ilas Balik Aktifitas dan Kampanye Sepanjang 2012
Seiring dengan akan berakhirnya tahun 2012, kami ingin
mengajak anda sejenak untuk merefleksikan rangkaian keberhasilan yang
telah kita capai bersama. Pencapaian yang tidak mungkin kami lakukan
tanpa dukungan Anda.
Pada awal tahun 2012 tepatnya di bulan Februari (19/2), Greenpeace
mengajak seluruh masyarakat melalui Water Patrol untuk secara aktif
berpartisipasi mengawasi dan melaporkan pencemaran air dari limbah
industri dan sumber lain melalui situs
waterpatrol.greenpeace.or.id/mobile
Tepatnya tanggal 24 Februari, Greenpeace bersama Sujiwo Tedjo, Edwel
Datuk Rojo Gampo dan Madya Patra Isman Rahadi. S.Sn menyajikan tarian
silat harimau minangkabau untuk mengingatkan kembali betapa eratnya
hubungan budaya bangsa dengan kelestarian hutan dalam pagelaran
“Belantara Budaya” yang bertemakan ”Melindungi Hutan Indonesia, Menjaga Budaya Bangsa”.
Masih ingatkah Anda ketika Greenpeace menyerahkan hasil investigasi
yang kami lakukan selama satu tahun kepada Kementerian Kehutanan
Republik Indonesia? Hasil investigasi ini mengungkapkan pelanggaran
hukum Indonesia yang dilakukan perusahaan bubur kertas Asia Pulp and
Paper (APP) yang secara sistematis menebangi Ramin, pohon yang
mendapatkan perlindungan internasional (CITES) karena merupakan spesies
langka. Dengan melaporkan ini diharapkan pemerintah Indonesia melakukan
tindakan tegas, untuk segera menyita semua ramin ilegal pada operasi APP
di Indonesia.
Bencana nuklir Fukushima di bulan Maret 2011 merupakan sebuah
peringatan keras bagi dunia bahwa kecelakaan nuklir bisa terjadi di mana
saja tempat reaktor nuklir itu berada. Kita semua harus belajar dari
Fukushima, sebuah peringatan terhadap resiko pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dan pada 5 Maret 2012 lebih dari seratus
“Korban Nuklir Fukushima”, lengkap dengan pakaian anti radiasi dan
masker pelindung pernapasan berkunjung ke Kementerian Riset dan
Teknologi Republik Indonesia, untuk mengingatkan pemerintah Indonesia
agar belajar dari Fukushima, menghentikan promosi PLTN di Indonesia, dan
jangan membiarkan Bencana Nuklir Fukushima terjadi di Indonesia.
Satu lagi tanda keprihatinan serta himbauan solusi disuarakan
Greenpeace pada pencemaran yang terjadi di Sungai Citarum. Satu hari
menjelang Hari Air Sedunia, Greenpeace berkolaborasi bersama seniman
Indonesia ternama Tisna Sanjaya menggelar art performance untuk
menyoroti krisisyang terjadi pada Sungai Citarum. Pertunjukan seni berjudul ‘Air Seni Citarum’ itu, digelar di Sungai Citarum di desa Cigebar, Baleendah Kabupaten Bandung. Selain performance art oleh
para seniman, juga digelar diskusi dan konferensi pers bersama WALHI
Jabar, Masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Elingan, serta
Akademisi.
Pemandangan tak biasa menghiasi kantor Kementerian Kehutanan di
tanggal 18 April saat ratusan aktivis Greenpeace berkostum Harimau
Sumatra berkumpul dan melakukan aksi mendorong pemerintah untuk segera
menindaklanjuti laporan investigasi Greenpeace perihal skandal kayu
Ramin yang dilindungi Undang-undang yang dihancurkan oleh Asia Pulp and
Paper di Perawang, Riau.
Satu lagi yang mengejutkan kita semua tahun ini yaitu skandal
perusakan hutan yang dilakukan Kolonel Sanders. Laporan yang diluncurkan
Greenpeace pada bulan Mei mengungkapkan fakta ditemukannya serat kayu
alam pada sejumlah kemasan yang digunakan KFC. Laporan yang bertajuk:
“Bagaimana KFC Terlibat Perusakan Hutan’ menjelaskan bagaimana KFC dan
perusahaan induknya Yum! Brand tidak memiliki kebijakan yang mencegah
produk dari proses deforestasi memasuki rantai pasokan mereka.
Greenpeace menyerukan kepada KFC, dan perusahaan induknya Yum! Brands
untuk segera memutus kontrak dengan APP hingga mereka benar-benar
berhenti merusak hutan hujan dan KFC harus menerapkan kebijakan baru
untuk menghindari rantai pasokan mereka dari deforestasi. Dan seruan ini
di tanggapi positif oleh KFC di Indonesia dan beberapa KFC di negera
lain di dunia.
Sebuah momentum penting juga ditandai tahun ini. Tanggal 7 Juni di
Jakarta, Direktur Eksekutif Greenpeace International, Kumi Naidoo
bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pertemuan ini,
Kumi Naidoo menegaskan kembali komitmen Greenpeace untuk bekerjasama
dengan Pemerintah Indonesia dalam mencapai tujuan yang sama yaitu
perlindungan lingkungan.
