Gambar Landsat yang ditampilkan di Google Earth.
Kabar gembira untuk anda yang seringkali menggunakan citra satelit untuk berbagai keperluan, saat ini data satelit dari NASA Landsat 8 bisa dipergunakan secara gratis. Data ini bisa diunduh oleh publik setelah duabelas jam diterima oleh satelit. Jika anda tertarik mengunduhnya, anda bisa mengakses dari GloVis EarthExplorer atau juga bisa melalui LandsatLook Viewer.
Landsat 8 diluncurkan bula Februari silam dan telah beroperasi
merekam gambar sejak bulan April 2013 silam. Satelit ini mengrobit bumi
setiap 99 menit dan merekam gambar dari setiap poin di di planet ini
setiap 16 hari, dan menghasilkan sekitar 400 gambar dalam resolusi
tinggi ke stasiun bumi setiap 24 jam.
Landsat memiliki 9 gelombang pemancar, termasuk di dalamnya tiga
gelombang pemancar ringan, dua gelombang semi-infrared dan dua pemancar
infrared jarak pendek, juga dua sensor panas yang digunakan untuk
berbagai aplikasi, termasuk memonitor perubahan lingkungan, dan
mendeteksi api.
Google adalah salah satu pegguna komersial dari gambar-gambar yang
dihasilkan oleh Landsat, yang dimasukkan ke dalam Google Earth, namun
para peneliti dan pekerja konservasi bisa melihat lebih jauh untuk
memonitor deforestasi dan degradasi hutan.
Landsat 8 adalah hasil kerjasama antara NASA dan U.S Geographical
Survey (USGS). Satelit ini memiliki misi selama lima tahun dan
menggantikan satelit Landsat 7 yang mengalami kehilangan data akibat
kerusakan sensor tahun 2003 silam.
Satelit Landsat 8/LDCM adalah satelit terbaru yang diluncurkan,
sekaligus satelit ke delapan sejak program ini diluncurkan tahun 1972.
Peluncuran Landsat 8 sendiri dinilai akan menguntungkan banyak
pekerja kosnervasi karena mereka bisa memonitor tutupan hutan nyaris real-time,
terutama bagi para pengambil keputusan untuk segera mengambil tindakan
bagi para pelaku pembabatan hutan. Di masa silam, gambar-gambar yang
disediakan oleh Landsat telah menyediakan data dasar untuk melihat
perubahan tata guna lahan, termasuk adanya ekspansi dari perkebunan
kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia, serta perubahan hutan di
Sumatera untuk perkebunan pulp and paper, serta berbagai kasus
deforestasi di Amerika Latin.
Data dari Landsat juga bisa membantu proyek kosnervasi di bawah
program REDD+ (Reducing Emission from Deforestation and Forest
Degradation) untuk menghitung berkurangnya emisi karbon, dan
meningkatkan pendapatan bagi masyarakat yang bergantung pada hutan.
“Landsat 8 adalah satelit yang banyak dinanti dan sangat dibutuhkan
untuk pemetaan sumber daya di Bumi, melakukan monitoring dan analisis,”
ungkap Greg Asner, seorang peneliti senior di Carnegie Institution di
Departemen Ilmu-Ilmu Alam di Global Ecology, kepada mongabay.com
dalam sebuah wawancara bulan April 2013 silam. “Nyaris semua negara
yang serius memantau deforestasi menggunakan seri Landsat, yang dibuat
untuk digunakan secara gratis oleh Pemerintah AS.”
Asner menambahkan, sistem baru ini merupakan pengembangan yang jauh
lebih maju dibandingkan dengan Landsat 5 yang baru-baru ini mengalami
kegagalan dan Landsat 7 yang rusak.
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar