Jakarta (ANTARA News) - Untuk mengatasi semakin menurunnya populasi siput gonggong (Strombus Canarium), Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Riau melakukan upaya konservasi hewan tersebut.

"Ada dua wilayah konservasi yakni di Lingga dan Bintan. Tahun ini, kami akan menambah satu lagi yakni di Tanjung Pinang," ujar Kepala Bidang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau (DKP Kepri) Eddiwan, usai acara seminar CRITC Pasca Coremap II di Jakarta, Kamis.

Dulu, kata Eddiwan, ukuran gonggong cukup besar yakni di atas 10 centimeter. Namun saat ini, sulit menemukan gonggong dengan ukuran tersebut.

"Jumlah dan ukuran semakin menurun karena eksploitasi besar-besaran. Apalagi permintaan semakin naik," tambah dia.

Pemerintah, lanjut lelaki berkacamata itu, khawatir spesies tersebut akan musnah.

"Makanya sejak 2011, kami mulai melakukan upaya konservasi," ujarnya.

Selain itu, masyarakat juga turut dilibatkan dalam konservasi hewan mollusca itu.

Makanan laut yang banyak mengandung protein itu, diburu peminat hidangan laut karena kelezatannya. Habitat salah satu jenis siput laut itu banyak terdapat di perairan Pulau Batam, Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga.

Terdapat dua jenis gonggong, di perairan Bintan gonggongnya berwarna merah dengan rasa daging yang lebih enak, kenyal, gurih dan harganya pun lebih mahal dibandingkan jenis gonggong di Lingga yang berdaging putih.
(I025)

Source : link