Pada tanggal 4 Juli dibalut aksi teatrikal, ketika aktivis Greenpeace
membawa pesan penting bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Republik Indonesia, agar tidak memberikan rekomendasi pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara di Kawasan Konservasi Laut
Daerah Pantai Ujungnegoro-Roban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Greenpeace meminta agar Kementerian Kelautan dan Perikanan menggunakan
wewenang yang dimiliki untuk menyelamatkan nasib ribuan nelayan yang
menggantungkan mata pencaharian mereka dari kawasan konservasi laut
tersebut.
Inspirasi dan solusi adalah dua elemen yang selalu lekat pada
Greenpeace. ‘Minyak Yang Bersahabat, Aksi Lokal Untuk Solusi Global’
adalah sebuah upaya Greenpeace menginspirasi Pemerintah Indonesia untuk
mendukung petani sawit skala kecil yang mengelola produksinya secara
bertanggung jawab. Bersama Perkumpulan Elang, sebuah LSM di Riau,
Greenpeace mendukung komitmen petani Dosan melalui dokumentasi dan
program penguatan kapasitas petani sawit skala kecil mandiri dan juga
mempromosikan pengelolaan perkebunan yang bertanggungjawab yang ada di
tujuh desa di Kabupaten Siak.
September 2011, Tur Mata Harimau kembali di menyusuri hutan Indonesia
untuk menyaksikan langsung keadaan terkini. Tur tahun ini bertajuk
“Kepak Sayap Enggang Tur Mata Harimau”. Bersama WALHI, Pena Hijau, SOB,
FOKER SHK, dan AMAN, Tim Mata Harimau menjelajahi tiga propinsi di
kalimantan, di mulai dari Kalimantan selatan, Tengah dan berakhir di
Kalimantan barat. Tur Mata Harimau bertujuan untuk melihat secara
langsung kondisi terkini hutan alam Indonesia serta mengajak seluruh
masyarakat agar ikut menjaga dan mengawasi hutan alam agar terhindar
dari kerusakan yang lebih mengenaskan. Pada tur kali ini Greenpeace
mengusung enggang sebagai ikon penyelamatan hutan. Karena enggang adalah
simbol budaya masyarakat Kalimantan yang saat ini keberadaanya juga
terancam punah, ia bernasib sama dengan Harimau Sumatera.
‘Piknik Beracun ke Curug Jompong’ ini kami lakukan untuk mengingatkan
masyarakat dan pemerintah Jawa Barat betapa pencemaran di Sungai
Citarum telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Kami mengadakan uji
sampling melalui pengambilan sample air di Curug Jompong dan Teluk
Jambe, Karawang dan menemukan bahan kimia beracun dan berbahaya seperti
turunan senyawa Phthalate di kedua lokasi. Piknik berbahaya ini untuk
meminta perhatian masyarakat, pemerintah dan industri akan pencemaran
yang telah di kedua lokasi. Karena dari beberapa tempat yang seharusnya
indah ini tidak hancur dengan bahan beracun. “Apa dan Siapa Yang
Meracuni Citarumku?”
Transparansi dan kemudahan akses – itulah permintaan Greenpeace
kepada pemerintah dalam aksinya bersama WALHI Jawa Barat dan Komunitas
Elingan saat mengantarkan sample air yang diambil dari 6 titik daerah
aliran Sungai Citarum ke BPLHD Jawa Barat pada tanggal 28 September.
Aksi dilakukan bertepatan dengan Hari Hak Untuk Tahu Sedunia (Right To
Know Day). Masyarakat berhak untuk tahu apa yang terkandung dalam air
yang mereka konsumsi dan pemerintah wajib membuka akses informasi
seluas-luasnya.
Energi bersih sudah mencerahkan Candi Borobudur saat ini. Selama dua
minggu di bulan Oktober, 10 titik penerangan di zona 1 Candi Borobudur
sudah menggunakan penerangan bertenaga surya yang bersih. Energi
Terbarukan seperti energi surya adalah solusi dari penggunaan energi
yang selama ini bersumber dari energi fosil yang kotor seperti
batubara.
Tanggal 27 November tahun ini, aktivis Greenpeace berkostum harimau
Sumatra dan Orang Utan menyambut delegasi Norwegia yang dipimpin oleh
Putra Mahkota Kerajaan Norwegia Pangeran Haakon Magnus dan Putri Mahkota
Mette-Marit, yang datang bersama Menteri Lingkungan Hidup Bård Vegar
Solhjell berserta beberapa menteri lain dan pelaku usaha. Tahun 2010
Indonesia dan Norwegia menandatangani kerjasama atau Letter of Intent
“Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi dan Degradasi Hutan’
sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Norwegia menjanjikan dana 1
miliar dolar AS untuk mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi gas
rumah kaca dari deforestasi. ‘Harimau’ dan ‘Orang Utan’ yang menyambut
tamu-tamu dari Norwegia ini membawa spanduk bertuliskan: “Terima kasih
untuk membantu menyelamatkan hutan, rumah kami.’
Di penghujung tahun 2012, tepatnya sepanjang akhir bulan November
hingga awal bulan Desember, Greenpeace mengajak masyarakat untuk ‘Mari
Bicara Citarum’. Pencemaran yang terjadi di Sungai Citarum sudah pada
skala yang sangat mengkhawatirkan. Saat ini yang dibutuhkan adalah
komitmen dari para pemimpin Jawa Barat untuk membersihkan dan melindungi
Sungai Citarum dari limbah bahan kimia berbahaya.
Anda, mereka dan kami berbagi harapan yang sama – udara dan iklim
yang lebih bersih di Indonesia, hutan Indonesia yang dilindungi, dan air
bersih bebas toksik di Indonesia.
Source : link
Source : link