Gunung Masurai (2935 mdpl) terletak di Provinsi Jambi
Kabupaten Bangko dan mencakup 3 Kecamatan yaitu Kecamatam Lembah
Masurai, Jangkat dan Sungai Tenang.. Gunung Masurai berada dalam kawasan
Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Menurut cerita rakyat di kaki
Gunung Masurai, nama Masurai berasal dari dua kata yaitu emas dan
terurai, jadi penduduk di kaki gunung melihat emas terurai yang
berkilauan di puncak gunung sehingga mereka menyebut gunung itu Gunung
Masurai. Gunung Masurai termasuk dalam kategori Sleeping Mountain atau
gunung yang sudah tidak aktif lagi. Gunung Masurai mempunya tiga puncak,
Puncak Satu, Puncak Utama dan Puncak Lancip. Di Gunung Masurai juga
terdapat 2 danau vulkani yaitu Danau Kumbang 2539 mdpl dan Danau Maboek
2533 mdpl.
Dari Jambi menuju Kota Bangko dengan menggunakan bus ataupun travel dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Kemudian sampai di kota bangko dan ganti mobil engkel di Pasar Atas Bangko. Dari Pasar Atas Bangko meluncur menuju Desa Sungai Lalang Kecamatan Lembah Masurai, desa terdekat dari jalur pendakian Gunung Masurai, karena Gunung Masurai mempunyai satu jalur resmi yaitu yang terdapat di desa ini. Dari Bangko menuju Sungai Lalang membutuhkan waktu 6 jam itupun kalau kondisi jalan lagi bagus dan tidak turun hujan karena kalau hujan kondisi jalan becek dan berlumpur karena jalan masih ada yang belum di aspal dan masih jalan tanah dan berbatu.
Hawa dingin sudah mulai terasa ketika memasuki Desa Sungai Lalang dengan penduduk yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Di Desa Sungai Lalang terdapat Home Stay pendaki dan pos jaga TNKS. Home Stay biasa di gunakan para pendaki untuk menginap sebelum atau sesudah pendakian. Dari Home Stay menuju Pintu Rimba dengan berjalan kaki memerlukan waktu sekitar 1 jam waktu normal. Perjalanan ke Pintu Rimba melewati kebun penduduk dan sebuah sungai kecil. Hamparan kebun penduduk menjadi pemandangan tersendiri ketika menuju pintu rimba dan di belakang kita berdiri megah Gunung Sumbing (2469 mdpl) dan Gunung Hulunilo (2507 mdpl) suatu keindahan tersendiri yang sayang untuk di lewatkan begitu saja.
Pintu Rimba (1618 mdpl) adalah pintu gerbang memasuki kawasan TNKS di Gunung Masurai dan di tandai dengan adanya plang nama. Dari Pintu Rimba perjalanan dilanjutkan melewati hutan yang lebat untuk menuju shelter 1 (1815 mdpl). Diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Shelter 1. Shelter satu merupakan tempat camp pertama dan terdapat sumber air yang terletak sebelah kiri dengan turun kebawah. Shelter 1 luasnya sekitar 4 x 8 meter dan ditandai sebuah plang nama dan pohon besar yang tumbang. Kalau mau melanjutkan perjalanan ke Puncak Satu, tempat air sebaiknya di isi penuh karena selanjutnya tidak ada lagi sumber air.
Selanjutkan perjalanan di lanjutkan menuju Puncak Satu (2713 mdpl), trek pendakian sudah mulai terasa karena jalan yang di lalui semuanya mendaki, ya namanya juga mendaki gunung. Hutan yang lebat dengan pohon-pohon yang besar menjadi pemandangan di dalam perjalanan menuju puncak satu, mendekati puncak satu pohon-pohon yang besar di tumbuhi lumut. Sebelum Puncak Satu kita melewati simpang yang menuju Danau Maboek (2533 mdpl) dan Puncak Satu. Puncak Satu di tandai plang nama dan lokasi camping ground. Pemandangan sedikit terbuka, Gunung Sumbing dan Gunung Hulunilo terlihat jelas serta Danau Kumbang juga terlihat dari Puncak Satu. Danau Kumbang sudah menunggu di bawah, waktu yang di tempuh sekitar 30 menit dengan trek kemiringan 90 derajat karena lokasi Danau Kumbang terletak di lembah jadi kita harus turun kebawah. Sebelum turun ke bawah kita melewati persimpangan menuju Puncak Utama dan Danau Kumbang. Biasanya Pendaki memilih ngecamp di sekitar danau karena ada sumber air dan kondisi cukup aman dari angin kecang atau badai.
