Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) adalah salah satu dari 4 taman
nasional yang ada di Provinsi Jambi. Taman nasional yang memiliki luas
60.500 hektar ini berlokasi di 3 kabupaten yaitu kabupaten Batanghari,
Sarolangun dan Tebo. Selain memiliki fungsi sebagai kawasan konservasi
sumber daya alam taman nasional ini juga berfungsi sebagai ruang hidup
Orang Rimba sebagai kelompok masyarakat marginal yang kehidupannya
bergantung pada hutan. Ini membuat pengelolaan kawasan TNBD sedikit
kompleks.
Namun seperti taman nasional lainnya di Indonesia TNBD juga memiliki
masalah perambahan, pembalakan liar, perkebunan yang mengakibatkan
berkurangnya luasan hutan di kawasan ini. Berangkat dari kondisi ini KKI
Warsi menyelenggarakan Pelatihan dan Pemetaan Dasar untuk pemula.
Pelatihan ini berlangsung selama 4 hari ini dan diikuti oleh staf Balai
TNBD, masyarakat desa dan orang rimba.
“Aspek paling penting yang dipelajari dalam pelatihan ini adalah
peserta dapat memahami materi, menganalisis peta dan dapat
mengaplikasikaannya di lapangan” jelas Askarinta Adi, Koordinator GIS
KKI Warsi yang bertindak sebagai pemberi materi. Ia juga menerangkan
bahwa pelatihan ini berfokus pada penguasaan peserta dalam
mengoperasikan alat GPS (Global Positioning System), pemetaan tingkat
dasar serta input dan analisis data.
Peri Hermansyah, salah satu peserta pelatihan yang juga merupakan
staf Balai TNBD mengatakan bahwa pelatihan ini sangat membantu kegiatan
pendataan dengan sistem berbasis resort karena saat ini TNBD tengah
mengupayakan pengelolaan kawasan berbasis resort. “Pengelolaan kawasan
dengan sistem resort ini akan memudahkan pengawasan dan pengamanan
kawasan” ujar Peri. Pelatihan bersama ini juga diharapkan dapat
meningkatkan kerjasama antar berbagai pihak yang bekerja untuk TNBD
karena untuk menyelamatkan taman nasional ini diperlukan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan secara kolaboratif yang juga mampu merangkul
komunitas yang ada disekitarnya.
Merujuk pada data yang dimiliki oleh KKI Warsi ada sekitar 7.000
hektar hutan di kawasan ini yang telah berubah menjadi areal
perladangan. Berdasarkan analisis citra satelit TM 5 dari 1989-2008,
terlihat bagaimana kawasan ini terus menerus kehilangan hutannya. Pada
1989-1993 taman nasional ini kehilangan hutan seluas 34.671 hektar atau
dengan laju kerusakan mencapai 8.668 hektar/tahun. Selanjutnya
deforestasi mendekati konstan dari 1993 hingga 2008 yaitu sekitar 2.344
hektar/tahun. Melihat kondisi ini, jika tidak ada upaya penyelamatan
yang dilakukan, maka berdasarkan analisis yang dilakukan Warsi hutan di
Bukit Duabelas jika tidak ada upaya yang dilakukan untuk
menyelamatkannya, maka kawasan TNBD akan hilang pada tahun 2034.
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar