Nama Daerah | |||
Terdapat beberapa ratus nama daerah, antara lain: ariung, kayu kawan, kenam, keruing, kayu minyak, lagan, melengkuang (Smt); anderi, ansurai, karup, keladan, kerup, ketanggang, tempudau, tempurau (Klm); dermala, jempinang, kawang, klalar, palahlar (Jw). | |||
Daerah Penyebaran | |||
Seluruh Sumatera, Jawa dan Kalimantan | |||
Habitus | |||
Tinggi pohon dapat mencapai 50 m dengan panjang batang bebas cabang sampai 35 m, diameter dapat mencapai 120 cm, bentuk batang silindris, berbanir setinggi 1 - 2 m, pada D. confertus dapat mencapai 4 m. | |||
Ciri Umum | |||
Kayu teras berwarna coklat-rnerah, coklat, kelabu-coklat atau rnerah-coklat-kelabu. Kayu gubal berwarna kuning atau coklat rnuda sernusemu kelabu dan rnernpunyai batas yang jelas dengan kayu teras, lebar 2 - 10 crn. Tekstur Tekstur kayu kasar, kadang-kadang agak kasar Arah serat Arah serat lurus, kadang-kadang herpadu. Kesan raba Permukaan kayu agak licin atau licin, seringkali rnelengket. Kayu keruing rnernpunyai bau darnar yang agak menyolok. | |||
Informasi Lainnya | |||
PENGERJAAN: Sifat pengerjaan kayu keruing bervariasi menurut kadar silika dan damar yang dikandungnya. Kayu yang mempunyai kadar silika tinggi mudah menumpulkan gigi gergaji, demikian pula yang kadar damarnya tinggi sukar sekali digergaji atau diserut, terutama jika kayunya masih basah. Kayu yang sudah kering umumnya mudah dikerjakan, baik dengan mesin maupun dengan alat tangan. KEGUNAAN: Kayu keruing cocok untuk konstruksi bangunan, lantai, karoseri (kerangka, lantai dan dinding), bangunan pelabuhan dan bantalan kereta api. Selain daripada itu banyak juga dipakai untuk perkapalan (dek dan kulit tongkang) dan bagian perumahan (balok, tiang, papan dan kerangka atap). Untuk semua penggunaan dimana terdapat serangan jamur, serangga atau binatang laut perusak kayu, kayu keruing harus diawetkan dengan bahan pengawet yang sesuai. Setelah diawetkan kayu keruing baik untuk dipergunakan sebagai bantalan dan tiang listrik. | |||
0 komentar:
Posting Komentar