Perusakan mangrove di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, kembali marak.
Kali ini, sekitar 5.000 an mangrove jenis cheriops, ditemukan warga
sudah dibabat di Desa Bumi Bahari, Kecamatan Popayato.
“Pohon-pohon yang itu dibabat seluas lima hektar,” kata Umar Pasandre, warga yang pertama kali melihat mangrove tumbang, kepada Mongabay, Jumat (25/1/12).
Menurut Umar, usia pohon itu 10 hingga 20 tahun dengan ketinggian
satu sampai satu 1,5 meter. Mangrove itu ditanam warga yang tergabung
dalam kelompok sadar lingkungan.
Warga melaporkan perusakan itu ke kepala desa, camat, juga
kepolisian.“Saat ini polisi masih mencari pelaku perusakan mangrove itu.
Kami berharap segera ditangkap karena kejadian ini terjadi,” ucap Umar.
Menurut Ibrahim Rahman, aktivis lingkungan dari Japesda Gorontalo,
sebelumnya warga juga menemukan lokasi penanaman bibit mangrove dalam
kondisi rusak dan terpenggal-penggal. Bahkan, mereka sempat menemukan di
lokasi penanaman alat berat pengusaha tambak. “Ini kali ketiga mangrove
di Desa Bumi Bahari yang ditanam warga dirusak,” kata Andong, panggilan
akrab Ibrahim.
Dia menduga perusak mangrove itu orang-orang suruhan para pengusaha
tambak ikan dan udang yang tak jauh dari lokasi penanaman warga. Maklum,
warga yang menanam mangrove kerap kali bermusuhan dengan pengusaha
tambak ikan. “Dugaan kuat kami yang merusak orang-orang suruhan
pengusaha tambak.”
Di lokasi itu, warga sudah menanam 50 ribu bibit mangrove jenis
rhyzophora dan cheriop. Warga berharap bibit mangrove yang sudah ditanam
bisa tumbuh baik tanpa ada perusakan. “Kami ingin menjaga desa kami
dari ancaman bencana seperti tsunami dan abrasi, hingga kami menanam
mangrove,” kata Ipin Mongingsi, warga lain.