skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Jumat, 07 Juni 2013

Penelitian: Penghijauan Ternyata Juga Akan Menyelamatkan Terumbu Karang

Diposting oleh Maysatria Label: Konservasi

Terumbu karang di Raja Ampat, Papua akan semakin sehat jika lingkungan daratan di sekitarnya terjaga. Foto: Greenpaece

Siapa bilang kerusakan di hutan  dan daratan tidak membawa dampak bagi kehidupan terumbu karang dunia? Ternyata berbagai aktivitas manusia dan kerusakan di daratan, seperti terjadinya erosi tanah, meningkatnya sedimentasi serta kerusakan lingkungan akibat deforestasi memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap kehidupan terumbu karang di lautan.
Hal ini terungkap dalam sebuah studi yang dilakukan oleh sekelompok pakar dari Australia Barat, yaitu di Western Australia’s Ocean Institute. Dalam tulisan berjudul ‘Human Deforestation Outweighs Future Climate Change Impacts of Sedimentation on Coral Reefs” ini para pakar melihat dampak perubahan iklim di masa mendatang terhadap terumbu karang di Madagaskar dan skenario deforestasi yang berbeda.
“Dalam penelitian ini kami menemukan relevansi untuk wilayah di Australia, karena penggunaan lahan yang intens dan deforestasi di masa lalu telah mengubah area tangkapan air sungai secara besar-besaran dan hal ini menjadi ancaman utama bagi terumbu karang di Great Barrier Reef dan berbagai wilayah lain di dunia,” ungkap Dr. Jens Zinke dari UWA Oceans Institute. “Pengelolaan dalam tata ruang di daratan yang baik adalah tindakan utama yang diperlukan untuk mengulur waktu agar karang bisa tumbuh di daerah dekat muara.”
“Dalam kasus Madagaskar, kami berupaya memahami bagaimana erosi tanah dan sedimentasi telah mengubah terumbu karang yang berdekatan dengan sungai mengalami perubahan dengan kedua faktor ini,” tambahnya.
Untuk mengatasi hal ini, menekan polusi sedimen ke terumbu karang adalah langkah yang kami rekomendasikan untuk memberikan kesempatan kepada terumbu karang untuk mencegah kerusakan di masa mendatang. Pertanyaan utamanya adalah bagaimana mengelola sedimentasi melalui upaya penghutanan kembali dan pengelolaan pesisir yang tepat?
“Dalam studi ini sangat jelas ditunjukkan bahwa kita membutuhkan upaya penghutanan kembali yang memiliki tujuan spesifik untuk wilayah yang juga spesifik dan memastikan bahwa luasan wilayah yang dialokasikan untuk dihutankan kembali tersebut cukup untuk menekan sedimentasi secara signifikan.
“Sampai kita memahami secara pasti kaitan antara penghutanankembali sebagai alat untuk konservasi terumbu karang, maka hal kita tidak akan mendapatkan jawaban memeuaskan dari tujuan pengurangan sedimentasi tersebut.”
Hasil penelitian ini nampaknya cukup relevan dengan kasus di berbagai wilayah di Indonesia, mengingat sedimentasi secara besar-besaran terjadi di berbagai wilayah di tanah air, dan mengiringi kerusakan ekosistem perairan di sekitarnya.

CITATION: Joseph Maina, Hans de Moel, Jens Zinke, Joshua Madin, Tim McClanahan, Jan E. Vermaat. Human deforestation outweighs future climate change impacts of sedimentation on coral reefs. Nature Communications, 2013; 4 DOI: 10.1038/ncomms2986

Source : link

0 komentar:

Posting Komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ▼  Juni (19)
      • Kabut Asap di Sumatra: Mengapa Kebakaran Hutan di ...
      • Kami Menghirup Asap Sementara Politisi Sibuk Berde...
      • Diduga Terlibat Kebakaran Hutan, 117 Perusahaan Di...
      • Penelitian: Sebagian Besar Spesies Terdampak Perub...
      • Foto: Petugas Kewalahan Padamkan Kebakaran Hutan d...
      • Upaya Penyelamatan Sungai Ciliwung Lewat Metode Bi...
      • Biotilik: Memantau Kesehatan Sungai lewat cara Sed...
      • Hutan Adat Temedak: Kisah Kearifan Lokal dari Tepi...
      • Dokumentasi Magang (8 April-31 mei 2013)
      • Penelitian: Penghijauan Ternyata Juga Akan Menyela...
      • Teknologi: Wow, Ternyata Belum Semua Jenis Kayu ya...
      • Penegakan Hukum Lemah, Gajah Sumatera Laju Menuju ...
      • Burung Raja-Udang Meninting: Indikator Lingkungan ...
      • Tanpa Perburuan, Ikan Pari Manta di Asia Bisa Sumb...
      • Kesepakatan Pemerintah Alor dan WWF Dorong Percepa...
      • Data dari Satelit Terbaru NASA Landsat 8 Kini Bisa...
      • Foto: Penebangan Hutan Alam Masih Berlangsung di S...
      • Penelitian: Hiu Lebih Bermanfaat di Laut Lepas Ket...
      • Proyek REDD+ Terbesar di Dunia Akhirnya Disetujui ...
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |