skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Senin, 14 Januari 2013

20.000 Spesies Didata di Peta Keanekaragaman Hayati

Diposting oleh Maysatria Label: News
Beruang Kutub di Kebun Binatang Jerman
VIVAnews - Sebuah peta keanekaragaman hayati yang menunjukkan variasi bentuk kehidupan bumi telah diperbaharui setelah satu abad. Sebelumnya, peta keanekaragaman hayati disusun pertama kali oleh naturalis Inggis, Alfred Russel Wallace, pada tahun 1876.

Peta yang disusun Wallace itu berfungsi untuk menggambarkan kehidupan yang telah berkembang di semua benua yang ada di dunia.

Peta terbaru yang telah dipublikasikan secara online di jurnal "Science" ini menunjukkan pembagian 11 alam biogeografis yang besar dan bagaimana semua bagian itu saling berhubungan. Kemajuan teknologi modern telah mendata lebih dari 20.000 spesies, sehingga memungkinkan para peneliti memetakan keanekaragam hayati secara lebih detil.

Untuk menyusun peta terbaru ini, tim yang terdiri dari 15 peneliti internasional telah menghabiskan 20 tahun untuk pengumpulan data. Semua informasi geografis dikombinasikan dengan mamalia, burung, dan amfibi, totalnya lebih dari 20.000 spesies.

Menurut Ketua Penelitian dari Pusat Macroecology, Evolusi dan Iklim di University of Copenhagen, Denmark, Dr Ben Holt, penelitian ini adalah update yang telah tertunda lama, dan peta ini adalah yang paling mendasar dari ilmu alam.

"Untuk pertama kalinya peta ini diperbaharui, sejak pembuatan peta pertama oleh Alfred Russel Wallace. Peta terbaru ini mampu memberikan gambaran yang luas dari alam, dan dapat memberikan informasi yang rinci tentang ribuan spesies vertebrata," kata Ben Holt, dilansir dari Daily Mail.

Di peta terbaru terbagi menjadi dua bagian, mengenai kondisi geografis dan habitat hewannya. Dr Carsten Rahbek, Direktur Pusat Macroecology, Evolusi dan Iklim, juga mengatakan bahwa dengan peta ini kita bisa mengindentifikasi area prioritas konservasi dengan melihat jumlah spesies yang ada pada suatu area.

Sementara menurut Dr Jean Philippe Lessard, anggota Tim Peneliti dari McGill University di Kanada, peta ini menyediakan informasi dasar yang penting untuk penelitian ekologi dan evolusi masa depan.

"Peta ini memiliki andil dalam melakukan tindakan konservasi terhadap krisis keanekaragaman hayati yang terus rusak oleh perubahan iklim global. Selain itu, peta ini juga menyediakan deskripsi holistik untuk menjadi landasan baru dalam dunia biologi secara mendasar," kata Jean Philippe Lessard.

Source : link

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ▼  Januari (25)
      • Satelit GloF-DAS NASA Deteksi Peningkatan Deforest...
      • Walhi: RI Perlu UU Perubahan Iklim, Tak Hanya REDD+
      • Foto: Kehancuran Hutan Gambut di Pelalawan Akibat ...
      • Koalisi : kebijakan moratorium izin jangan hanya k...
      • REDD Justru Memicu Deforestasi di Kalimantan
      • Pengelolaan Hutan di Jawa oleh Perhutani Dinilai G...
      • Perusakan Mangrove Marak di Gorontalo
      • Tujuh Resolusi untuk Bumi yang Lebih Baik
      • Orang Rimba Jambi Terancam Punah
      • Sengketa Hutan di Jambi, Ribuan Petani Terancam Di...
      • Balai Konservasi Kecewa Polisi Lepas Barang Bukti ...
      • Terungkap, Misteri Punahnya Badak Berbulu Wol
      • Spesies Baru Primata Beracun Ditemukan di Kalimantan
      • 20.000 Spesies Didata di Peta Keanekaragaman Hayati
      • Bunga Bangkai Asli Indonesia Mekar di Brasil
      • Macan Tutul Kelaparan Berhasil Ditangkap
      • Gubernur Bali Siap Jawab Somasi Walhi
      • Pesona Dunia Laut Indonesia
      • Menyapa "Teman Lama" dari Hutan Sangeh
      • Jokowi: Hijaukan Jakarta Jangan Pakai Pohon Bakung
      • Laporan EoF: APRIL, pengolah pulp dari hutan alam ...
      • Menteri Pertanian Suswono Pun Dukung Petani Dosan
      • Rangkaian Keberhasilan Kita Bersama
      • Rebut Kembali Citarum!
      • Greenpeace Mendesak Presiden SBY Untuk Melindungi ...
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |