Nama Daerah | |||
Campogo, cempaga, kapinango, kaputren, garu, teki (Jw); bangkiring payo, kedoya, mail (Smt); kondongio motaka, tumbawa rondor (Slw); geduku (Mlk); kassa (NTT). | |||
Daerah Penyebaran | |||
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan seluruh Jawa dan Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Nusa Tenggara Timur. | |||
Habitus | |||
Tinggi pohon 30-40 m dengan panjang batang bebas cabang 28 m, diameter sampai 100 cm, tidak berbanir. Kulit luar berwarna kelabu atau coklat muda, beralur dangkal, kebanyakan tidak mengelupas. | |||
Ciri Umum | |||
Warna Kayu teras berwarna coklat muda kemerahmerahan, kayu gubal berwarna kekuning-kuningan, tebal 2.5-10 cm. Tekstur Tekstur kayu agak halus sampai agak kasar. Arah serat Arah serat berpadu dan sedikit bergelombang. Kesan raba Permukaan kayu licin. Kilap Permukaan kayu sedikit mengkilap. STRUKTUR Pori Pori sebagian besar soliter, sebagian kecil bergabung 2-3 dalam arah radial, diameter 104- 182 p, frekuensi 5-8 per mm2, kadang-kadang berisi endapan berwarna gelap. Parenkim Parenkim apotrakeal dan paratrakeal berbentuk pita-pita sempit sampai agak tebal, rapat, bergelombang putus-putus atau agak lurus. Jari-jari Jari-jari homoselular, uniseriat, lebar 16-22 p, tinggi 250-368 p, frekuensi 7-10 per mm. Serat Panjang serat 1 395 p dengan diameter 23 p. | |||
Informasi Lainnya | |||
PENGERJAAN: Kayu Dysoxylum spp. termasuk mudah dikerjakan, tetapi belum tersedia data mengenai sifat pemesinannya. KEGUNAAN: Kayu cempaga dapat digunakan untuk tiang dan balok pada bangunan perumahan dan dapat juga dipakai untuk lantai, dinding, rangka pintu dan jendela, mebel, panil, alat olah raga, perkapalan (gading-gading) dan roda pedati. | |||
0 komentar:
Posting Komentar