Pengangkutan kayu-kayu hasil tebangan di hutan alam milik anak perusahaan RAPP. Foto: Lili Rambe
Hampir setiap hari kayu – kayu yang diangkut menggunakan tug boat melewati kecamatan Teluk Meranti yang terletak di Semenanjung Kampar menuju pabrik pengolahan kayu milik PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang berada di kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, provinsi Riau. Tug boat yang berisi kayu – kayu hutan alam ini adalah milik PT. SAU (Selaras Abadi Utama) yang merupakan anak perusahaan PT.RAPP. PT. SAU yang mengantongi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHKHT) mendapat konsesi seluas 13.600 hektar dari Bupati Pelalawan pada tahun 2002. Selain PT. SAU, PT. RAPP pun memiliki sebuah dermaga untuk memuat kayu akasia dari kawasan hutan industri mereka di Semenanjung ini. Dari pantauan Mongabay-Indonesia dan Greenpeace Indonesia di Semenanjung Kampar PT. RAPP tidak hanya mengangkut akasia tapi mereka juga mengangkut kayu dari hutan alam.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan, SK 327/Menhut-II/2009
tanggal 12 Juni 2009, Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) memperoleh hak
konsesi HTI seluas 350.165 hektar di Kabupaten Siak, Pelalawan, Kampar,
Kuantan Sengingi dan Bengkalis. Namun aktifitas PT. RAPP sempat
dihentikan oleh menteri kehutanan pada bulan November 2009 karena
keputusan tersebut menuai protes dari para pemerhati lingkungan. Pada
bulan April 2010 Menteri Kehutanan memberi izin pada PT. RAPP untuk
beroperasi kembali di Semenanjung Kampar.
Semenanjung Kampar adalah kawasan hutan rawa gambut terluas di
Sumatera dan merupakan satu dari empat blok kawasan hutan rawa gambut
yang tersisa di provinsi Riau. Dengan luas 671.125 hektar dan memiliki
kedalaman gambut hingga 15 meter Semenanjung ini adalah rumah bagi
harimau sumatera dan berbagai spesies flora dan fauna lain seperti
gajah, tapir dan buaya. Dengan keanekaragaman hayati serta keunikan
tipografi yang dimiliki oleh Semenanjung Kampar seharusnya kawasan ini
dilindungi oleh negara karena memegang peranan penting untuk menjaga
iklim dunia.
Namun kenyataannya alihfungsi lahan secara besar-besaran membuat
kawasan hutan rawa gambut ini menjadi kawasan yang kering dan rawan
kebakaran. Keberadaan PT. RAPP di kawasan Semenanjung Kampar ini pun
tidak membawa kesejahteraan bagi warga masyarakat yang tinggal di
kawasan tersebut. “ RAPP membuat kami menjadi semakin miskin” kata Haji
Rusman, tokoh masyarakat Teluk Meranti ketika ditemui didesanya. Menurut
Haji Rusman, masyarakat Teluk Meranti yang dahulu bisa menggantungkan
hidupnya pada hasil hutan kini hidup dibawah garis kemiskinan karena
hutan tempat mereka mencari nafkah telah musnah.
0 komentar:
Posting Komentar