Oleh Gede H. Cahyana
Adalah hutan mangrove
(bakau) yang mengawali pesona laut. Tapi sayang, kita terlambat menyadari
fungsi "sabuk hijau" pantai ini, yang luasnya pernah mencapai 4,25
juta ha atau 22% dari 17 juta ha di dunia. Sekarang luasnya tak lebih dari 3
juta ha! Malah boleh jadi sudah jauh berkurang. Meskipun begitu, ekosistem
dengan 30-an spesies mangrove ini tetap berperan pada siklus biogeokimia,
menjadi habitat flora-fauna dan penyedia 80% sumber perikanan komersial. Besar
sekali perannya!
Sebagai "arsitek
pantai", ia tumbuh menyebar tak merata di 17.000-an pulau, di sepanjang
81.000 km garis pantai dan melebar ke laut dangkal. Biasanya akarnya tumbuh di
lumpur namun ada juga yang tumbuh di terumbu karang, sejenis hewan dari filum
Coelenterata dan bersimbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Bakau perlu
koral untuk tempat tumbuhnya sedangkan koral terhindar dari gerusan CO2 karena
diambil oleh bakau untuk fotosintesisnya.
Hewan karang yang tersusun
oleh kalsium karbonat ini kaya warna karena ada algae endozoik, yakni
zooxanthellae di bagian "kepala" atau polip-nya. Perannya yang
demikian penting itu, selain karena penghasil tak kurang dari 15 ton ikan per
km2 luas terumbu karang, juga karena luasnya yang sangat besar antara 60.000 -
70.000 km2 atau 14% dari luas totalnya di dunia. Yang patut disayangkan, hanya
6,48% berstatus sangat baik, 22,53% baik, 28,39% cukup baik dan sisanya 42,59%
sangat buruk.
Anggota Coelenterata punya
tentakel mungil, mampu bergerak dengan tarian jarinya dan mata primitifnya yang
berderet melingkar di bawah tubuhnya yang transparan, mirip kubah bola. Dengan
tentakel atau bulu atau silianya itu ia bergerak, berenang sambil
mengembangkempiskan tubuhnya. Tentakelnya yang bersengat itu digunakan untuk
menangkap mangsa. Di antara terumbu karang itu juga ada anemon laut yang lebih
mirip bunga. Ia sesungguhnya karnivora yang menipu calon mangsanya dengan
lambaian tangan (tentakel) berbisanya.
Tak jauh dari habitat
binatang berongga ini terlihat bintang laut yang membelai karang dengan
lengannya yang jumlahnya bisa lebih dari lima untai. Mulutnya di bawah
sedangkan duburnya di atas (uaneh ya!) dan mampu merangkak dengan kaki
sedotnya. Dengan lengan itu ia mampu mengisap daging kerang. Ia mampu bertunas
dari lengannya yang putus. Di bawahnya berserakan bulu-bulu babi yang tubuhnya
penuh duri berbisa. Mulutnya juga di bawah tubuhnya. Ia termasuk filum
Echinodermata yang artinya kulit berduri. Juga ada moluska, si hewan lunak dan
beragam jenis ikan dan kepiting.
Bahkan ikan hiu yang
terkenal ganas itu, untuk jenis tertentu kesukaannya makan algae dengan
"lauk-pauk" ikan -ikan kecil. Kenyataannya, tak semua ikan hiu itu
ganas. Dari sekitar 250 atau ada yang meyakini sekitar 350 jenis ikan cucut
ini, hanya belasan jenis yang buas. Tiger
shark, si macan loreng dengan panjang mencapai 3 m, termasuk yang buas.
Juga cucut banteng (Carcharinus leucas)
dan cucut putih (Carcharodon carcharias
yang ganas, di Australia disebut si white
dead. Cucut macan (Galeocerdo cuvieri) ini ada garis-garis
lorengnya. Tapi ikan hiu buas ini tetap dibutuhkan untuk kelestarian ekosistem.
Artinya, dalam perikehewanan, tiadalah yang termasuk hewan buas dan hewan
jinak. Semua hewan yang bertingkah jinak dan ganas hanyalah demi
kelestariannya.
Ada juga jenis hiu lain
yang tak "sebuas" di atas seperti hiu raksasa Cetorhinus maximus dan hiu paus Rhinodon typicus. Hiu jenis ini
pemakan plankton, ubur-ubur, dan ikan kecil lainnya. Tubuhnya besar sehingga
malas, kurang lincah gerakannya. Cucut martil juga ganas, gesit dan rakus.
Kepalanya aneh dengan mata di ujungnya sehingga mampu melihat ke depan dan ke
belakang. Mereka hidup di laut bebas.
Yang juga khas adalah ikan
paus. Ini nama keliru karena paus bukanlah ikan (pisces) tetapi
mammalia. Ia melahirkan anak dan menyusuinya. Seperti halnya hiu, paus pun ada
yang buas sebagai pembunuh tetapi tetap dalam lingkup pelestarian rantai
makanan. Lumba-lumba, yang dianggap sebagai keturunan paus, termasuk mamalia
cerdas.
Paparan di atas hanyalah
contoh beberapa biota laut yang memesona dan tertulis di buku ajar. Banyak lagi
yang belum disebut dan belum diketahui. Agar kita tergugah untuk mengetahuinya,
pembelajaran adalah kuncinya. Kayakan buku dan bukel kita akan flora, fauna,
tambang dan energi laut. Moyang kita orang pelaut. Jalesveva
Jayamahe. Di lautan kita jaya. Semoga. *
Source : link
Source : link