skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Jumat, 07 Juni 2013

Foto: Penebangan Hutan Alam Masih Berlangsung di Semenanjung Kampar Riau

Diposting oleh Maysatria Label: News

Pengangkutan kayu-kayu hasil tebangan di hutan alam milik anak perusahaan RAPP. Foto: Lili Rambe

Hampir setiap hari kayu – kayu yang diangkut menggunakan tug boat melewati kecamatan Teluk Meranti yang terletak di Semenanjung Kampar menuju pabrik pengolahan kayu milik PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang berada di kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, provinsi Riau. Tug boat yang berisi kayu – kayu hutan alam ini adalah milik PT. SAU (Selaras Abadi Utama) yang merupakan anak perusahaan PT.RAPP. PT. SAU yang mengantongi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHKHT) mendapat konsesi seluas 13.600 hektar dari Bupati Pelalawan pada tahun 2002. Selain PT. SAU, PT. RAPP pun memiliki sebuah dermaga untuk memuat kayu akasia dari kawasan hutan industri mereka di Semenanjung ini. Dari pantauan Mongabay-Indonesia dan Greenpeace Indonesia di Semenanjung Kampar PT. RAPP tidak hanya mengangkut akasia tapi mereka juga  mengangkut kayu dari hutan alam.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan, SK 327/Menhut-II/2009 tanggal 12 Juni 2009, Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) memperoleh hak konsesi HTI seluas 350.165 hektar di Kabupaten Siak, Pelalawan, Kampar, Kuantan Sengingi dan Bengkalis. Namun aktifitas PT. RAPP sempat dihentikan oleh menteri kehutanan pada bulan November 2009 karena keputusan tersebut menuai protes dari para pemerhati lingkungan. Pada bulan April 2010 Menteri Kehutanan memberi izin pada PT. RAPP untuk beroperasi kembali di Semenanjung Kampar.
Penebangan di hutan alam masih berlanjut. Foto: Lili Rambe
Semenanjung Kampar adalah kawasan hutan rawa gambut terluas di Sumatera dan merupakan satu dari empat blok kawasan hutan rawa gambut yang tersisa di provinsi Riau. Dengan luas 671.125 hektar dan memiliki kedalaman gambut hingga 15 meter Semenanjung ini adalah rumah bagi harimau sumatera dan berbagai spesies flora dan fauna lain seperti gajah, tapir dan buaya. Dengan keanekaragaman hayati serta keunikan tipografi yang dimiliki oleh Semenanjung Kampar seharusnya kawasan ini dilindungi oleh negara karena memegang peranan penting untuk menjaga iklim dunia.
Namun kenyataannya alihfungsi lahan secara besar-besaran membuat kawasan hutan rawa gambut ini menjadi kawasan yang kering dan rawan kebakaran.  Keberadaan PT. RAPP di kawasan Semenanjung Kampar ini pun tidak membawa kesejahteraan bagi warga masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. “ RAPP membuat kami menjadi semakin miskin” kata Haji Rusman, tokoh masyarakat Teluk Meranti ketika ditemui didesanya. Menurut Haji Rusman, masyarakat Teluk Meranti yang dahulu bisa menggantungkan hidupnya pada hasil hutan kini hidup dibawah garis kemiskinan karena hutan tempat mereka mencari nafkah telah musnah.
Memindahkan kayu untuk diolah lebih lanjut. Foto: Lili Rambe

Source : link

0 komentar:

Posting Komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ▼  Juni (19)
      • Kabut Asap di Sumatra: Mengapa Kebakaran Hutan di ...
      • Kami Menghirup Asap Sementara Politisi Sibuk Berde...
      • Diduga Terlibat Kebakaran Hutan, 117 Perusahaan Di...
      • Penelitian: Sebagian Besar Spesies Terdampak Perub...
      • Foto: Petugas Kewalahan Padamkan Kebakaran Hutan d...
      • Upaya Penyelamatan Sungai Ciliwung Lewat Metode Bi...
      • Biotilik: Memantau Kesehatan Sungai lewat cara Sed...
      • Hutan Adat Temedak: Kisah Kearifan Lokal dari Tepi...
      • Dokumentasi Magang (8 April-31 mei 2013)
      • Penelitian: Penghijauan Ternyata Juga Akan Menyela...
      • Teknologi: Wow, Ternyata Belum Semua Jenis Kayu ya...
      • Penegakan Hukum Lemah, Gajah Sumatera Laju Menuju ...
      • Burung Raja-Udang Meninting: Indikator Lingkungan ...
      • Tanpa Perburuan, Ikan Pari Manta di Asia Bisa Sumb...
      • Kesepakatan Pemerintah Alor dan WWF Dorong Percepa...
      • Data dari Satelit Terbaru NASA Landsat 8 Kini Bisa...
      • Foto: Penebangan Hutan Alam Masih Berlangsung di S...
      • Penelitian: Hiu Lebih Bermanfaat di Laut Lepas Ket...
      • Proyek REDD+ Terbesar di Dunia Akhirnya Disetujui ...
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |