatakan, pertemuan internasional di Bogor ini diharapkan membantu IPB membangun iklim kerja sama baru di antara para wakil berbagai institusi yang ikut, khususnya terkait dengan soal pengelolaan hutan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati dengan mitra Jerman.
Konferensi yang berlangsung hingga 7 Desember 2011 ini diselenggarakan IPB bersama FORDA), Kementerian Kehutanan, Forum Pengembangan dan Penelitian Kehutanan (FORDEF) dan Jaringan Kehutanan Alumni Jerman (GAForN). (A035/E008George August University Gottingen, Jerman bersama tiga universitas di Indonesia akan melakukan penelitian hutan di Provinsi Jambi.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerja Sama Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Anas Miftah Fauzi di Bogor, Senin, menjelaskan, empat wakil dari universitas tersebut telah menandatangani nota kesepahaman (MoU).
Tiga perguruan tinggi dari Indonesia yang akaan bergabung dengan universitas dari Jerman dan akan melakukan penelitian hutan di jambi itu adalah IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, Sulawesi Tenggara.
Kerja sama penelitian itu akan diimplementasikan di salah satu dataran rendah hutan hujan tropis Provinsi Jambi di Pulau Sumatera.
Proyek "collaborative research center" (CRC) itu akan menganalisa dan membandingkan berbagai macam isu termasuk keanekaragaman hayati, kesuburan tanah, air dan gas rumah kaca.
Juga akan dilakukan berbagai kajian pada aspek ekonomi, sosial budaya dan politik terkait transformasi hutan hujan.
Sementara itu, terkait kerja sama dengan Universitas Gottingen, Anas Miftah Fauzi menjelaskan bahwa IPB dengan Gottingen sudah lama melakukan kerja sama, yaitu sejak 1990.
Banyak hal yang sudah dikerja samakan termasuk pertukaran pelajar. Tidak sedikit staf pendidik IPB merupakan alumni Universitas Gottingen, begitu juga sebaliknya. Menurut Deputi Bidang Ilmu dan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi Prof Benyamin Lakitan, kerja sama riset ini merupakan cara untuk mempercepat kemajuan penelitian di Indonesia. Apalagi publikasi penelitian Indonesia masih tergolong sangat rendah.
Anas menambahkan, penandatanganan MoU empat universitas tersebut dilaksanakan bersamaan dengan seminar bertema "Ecological and Socioeconomic Function of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems" (Sumatera Indonesia) pada pekan lalu. (A035)
Source : link
Proyek penelitian itu telah pun mendapat persetujuan pendanaan dari Yayasan Penelitian Jerman (GRF) selama empat tahun (2012-2016), katanya di depan para peserta konferensi internasional bertajuk "Memperkuat Sains dan Teknologi Kehutanan Untuk Pembangunan Kehutanan yang Lebih Baik" itu.
"Inisiatif kerja sama riset Universitas Goettingen (Jerman) dan konsorsium Indonesia yang melibatkan IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, Palu ini merupakan kemitraan penelitian besar yang terdiri atas 25 sub-proyek," kata Herry Suhardiyanto.
Selain itu, pihaknya juga sedang menggodok kerja sama internasional untuk mengembangkan program konservasi Siberut di Pulau Siberut, Sumatera Barat.
Kerja sama ini difokuskan pada konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan lahan pertanian dan kehutanan secara berkesinambungan, katanya pada konferensi yang dihadiri kalangan peneliti dan akademisi Jerman dan Indonesia lulusan Jerman ini.
"Konferensi ini merupakan bagian dari upaya IPB memperkuat kerja sama risetnya di bidang pengelolaan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati," katanya.
Konferensi ini diharapkan dapat membantu pihaknya menfasilitasi pertukaran pengetahuan tentang kehutanan di antara para peneliti, dosen, ilmuwan dan praktisi serta mendukung kegiatan kerja sama riset di antara para peneliti dari beragam institusi.
"Buat IPB, sangatlah penting membangun kemitraan dengan pusat penelitian ternama seperti FORDA (Badan Pembangunan dan Penelitian Kehutanan),dan IUFRO (Uni Organisasi Penelitian Kehutanan Internasional) untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan dan penelitiannya," katanya.
Ia mengatakan, pertemuan internasional di Bogor ini diharapkan membantu IPB membangun iklim kerja sama baru di antara para wakil berbagai institusi yang ikut, khususnya terkait dengan soal pengelolaan hutan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati dengan mitra Jerman.
Konferensi yang berlangsung hingga 7 Desember 2011 ini diselenggarakan IPB bersama FORDA), Kementerian Kehutanan, Forum Pengembangan dan Penelitian Kehutanan (FORDEF) dan Jaringan Kehutanan Alumni Jerman (GAForN). (A035/E008George August University Gottingen, Jerman bersama tiga universitas di Indonesia akan melakukan penelitian hutan di Provinsi Jambi.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerja Sama Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Anas Miftah Fauzi di Bogor, Senin, menjelaskan, empat wakil dari universitas tersebut telah menandatangani nota kesepahaman (MoU).
Tiga perguruan tinggi dari Indonesia yang akaan bergabung dengan universitas dari Jerman dan akan melakukan penelitian hutan di jambi itu adalah IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, Sulawesi Tenggara.
Kerja sama penelitian itu akan diimplementasikan di salah satu dataran rendah hutan hujan tropis Provinsi Jambi di Pulau Sumatera.
Proyek "collaborative research center" (CRC) itu akan menganalisa dan membandingkan berbagai macam isu termasuk keanekaragaman hayati, kesuburan tanah, air dan gas rumah kaca.
Juga akan dilakukan berbagai kajian pada aspek ekonomi, sosial budaya dan politik terkait transformasi hutan hujan.
Sementara itu, terkait kerja sama dengan Universitas Gottingen, Anas Miftah Fauzi menjelaskan bahwa IPB dengan Gottingen sudah lama melakukan kerja sama, yaitu sejak 1990.
Banyak hal yang sudah dikerja samakan termasuk pertukaran pelajar. Tidak sedikit staf pendidik IPB merupakan alumni Universitas Gottingen, begitu juga sebaliknya. Menurut Deputi Bidang Ilmu dan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi Prof Benyamin Lakitan, kerja sama riset ini merupakan cara untuk mempercepat kemajuan penelitian di Indonesia. Apalagi publikasi penelitian Indonesia masih tergolong sangat rendah.
Anas menambahkan, penandatanganan MoU empat universitas tersebut dilaksanakan bersamaan dengan seminar bertema "Ecological and Socioeconomic Function of Tropical Lowland Rainforest Transformation Systems" (Sumatera Indonesia) pada pekan lalu. (A035)
Source : link