Burung gereja, spesies burung yang paling dekat dengan kehidupan manusia di kawasan urban. Foto: Asep Ayat/Burung Indonesia
Banyak orang terkecoh dan menganggap jenis yang tersebar luas di dunia ini berasal dari suku Ploceidae (manyar dan pipit). Padahal, burung-gereja erasia adalah milik Passeridae (burung gereja). Suku Plocidae dan Passeridae memang mirip, sama-sama mungil, berekor pendek, berparuh tebal-pendek, dan sama-sama Passeriformes. Bedanya karena urusan genetik. Suku Passeridae yang awalnya ditempatkan sebagai anak suku, kini “sejajar’ dengan Plocidae.
Burung berukuran sedang (14 cm) ini, berbiak pertama kali pada umur
satu tahun dan menghasilkan lima hingga enam telur. Namun, umumnya hanya
menghasilkan dua hingga tiga keturunan saja yang akan lepas sarang pada
umur 15-16 hari.
Kebiasaannya adalah berasosiasi dekat dengan manusia. Hidupnya
berkelompok di sekitar rumah ataupun gudang. Kala mencari makan ia
berada di tanah dan lahan pertanian dengan mematuki biji-biji kecil atau
beras.
Burung gereja-erasia (Passer montanus) yang bagi sebagian
orang dianggap biasa, memiliki kelebihan tersendiri. Kemampuannya
berkoloni dan bandel karena tidak alergi dekat manusia atau diistilahkan
human dominated ecosystem adalah keistimewaannya. Tak heran, jika jenis ini paling banyak dijumpai di kota-kota besar Indonesia.
Sebagai bagian dari serial kerjasama antara Mongabay-Indonesia dan
Burung Indonesia kali ini, silakan unduh wallpaper dari Burung Indonesia
untuk bulan September bergambar burung gereja di link ini:
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar