Penanaman mangrove di Muara Gembong. Hutan mangrove di kawasan ini sudah
rusak parah hingga abrasi pantai tak terelakkan. Sampai saat ini, sudah
tiga desa hilang. Foto: WWF Indonesia
Kawasan hutan mangrove di sepanjang Pantai Muara Gembong, Bekasi, rusak parah. Abrasi pantai pun gila-gilaan hingga menyebabkan tiga desa hilang, yakni, Desa Pantai Bahagia, Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Sederhana. Anwar Purwoto, Direktur WWF-Indonesia untuk Program Kehutanan, Air Tawar dan Terestrial Spesies mengatakan, bila tidak segera diperbaiki, kerusakan lingkungan akan makin parah.
Untuk itu, salah satu upaya, WWF Indonesia, lewat program MyBabyMangrove,
menanam mangrove bersama mulai Minggu(10/3/13) di Muara Gembong.
Kegiatan ini, sebagai rangkaian Kampanye Earth Hour “Ini Aksiku Mana
Aksimu.” “Ini akan mengembalikan fungsi kawasan sebagai hutan lindung
juga diharapkan memperbaiki kualitas lingkungan,” katanya di Bekasi,
Minggu(10/3/13).
Ekosistem mangrove di Muara Gembong, sudah
terdegradasi. Menurut Perum Perhutani, pengelola kawasan ini, luas
hutan mangrove alami di Muara Gembong 10.480 hektar. Namun, luas tutupan
hutan sangat berkurang , sekitar 93,5 persen menjadi tambak dan lahan
pertanian masyarakat.
Kawasan hutan mangrove Muara Gembong ini,
merupakan bagian rangkaian ekosistem mangrove di pesisir utara Teluk
Jakarta, dari Tanjung Pasir di Tangerang, Banten, hingga ke Ujung
Karawang. “Padahal hutan mangrove, mempunyai peranan sangat penting
mencegah pengikisan pantai oleh gelombang air laut dan ekosistem
mangrove juga produsen utama sektor perikanan,” ujar dia. Aksi tanam
mangrove ini bersama para pendukung, Perhutani dan media, didukung mitra
korporasi WWF-Indonesia yaitu Tupperware. Tupperware mendonasikan 5,000
mangrove di Muara Gembong.
Di hari sama, aksi serupa oleh
berbagai komponen di Desa Lamnga, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.
Aksi ini didukung pemerintah, aktivitis lingkungan, dan masyarakat
binaan beranggotakan kaum perempuan yang tergabung dalam Yayasan
An-Nisaa’ Center. Untuk ini, Tupperware juga mendonasikan 5,000
mangrove. “Kegiatan ini diharapkan menjadi sebuah wadah rehabilitasi
ekosistem mangrove yang rusak akibat bencana tsunami 2004 silam.”
Adopsi Mangrove
Program MyBabyMangrove
ini dapat diikuti siapa saja, melalui donasi off-line dengan membeli
satu bibit pohon, senilai Rp150.000. Biaya ini sudah termasuk perawatan
intensif selama lima tahun. Setiap MyBabyMangrove yang ditanam
langsung diberi nama orang atau pihak yang mengadopsi bibit itu. Lalu,
difoto dan dilengkapi perangkat GPS, dan di-upload melalui aplikasi online.
Pertumbuhan MyBabyMangrove
yang ditanam bisa dimonitor secara online. Setiap pohon akan memiliki
koordinat GeoTags. Mau ikut penyelamatan hutan Indonesia? Ayo ikutan
adopsi lewat MyBabyMangrove di www.mybabytree.org.