skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Jumat, 13 September 2013

Salah Satu Harimau Sumatera Korban Racun di Taman Rimbo Jambi Kini Mulai Pulih

Diposting oleh Maysatria Label: Konservasi
Ayu tengah mendapat perawatan pasca keracunan. Foto: Meiliana/Taman Rimbo Jambi

Ayu tengah mendapat perawatan pasca keracunan. Foto: Meiliana/Taman Rimbo Jambi

Ayu, salah satu harimau betina yang diduga memakan daging yang terkontaminasi racun di kebun binatang Taman Rimbo Jambi pada bulan Agustus lalu kondisinya sudah membaik.  “Ayu sudah bisa makan daging yang dihaluskan tapi masih belum mau minum” jelas Meiliana, dokter hewan yang menangani Ayu. Untuk mencegah kekurangan cairan Ayu mendapat asupan cairan melalui infus.
Ayu pun sudah mulai menjilati tubuhnya terutama kedua kaki depannya. Menurut Meiliana kondisi ini adalah salah satu indikasi yang menunjukkan bahwa Ayu sudah mulai membaik. Karena Ayu sudah mau menjilati tubuhnya pemberian makanan menjadi lebih mudah yaitu dengan meletakkan daging yang sudah dihaluskan di kaki depannya.
Ayu terus menambah asupan untuk tubuhnya agar bisa kembali pulih secara total. Foto: Meiliana/ Taman Rimbo Jambi
Ayu terus menambah asupan untuk tubuhnya agar bisa kembali pulih secara total. Foto: Meiliana/ Taman Rimbo Jambi
Ketika pihak kebun binatang mengetahui penyebab kematian Peter, seekor harimau sumatra dan Gebo, seekor singa afrika adalah racun berjenis Striknin yang diberikan melalui makanan, Ayu dan ibunya, Uni segera diberikan obat penyerap racun. Namun tak lama setelah pemberian obat tersebut Meiliana mendapat laporan dari pengurus satwa bahwa Ayu muntah dan lumpuh.  Ia meyakini bahwa Ayu telah keracunan Striknin karena gejala yang ditunjukkan Ayu sama seperti yang dialami oleh Peter.
Obat untuk mengatasi keracunan ini cukup sulit didapat, kebun binatang dan dinas peternakan tidak memiliki obat jenis ini sehingga Meiliana harus mencarinya ke seluruh rumah sakit yang ada di kota Jambi dan hanya ada satu rumah sakit yang memiliki persediaan obat ini. Setelah mendapat pengobatan dan perawatan intensif kini Ayu sudah berangsur – angsur membaik. “Dibutuhkan waktu yang cukup lama hingga Ayu benar –benar sembuh karena racun yang masuk ke tubuh Ayu sudah menyerang syaraf dan organ tubuhnya” ungkap Meiliana.  Ia menduga salah satu faktor yang menyebabkan racun Striknin tidak menyebabkan kematian pada Ayu adalah tindakan pemberian obat penyerap racun di makanannya.
Pasca kematian seekor harimau dan dua ekor singa kebun binatang Taman Rimbo Jambi, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jambi dan kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk menemukan pelaku yang memberikan racun pada ketiga satwa itu.
Foto: Meiliana/Taman Rimbo Jambi
Foto: Meiliana/Taman Rimbo Jambi
Saat ini pasokan makanan harimau di kebun binatang Taman Rimbo ditangani langsung oleh pihak kebun binatang sehingga tidak lagi menggunakan jasa pemasok daging.  Dinas Peternakan Jambi yang bertindak sebagai pengelola kebun binatang Taman Rimbo berjanji akan segera memasang kamera pengintai (CCTV) di kandang harimau dan meningkatkan penjagaan.
Ketika Mongabay Indonesia mengunjungi kebun binatang Taman Rimbo Jambi aktivitas di kebun binatang ini berjalan seperti biasa, pengunjung masuk tanpa pemeriksaan barang – barang bawaan dan pengunjung bebas membawa makanan dari luar atau pengunjung dapat juga membelinya di kios – kios yang menjual makanan dan minuman yang terdapat di dalam kawasan kebun binatang.
Sementara kandang – kandang satwa di kebun binatang ini aksesnya terbuka sehingga kemungkinan pengunjung memberikan makanan atau membuang kemasan bekas makanan atau minuman mereka ke dalam kandang satwa sangat besar dan ini tentu saja dapat berakibat buruk bagi kesehatan satwa – satwa penghuni kebun binatang ini.

Source : link

0 komentar:

Posting Komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ▼  September (36)
      • Kabupaten Berau Dorong Taman Pesisir Kepulauan Der...
      • Pemahaman GPS Untuk Dukung Pengelolaan Berbasis Re...
      • Hutan Lindung di Sulawesi jadi Sasaran Konversi Lahan
      • Penelitian: Pengambilan Hiu Berlebihan Oleh Nelaya...
      • Kekayaan Hayati: Genus Baru Pengerat Ditemukan di ...
      • Penelitian: Kesadaran Global Meningkat, Bangunan R...
      • Harapan Baru bagi Hutan Mangrove di Kepulauan Tana...
      • Penelitian Akan Ungkap Kerusakan dan Emisi Karbon ...
      • Harapan Baru bagi Hutan Mangrove di Kepulauan Tana...
      • Mongabay.org Berikan Bantuan Dana 20.000 Dollar AS...
      • Penelitian: Asia Tenggara, Salah Satu Kawasan Pali...
      • Energi Terbarukan, Jawaban Jitu Atasi Eksploitasi ...
      • Mereka yang Temukan Peluang Usaha dari Menjaga Lin...
      • Kerusakan Hutan Menyebabkan Bencana
      • Seekor Harimau Dikuliti Setelah Berusaha Menerkam ...
      • Penelitian: Mayoritas Warga Desa di Kalimantan Tol...
      • Selesai Seminar Proposal Skripsi
      • Pengendali Hama dari Tanaman dan Gulma yang Ramah ...
      • Program Bina Desa Himpunan Mahasiswa Kehutanan Uni...
      • Akhirnya Badan Pengelola REDD+ Terbentuk
      • GPS Monitoring Gajah di Sekitar TN Bukit Tigapuluh...
      • Penelitian: Indonesia Harus Ubah Wilayah Konsesi P...
      • Buaya Senyulong Langka Muncul di Hutan Harapan Jambi
      • Burung Gereja, Si Mungil di Sekitar Kita
      • Kala Duet Tim Laman-Ed Scholes 8 Tahun Merekam 39 ...
      • Ratusan Titik Api Kembali Membakar Sumatera
      • Habitat Pari Manta dan Penyu di Derawan Masih Rawa...
      • Salah Satu Harimau Sumatera Korban Racun di Taman ...
      • Spesies Utama Semakin Terancam, Asia Tenggara Rapa...
      • Konservasi Orangutan Harus Diseriusi
      • Penelitian: Para Pakar Berhasil Petakan Sebaran Hi...
      • Terbukti Bakar Hutan, Akhirnya Manajer Perusahaan ...
      • Harimau Sumatera dan Singa Afrika Mati Diracun di ...
      • Aul Kini Penghuni Baru Hutan Lindung Gunung Tarak
      • Perlu Kepedulian Bersama Menjaga Mangrove
      • Korupsi Hutan Alam Riau, Negara Rugi Rp687 Triliun
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |