Cratoxylon arborescens BI., famili Guttiferae | |||
Nama Daerah | |||
Buronggang, dori, geronggang, madang baro, mampat, mentemau, munel, liu-liu, silung-silung, simarunggang, temau (Smt); adat, dat, erat, garunggang, irat, mepa, tamau, temok (Klm). | |||
Daerah Penyebaran | |||
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Suamtera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur. | |||
Habitus | |||
Tinggi pohon 15-40 m, panjang batang bebas cabang 4-27 m, diameter dapat mencapai 100 cm atau lebih, tinggi banir sampai 1 m. Kulit luar berwarna kemerah-merahan sampai coklat, beralur dangkal, mengelupas kecil-kecil. | |||
Ciri Umum | |||
Kapu teras berwarna merah jambu tua atau merah bata muda jika baru ditebang, lambat laun menjadi tua tetapi tidak menjadi coklat. Kayu gubal berwarna kuning, kadang-kadang semusemu merah jambu atau jingga, agak mudah dibedakan dari kayu teras, tebal kira-kira 5 crn. Tekstur Tekstur kayu agak kasar tetapi merata Arah -rat Arah serat lurus atau bergelombang, kadangkadang agak berpadu. Kesan raba Permukaan kayu licin. Kilap Pemukaan kayu mengkilap indah. | |||
Informasi Lainnya | |||
PENGERJAAN: Kayu gerunggang mudah dibelah atau dipotong dengan gergaji, baik pada kayu basah maupun kering udara. Demikian pula penyerutan menghasilkan permukaan yang licin, kecuali pada bidang radial kayu basah. Pemboran pada kayu basah atau kering udara memberikan hasil yang kasar. Pembubutan mudah dilakukan pada kayu kering udara, meskipun memberikan hasil permukaan yang kasar. KEGUNAAN: Kayu gerunggang biasa digunakan untuk papan dan konstruksi ringan di bawah atap, peti, mebel murah, kayu lapis dan cetakan beton. | |||
0 komentar:
Posting Komentar