Danau dengan seluas sekitar 2 Ha menjadi incaran para pendaki, lokasi camping ground yang cukup luas dan kondisinya yang tenang, sangat cocok buat pendaki yang suka ketenangan dan ingin melepaskan pikiran dan jenuh dari hiruk pikuknya kota. Di namakan Danau Kumbang karena dulunya di sini banyak bintik-bintik hitam di pinggir danau dan mengkilat/bersinar dan mirip kumbang, sehingga penduduk menamakannya Danau Kumbang. Danau yang di kelilingi hutan ini menurut mitosnya di jaga oleh seorang kakek tua dan seekor naga, jadi para pendaki diharapkan jangan berlaku amoral di sekitar danau. Pantangannya pun jangan kencing dan buang air besar dengan menghadap ke danau.
Dari Danau Kumbang menuju puncak utama memerlukan waktu sekitar 2 jam dan melalui hutan yang berlumut. Setelah keluar dari simpang Danau Kumbang jalan yang di lalui cukup landai, Shelter 2 (2620 mdpl) terletak sebelum bekas aliran sungai yang sudah mengering jadi sebaiknya membawa air dari danau karena air menuju puncak utama sangat susah kalaupun ada itu adalah air yang tergenang karena bekas hujan.
Puncak Utama di tandai dengan plang Puncak dan luas areal yang landai sekitar 4×4 meter dan tertutup pohon cantigi di sekitar puncak, sekitar puncak terdapat lobang bekas pemburu harta karun dan masih ada bekas2 batuan yg menjadi titik tringulasi yang sudah di bongkar oleh orang-orang yang tidak betanggung jawab. Taman edelweis terletak dekat batuan yang sudah di bongkar, pemandangan yang lepas dan hijau serta menikmati edelweis sambil melepas lelah. Sedangkan kalau menuju Puncak Lancip harus melewati Puncak Utama ini tetapi jalurnya sudah tertutup karena sudah lama tidak lalui karena pendaki biasanya cuman sampai di Puncak Utama.
Dari Jambi menuju Kota Bangko dengan menggunakan bus ataupun travel dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Kemudian sampai di kota bangko dan ganti mobil engkel di Pasar Atas Bangko. Dari Pasar Atas Bangko meluncur menuju Desa Sungai Lalang Kecamatan Lembah Masurai, desa terdekat dari jalur pendakian Gunung Masurai, karena Gunung Masurai mempunyai satu jalur resmi yaitu yang terdapat di desa ini. Dari Bangko menuju Sungai Lalang membutuhkan waktu 6 jam itupun kalau kondisi jalan lagi bagus dan tidak turun hujan karena kalau hujan kondisi jalan becek dan berlumpur karena jalan masih ada yang belum di aspal dan masih jalan tanah dan berbatu.
Hawa dingin sudah mulai terasa ketika memasuki Desa Sungai Lalang dengan penduduk yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah petani. Di Desa Sungai Lalang terdapat Home Stay pendaki dan pos jaga TNKS. Home Stay biasa di gunakan para pendaki untuk menginap sebelum atau sesudah pendakian. Dari Home Stay menuju Pintu Rimba dengan berjalan kaki memerlukan waktu sekitar 1 jam waktu normal. Perjalanan ke Pintu Rimba melewati kebun penduduk dan sebuah sungai kecil. Hamparan kebun penduduk menjadi pemandangan tersendiri ketika menuju pintu rimba dan di belakang kita berdiri megah Gunung Sumbing (2469 mdpl) dan Gunung Hulunilo (2507 mdpl) suatu keindahan tersendiri yang sayang untuk di lewatkan begitu saja.
Pintu Rimba (1618 mdpl) adalah pintu gerbang memasuki kawasan TNKS di Gunung Masurai dan di tandai dengan adanya plang nama. Dari Pintu Rimba perjalanan dilanjutkan melewati hutan yang lebat untuk menuju shelter 1 (1815 mdpl). Diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Shelter 1. Shelter satu merupakan tempat camp pertama dan terdapat sumber air yang terletak sebelah kiri dengan turun kebawah. Shelter 1 luasnya sekitar 4 x 8 meter dan ditandai sebuah plang nama dan pohon besar yang tumbang. Kalau mau melanjutkan perjalanan ke Puncak Satu, tempat air sebaiknya di isi penuh karena selanjutnya tidak ada lagi sumber air.
Selanjutkan perjalanan di lanjutkan menuju Puncak Satu (2713 mdpl), trek pendakian sudah mulai terasa karena jalan yang di lalui semuanya mendaki, ya namanya juga mendaki gunung. Hutan yang lebat dengan pohon-pohon yang besar menjadi pemandangan di dalam perjalanan menuju puncak satu, mendekati puncak satu pohon-pohon yang besar di tumbuhi lumut. Sebelum Puncak Satu kita melewati simpang yang menuju Danau Maboek (2533 mdpl) dan Puncak Satu. Puncak Satu di tandai plang nama dan lokasi camping ground. Pemandangan sedikit terbuka, Gunung Sumbing dan Gunung Hulunilo terlihat jelas serta Danau Kumbang juga terlihat dari Puncak Satu. Danau Kumbang sudah menunggu di bawah, waktu yang di tempuh sekitar 30 menit dengan trek kemiringan 90 derajat karena lokasi Danau Kumbang terletak di lembah jadi kita harus turun kebawah. Sebelum turun ke bawah kita melewati persimpangan menuju Puncak Utama dan Danau Kumbang. Biasanya Pendaki memilih ngecamp di sekitar danau karena ada sumber air dan kondisi cukup aman dari angin kecang atau badai.
Danau dengan seluas sekitar 2 Ha menjadi incaran para pendaki, lokasi camping ground yang cukup luas dan kondisinya yang tenang, sangat cocok buat pendaki yang suka ketenangan dan ingin melepaskan pikiran dan jenuh dari hiruk pikuknya kota. Di namakan Danau Kumbang karena dulunya di sini banyak bintik-bintik hitam di pinggir danau dan mengkilat/bersinar dan mirip kumbang, sehingga penduduk menamakannya Danau Kumbang. Danau yang di kelilingi hutan ini menurut mitosnya di jaga oleh seorang kakek tua dan seekor naga, jadi para pendaki diharapkan jangan berlaku amoral di sekitar danau. Pantangannya pun jangan kencing dan buang air besar dengan menghadap ke danau.
Dari Danau Kumbang menuju puncak utama memerlukan waktu sekitar 2 jam dan melalui hutan yang berlumut. Setelah keluar dari simpang Danau Kumbang jalan yang di lalui cukup landai, Shelter 2 (2620 mdpl) terletak sebelum bekas aliran sungai yang sudah mengering jadi sebaiknya membawa air dari danau karena air menuju puncak utama sangat susah kalaupun ada itu adalah air yang tergenang karena bekas hujan.
Puncak Utama di tandai dengan plang Puncak dan luas areal yang landai sekitar 4×4 meter dan tertutup pohon cantigi di sekitar puncak, sekitar puncak terdapat lobang bekas pemburu harta karun dan masih ada bekas2 batuan yg menjadi titik tringulasi yang sudah di bongkar oleh orang-orang yang tidak betanggung jawab. Taman edelweis terletak dekat batuan yang sudah di bongkar, pemandangan yang lepas dan hijau serta menikmati edelweis sambil melepas lelah. Sedangkan kalau menuju Puncak Lancip harus melewati Puncak Utama ini tetapi jalurnya sudah tertutup karena sudah lama tidak lalui karena pendaki biasanya cuman sampai di Puncak Utama.