Halmaheramys bokimekot bukan sekedar spesies baru, tapi juga genus baru yang ditemukan di Maluku Utara Indonesia. Foto: Universitas Kopenhagen
Satu genus baru satwa pengerat ditemukan di hutan pegunungan di Halmahera, di Maluku Utara. Satwa dengan ciri jumbai yang keras, serta berbulu dan memiliki ujung ekor berwarna putih ini ditemukan di wilayah dimana dahulu Alfred Wallace menguraikan teori evolusinya kepada Cahrles Darwin.
Kawasan Maluku Utara memang kaya dengan keragaman hayati, namun
wilayah ini sekaligus terancam akibat meluasnya bisnis pertambangan dan
penebangan. Dengan penemuan spesies ini diharapkan terus mendorong
eksplorasi terhadap kawasan ini untuk mencari berbagai spesies yang
masih misterius. Temuan baru ini sudah dipublikasikan oleh para ahli di
jurnal ilmiah Zoological Journal of the Linnean Society.
Dalam upaya menemukan dan mempelajari spesies baru ini, para ahli
dari Universitas Kopenhagen dan Museum Zoologi Bogor menggunakan
perangkap berupa kelapa yang dibakar dan selai kacang yang ditaruh di
batang pohon dan liang-liang. Dari hasil tangkapan ini ternyata juga
terjerat seekor hewan pengerat yang sebelumnya belum pernah diketahui,
memiliki bulu abu-abu kecoklatan di punggungnya dan bagian perut
berwarna putih.
Setelah dianalisis DNA satwa pengerat ini dan mempelajari ciri-ciri
fisik seperti tengkorak dan giginya, para ahli sepakat bahwa satwa ini
bukan sekedar spesies baru, namun juga sebuah genus baru. Satwa ini
dinamai Halmaheramys bokimekot, nama Boki Mekot diambil dari kawasan pegunungan di Halmahera yang kini terancam oleh pertambangan dan deforestasi.
Temuan baru ini sekaligus memperlihatkan betapa besar kekayaan hayati
di wilayah ini yang bahkan belum diketahui hingga saat ini, dan makna
penting keberadaan mereka bagi konservasi,” ungkap peneliti utama
Pierre-Henri Fabre, dari Pusat Makroekologi, Evolusi dan Iklim di
Universitas Kopenhagen. “Sangat penting bagi para ekologis untuk
mengunjungi pulau ini untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut.”
Hingga saat ini hanya enam individu dari spesies baru ini yang sudah
ditangkap untuk dipelajari: tiga jantan dewasa dan tiga betina. Hanya
sedikit dari kebiasaan spesies ini yang sudah diketahui, tetapi menurut
para ahli mereka kemungkinan adalah omnivora, setelah para ahli
menemukan sisa sayuran dan serangga di dalam perut mereka usai melakukan
pembedahan. “Penemuan ini menunjukkan betapa kayanya kehidupan yang
masih ada di kepulauan Indonesia,” ungkap salah satu penulis, Kristpfer
Helgen dari Smithsonian Institution, di Washington DC, AS.
Profesor Helgen adalah salah satu anggota tim yang juga menemukan
tikus raksasa yang yang hidup di Papua Nugini dan mamalia baru di
Kolombia bernama Olinguito. “Nampaknya masih lebih banyak jumlah spesies
mamalia di Indonesia yang belum ditemukan dibandingkan di negara-negara
lain di dunia ini,” sambung Profesor Helgen.
Penemuan spesies pengerat ini sekaligus membuktikan pertanda
bagaimana mamalia berevolusi dan menyebar melalui wilayah pijakan
seperti di Maluku – yang dikenal sebagai saah satu tempat lahirnya Teori
Evolusi. Di tahun 1858, pakar ilmu alam Inggris Sir Alfred Wallace
dahulu menjelaskan kepada Charles Darwin tentang pengembangan jenis
spesies baru.
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar