skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Sabtu, 23 Maret 2013

Hutan Mangrove Muara Gembong Rusak Parah, 3 Desa Hilang

Diposting oleh Maysatria Label: Forestry, Mangrove
 
Penanaman mangrove di Muara Gembong. Hutan mangrove di kawasan ini sudah rusak parah hingga abrasi pantai tak terelakkan. Sampai saat ini, sudah tiga desa hilang. Foto: WWF Indonesia

Kawasan hutan mangrove di sepanjang Pantai Muara Gembong, Bekasi, rusak parah. Abrasi pantai pun gila-gilaan hingga menyebabkan tiga desa hilang, yakni, Desa Pantai Bahagia, Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Sederhana. Anwar Purwoto, Direktur WWF-Indonesia untuk Program Kehutanan, Air Tawar dan Terestrial Spesies  mengatakan, bila tidak segera diperbaiki, kerusakan lingkungan akan makin parah.
Untuk itu, salah satu upaya, WWF Indonesia, lewat program MyBabyMangrove, menanam mangrove bersama mulai Minggu(10/3/13) di Muara Gembong. Kegiatan ini, sebagai rangkaian Kampanye Earth Hour “Ini Aksiku Mana Aksimu.”  “Ini akan mengembalikan fungsi kawasan sebagai hutan lindung juga diharapkan memperbaiki kualitas lingkungan,” katanya di Bekasi, Minggu(10/3/13).
Ekosistem mangrove di Muara Gembong, sudah terdegradasi.  Menurut Perum Perhutani, pengelola kawasan ini, luas hutan mangrove alami di Muara Gembong 10.480 hektar. Namun, luas tutupan hutan sangat berkurang , sekitar 93,5 persen menjadi tambak dan lahan pertanian masyarakat.
Kawasan hutan mangrove Muara Gembong ini, merupakan bagian rangkaian ekosistem mangrove di pesisir utara Teluk Jakarta, dari Tanjung Pasir di Tangerang, Banten, hingga ke Ujung Karawang. “Padahal hutan mangrove, mempunyai peranan sangat penting mencegah pengikisan pantai oleh gelombang air laut dan ekosistem mangrove juga produsen utama sektor perikanan,” ujar dia. Aksi tanam mangrove ini bersama para pendukung, Perhutani dan media, didukung mitra korporasi WWF-Indonesia yaitu Tupperware. Tupperware mendonasikan 5,000 mangrove di Muara Gembong.
Di hari sama, aksi serupa oleh berbagai komponen di Desa Lamnga, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Aksi ini didukung pemerintah, aktivitis lingkungan, dan masyarakat binaan beranggotakan kaum perempuan yang tergabung dalam Yayasan An-Nisaa’ Center. Untuk ini, Tupperware juga mendonasikan 5,000 mangrove.  “Kegiatan ini diharapkan menjadi sebuah wadah rehabilitasi ekosistem mangrove yang rusak akibat bencana tsunami 2004 silam.”
Adopsi Mangrove
Program MyBabyMangrove ini dapat diikuti siapa saja, melalui donasi off-line dengan membeli satu bibit pohon, senilai Rp150.000. Biaya ini sudah termasuk perawatan intensif  selama lima tahun. Setiap MyBabyMangrove yang ditanam langsung diberi nama orang atau pihak yang mengadopsi bibit itu. Lalu, difoto dan dilengkapi perangkat GPS, dan di-upload melalui aplikasi online.
Pertumbuhan MyBabyMangrove yang ditanam bisa dimonitor secara online. Setiap pohon akan memiliki koordinat GeoTags. Mau ikut penyelamatan hutan Indonesia? Ayo ikutan  adopsi lewat MyBabyMangrove di www.mybabytree.org.
Para pendukung aksi MyBabyMangrove usai menanam di Muara Gembong, Minggu(10/3/13). Kepedulian tidak merusak lingkungan, seperti kawasan hutan mangrove harus ditumbuhkan kepada masyarakat. Jika tidak, abrasi akan makin meluas, kerusakan lingkungan pun makin parah. Foto: WWF Indonesia

source : link

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ▼  Maret (20)
      • Hebat, pohon ini tidak mati kena bom atom!
      • Foto: Ini Aksiku Menuju Earth Hour 2013, Mana Aksimu?
      • Laporan: Asia Pulp and Paper Terbitkan Kebijakan K...
      • Sejumlah Pakar Akan Bahas Penyelamatan Masa Depan ...
      • Cristiano Ronaldo, Duta Pelestarian Forum Peduli M...
      • Hutan Mangrove Muara Gembong Rusak Parah, 3 Desa H...
      • Pohon Ulin tertua dan terbesar di dunia
      • Laporan TRAFFIC: 1425 Harimau Mati Dalam 13 Tahun,...
      • Dua Ratus Negara Sepakat Beri Perlindungan Ekstra ...
      • ADB Kucurkan Dana Demi Tekan Laju Kerusakan Hutan ...
      • Penelitian: Makanan Melimpah, Orangutan Jantan Dom...
      • Berlaku Efektif, EUTR Baru Soal Legalitas Kayu Bel...
      • UNEP: Ekspansi Masif Lahan Pertanian Ancam Keragam...
      • Harimau Dekati Pemukiman, Warga Batanghari Waspada
      • Penelitian: Perdagangan Sirip Marak, Seratus Juta ...
      • Habitat Gajah Kerdil Kalimantan Terancam HTI
      • Penelitian: Sarang Penyu Belimbing di Papua Barat ...
      • Peristiwa Langka, Penyu Bertelur Siang Hari di Ker...
      • Pencadangan 800 Ribu Hektar HTI Berpotensi Konflik...
      • Perdagangan Empedu Beruang: Lingkaran Setan Pengob...
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |