Salah satu hutan di Kalimantan Tengah yang dimusnahkan untuk perkebunan. Foto: Rhett A. Butler
Proyek REDD+ terbesar di dunia bernama Rimba Raya akhirnya disetujui oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sudah terverifikasi dibawah Verified Carbon Standard (VCS), sebuah lembaga terkemuka yang melakukan sertifikasi karbon kredit.
Proyek Karbon hutan seluas 64.000 hektar di Kalimantan Tengah ini
diharapkan bisa menekan emisi karbon sebesar 119 juta ton selama 30
tahun mendatang. Upaya menekan emisi karbon ini dilakukan salah satunya
dengan menghindari pengeringan lahan gambut yang mengandung simpanan
karbon dan pembabatan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit.
Menurut auditor yang melakukan verifikasi perhitungan karbon dalam
proyek ini, SCS Global Services, Rimba Raya telah menekan emisi karbon
sebanyak 2,1 juta ton karbon antara 1 Juli 2009 hingga 30 Juni 2010, dan
hasil ini adalah merupakan angka reduksi karbon terbesar yang dicatat
oleh Verified Carbon Units.
“Proyek Rimba Raya ini telah melewati proses penilaian yang panjang
dan kompleks,” ungkap Dr. Robert J.Hrubes, Wakil Presiden Eksekutif dari
SCS dalam rilis media mereka. “Skala proyek ini memperlihatkan sebuah
nilai pasar yang kuat dalam upaya penyelamatan hutan.”
Verifikasi terhadap proyek Rimba Raya akhirnya muncul setelah
Kementerian Kehutanan menandatangani proyek ini. Ketiadaan persetujuan
dari pemerintah telah menyebabkan proyek ini sempat limbung selama tiga
tahun. Selama masa tersebut, wilayah konsesi konservasi PT Rimba Raya
Conservation telah menyusut dari 90 ribu hektar menjadi 64 ribu hektar.
Kini dengan ditandatanganinya proyek ini, para pendukung REDD+
menyatakan bahwa upaya ini akan membantu menyelamatkan habitat orangutan
yang semakin kritis.
“Rimba Raya akan menjadi salah satu proyek konservasi orangutan yang
terpenting di dunia,” ungkap Birute Mary Galdikas dari Orangutan
Foundation International, yang menjadi bagian dari proyek ini. “Hal ini
semata-mata hanya upaya untuk menyelamatkan orangutan yang kian
terancam.”
Dengan disetujuinya Proyek Rimba Raya, maka hal ini akan menjadi
lampu hijau bagi proyek serupa di Indonesia. Sementara itu, di pasar
internasional, para pendukung proyek ini seperti bisnis energi raksasa
dari Rusia, Gazprom dan perusahaan asuransi Allianz, bisa menjual kredit
karbon di pasar karbon dunia. Karbon kredit ini akan dijual kepada
pihak pebisnis di dunia yang selama ini melepaskan karbon dalam jumlah
besar ke udara sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan
mereka, hal ini dinilai jauh lebih mudah dibanding harus mengikuti
standar regulasi perubahan iklim dunia.
source : link
0 komentar:
Posting Komentar