skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Minggu, 09 Juni 2013

Biotilik: Memantau Kesehatan Sungai lewat cara Sederhana namun Efektif

Diposting oleh Maysatria Label: Sains dan Teknologi
Pengambilan sampel biolitik

Pengambilan sampel biolitik di anak Sungai Solo. Foto: Ecoton

Sungai adalah ekosistem daratan yang paling kritis karena tingginya tekanan lingkungan akibat kerusakan daerah resapan air dan bantaran sungai serta eksploitasi sumber daya alam di daerah aliran sungai (DAS) yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan.
Jika selama ini pemantauan ekosistem sungai identik dengan keharusan untuk menggunakan peralatan canggih nan mahal, -yang berarti jauh dari jangkauan masyarakat umum-, maka metode Biotilik menawarkan cara sederhana tetapi efektif yang memudahkan kelompok maupun komunitas untuk langsung memantau sampai sejauh mana kesehatan ekologis sebuah sungai dan daerah alirannya.
Biotilik atau biomonitoring sendiri adalah metode pemantauan kesehatan sungai dengan menggunakan indikator makro invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) seperti bentos, capung, udang, siput, dan cacing.  Hasil pemantauan Biotilik dapat memberikan petunjuk adanya gangguan lingkungan pada ekosistem sungai, sehingga dapat dirumuskan upaya penanggulangan yang dibutuhkan.
Menurut Prigi Arisandi dari Ecoton dan Ketua BT Telapak-Jabagtim, Biotilik merupakan metode yang mudah digunakan karena hanya memerlukan pengambilan sampel biota di dasar, tepian sungai atau yang menempel di bebatuan atau substrat. Biota yang ditemukan tinggal dicocokkan dengan biota yang tertera dalam gambar panduan yang terdapat di dalam modul.
Untuk selanjutnya, biota yang didapat dikelompokkan menjadi biota yang tidak toleran (sensitif) terhadap pencemaran dan biota yang toleran (tidak sensitif) terhadap pencemaran.
Keberadaan biota yang sensitif dengan pencemaran mengindikasikan bahwa kondisi suatu sungai masih tetap bagus kualitasnya (tidak tercemar), seperti larva kunang-kunang atau larva capung.  Sedangkan biota yang tidak sensitif terhadap pencemaran mencirikan bahwa sungai telah sakit dan tercemar, diantara biota ini adalah cacing tanah (cacing darah) dan cuncum.
Murah dan Cepat
Dibandingkan dengan metode konvensional yang ada, dengan metode Biotilik untuk mengetahui kualitas air di suatu lokasi, hasilnya dapat diketahui paling lama 1 jam, padahal dengan metode fisika kimia seperti BOD dan COD, dibutuhkan waktu minimal lima hari untuk pengujian laboratorium.
Pengukuran lain dengan menggunakan parameter fisika kimia seperti pengukuran pH, suhu, TSS dan turbidity menghasilkan data yang langsung dapat diketahui, “Namun kelemahan dari penggunaan peralatan ini, harganya sangat mahal dan jika terjadi kerusakan di peralatan, suku cadangnya harus tunggu pesanan dulu ke  Amerika atau Singapura,” Prigi menjelaskan.
“Bandingkan dengan Biotilik yang cukup dengan menggunakan jaring dengan mata jaring lebih kecil atau sama dengan 500um atau sama dengan penggunaan jaring nener atau kasa nyamuk di toko material. Biotilik mudah, juga murah dan massal karena bisa dilakukan bersama-sama dan cara mitigasi pencemaran. Dengan biotilik diharapkan dapat mengambil langkah cepat antisipasi kerusakan sungai yang lebih parah,” Prigi menuntaskan.
Dalam sepuluh tahun ini metode Biotilik telah diujicobakan dan diterapkan di DAS Brantas oleh lembaga Ecoton dan Inspirasi (Institut Perlindungan dan Pemulihan Sungai) untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, khususnya generasi muda, agar berpartisipasi menjaga kelestarian ekosistem sungai.  Bahkan saat ini, di hulu sungai Brantas, para pelajar dan komunitas secara rutin setiap dua minggu sekali turut memantau kesehatan sungai dengan memberikan bendera kuning untuk kualitas air baik, hijau untuk kualitas air sedang, dan merah untuk kualitas air buruk.
Disarankan untuk melakukan pemantauan Biotilik sebaiknya dilakukan saat musim kemarau saat debit air sungai stabil dan tidak ada banjir.
Untuk mengetahui lebih lanjut prosedur pemeriksaan dengan menggunakan Biotilik dapat melihat di dokumen berikut: PANDUAN BIOTILIK PEMANTAUAN KESEHATAN SUNGAI–1
Terimakasih kepada Prigi Arisandi dari ECOTON yang telah mengijinkan Mongabay-Indonesia untuk menyebarluaskan modul pemantau Biotilik untuk tujuan penyadartahuan publik.

Source : link

0 komentar:

Posting Komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ▼  Juni (19)
      • Kabut Asap di Sumatra: Mengapa Kebakaran Hutan di ...
      • Kami Menghirup Asap Sementara Politisi Sibuk Berde...
      • Diduga Terlibat Kebakaran Hutan, 117 Perusahaan Di...
      • Penelitian: Sebagian Besar Spesies Terdampak Perub...
      • Foto: Petugas Kewalahan Padamkan Kebakaran Hutan d...
      • Upaya Penyelamatan Sungai Ciliwung Lewat Metode Bi...
      • Biotilik: Memantau Kesehatan Sungai lewat cara Sed...
      • Hutan Adat Temedak: Kisah Kearifan Lokal dari Tepi...
      • Dokumentasi Magang (8 April-31 mei 2013)
      • Penelitian: Penghijauan Ternyata Juga Akan Menyela...
      • Teknologi: Wow, Ternyata Belum Semua Jenis Kayu ya...
      • Penegakan Hukum Lemah, Gajah Sumatera Laju Menuju ...
      • Burung Raja-Udang Meninting: Indikator Lingkungan ...
      • Tanpa Perburuan, Ikan Pari Manta di Asia Bisa Sumb...
      • Kesepakatan Pemerintah Alor dan WWF Dorong Percepa...
      • Data dari Satelit Terbaru NASA Landsat 8 Kini Bisa...
      • Foto: Penebangan Hutan Alam Masih Berlangsung di S...
      • Penelitian: Hiu Lebih Bermanfaat di Laut Lepas Ket...
      • Proyek REDD+ Terbesar di Dunia Akhirnya Disetujui ...
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |