skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Jumat, 25 November 2011

Standard Gaharu Indonesia

Diposting oleh Maysatria Label: Forestry

Standar Nasional Indonesia

SNI 01-5009.1-1999

GAHARU

1.    Ruang lingkup

Standar ini meliputi definisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, cara pemungutan, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, syarat penandaan, sebagai pedoman pengujian gaharu yang diproduksi di Indonesia.

2.    Definisi

Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilaria sp. (Nama daerah: Karas, Alim, Garu, dan lain-lain).

3.    Lambang dan Singkatan

3.1.  U   = Mutu utama             3.12. t    = Tebal
3.2.  I   = Mutu pertama           3.13. TGA  = Tanggung A
3.3.  II  = Mutu kedua             3.14. TAB  = Tanggung AB
3.4.  III = Mutu ketiga            3.15. TGC  = Tanggung C
3.5.  IV  = Mutu keempat           3.16. TK 1 = Tanggung kemedangan 1
3.6.  V   = Mutu kelima            3.17. SB 1 = Sabah 1
3.7.  VI  = Mutu Keenam            3.18. M 1  = Kemedangan 1
3.8.  VII = Mutu ketujuh           3.19. M 2  = Kemedangan 2
3.9.  -   = Tidak dipersyaratkan   3.20. M 3  = Kemedangan 3
3.10. p   = Panjang                3.21. kg   = kilogram
3.11. l   = Lebar                  3.22. gr   = gram

4.    Istilah

4.1.    Abu gaharu adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.
Agarwood Powder4.2.    Damar gaharu adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh warnanya yang hitam kecoklatan.
4.3.    Gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
4.4.    Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.

5.    Spesifikasi

Gaharu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sortimen, yaitu: gubal gaharu, kemedangan, dan abu gaharu.

Kemedangan6.    Klasifikasi

6.1.    Gubal gaharu dibagi dalam 3 (tiga) tanda mutu, yaitu:
  1. Mutu utama, dengan tanda mutu U, setara mutu super.
  2. Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu AB.
  3. Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu sabah super.
6.2.    Kemedangan dibagi dalam 7 (tujuh) kelas mutu, yaitu:
  1. Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu TGA atau TK I.
  2. Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu SB I.
  3. Mutu ketiga, dengan tanda mutu III, setara mutu TAB.
  4. Mutu keempat, dengan tanda mutu IV, setara mutu TGC.
  5. Mutu kelima, dengan tanda mutu V, setara mutu M 1.
  6. Mutu keenam, dengan tanda mutu VI, setara mutu M 2.
  7. Mutu ketujuh, dengan tanda mutu VII, setara mutu M 3.
Gubal Gaharu, Damar Gaharu6.3.    Abu gaharu dibagi dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu:
  1. Mutu Utama, dengan tanda mutu U.
  2. Mutu pertama, dengan tanda mutu I.
  3. Mutu kedua, dengan tanda mutu II.

7.    Cara Pemungutan

7.1.    Gubal gaharu dan kemedangan diperoleh dengan cara menebang pohon penghasil gaharu yang telah mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar wangi yang disebabkan oleh infeksi pada pohon tersebut.
7.2.    Pohon yang telah ditebang lalu dibersihkan dan dipotong-potong atau dibelah-belah, kemudian dipilih bagian-bagian kayunya yang telah mengandung akumulasi damar wangi, dan selanjutnya disebut sebagai kayu gaharu.
7.3.    Potongan-potongan kayu gaharu tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kandungan damarnya, warnanya dan bentuknya.
7.4.    Agar warna dari potongan-potongan kayu gaharu lebih tampak, maka potongan-potongan kayu gaharu tersebut dibersihkan dengan cara dikerok.
7.5.    Serpihan-serpihan kayu gaharu sisa pemotongan dan pembersihan atau pengerokan, dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu.

8.    Syarat Mutu

8.1.    Persyaratan umum
Baik gubal gaharu maupun kemedangan tidak diperkenankan memiliki cacat-cacat lapuk dan busuk.
8.2.    Persyaratan khusus
Persyaratan khusus mutu gaharu, dapat dilihat berturut-turut pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Persyaratan Mutu Gubal Gaharu
No. Karakteristik Mutu
U I II
1. Bentuk - - -
2. Ukuran:
- panjang 4 – 15 cm 4 – 15 cm >15 cm
- lebar 2 – 3 cm 2 – 3 cm -
- tinggi > 0,5 cm > 0,5 cm -
3. Warna Hitam merata Hitam kecoklatan Hitam kecoklatan
4. Kandungan damar wangi Tinggi Cukup Sedang
5. Serat Padat Padat Padat
6. Bobot Berat Agak berat Sedang
7. Aroma (dibakar) Kuat Kuat Agak kuat
Tabel 1. Persyaratan Mutu Gubal Gaharu
Tabel 2. Persyaratan Mutu Kemedangan
No. Karakteristik Mutu
I II III IV V VI VII
1. Warna Coklat kehitaman Coklat bergaris hitam Coklat bergaris putih tipis Kecoklatan bergaris putih tipis Kecoklatan bergaris putih lebar Putih keabu-abuan garis hitam tipis Putih keabu-abuan
2. Kandungan damar wangi Tinggi Cukup Sedang Sedang Sedang Kurang Kurang
3. Serat Agak padat Agak padat Agak padat Kurang padat Kurang padat Jarang Jarang
4. Bobot Agak berat Agak berat Agak berat Agak berat Ringan Ringan Ringan
5. Aroma (dibakar) Agak kuat Agak kuat Agak kuat Agak kuat Kurang kuat Kurang kuat Kurang kuat
Tabel 2. Persyaratan Mutu Kemedangan
Tabel 3. Persyaratan Mutu Abu Gaharu
No. Karakteristik Mutu
U I II
1. Warna Hitam Coklat kehitaman Putih kecoklatan/kekuningan
2. Kandungan damar wangi Tinggi Sedang Kurang
3. Aroma (dibakar) Kuat Sedang Kurang
Tabel 3. Persyaratan Mutu Abu Gaharu

9.    Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh kayu atau abu gaharu untuk keperluan pemeriksaan dilakukan secara acak, dengan jumlah contoh uji seperti tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Gaharu Contoh Uji
No. Jumlah Populasi Jumlah Contoh Uji
1. <100 kg 15 gr
2. 100 – 1.000 kg 100 gr
3. >1.000 kg 200 gr
Tabel 4. Jumlah Gaharu Contoh Uji

10.   Cara Uji

10.1.   Prinsip : Pengujian dilakukan secara kasat mata (visual) dengan mengutamakan kesan warna dan kesan bau (aroma) apabila dibakar.
10.2.   Peralatan yang digunakan meliputi meteran, pisau, bara api, kaca pembesar (loupe) ukuran pembesaran > 10 (sepuluh) kali, dan timbangan.
10.3.   Syarat pengujian
10.3.1.   Kayu gaharu yang akan diuji harus dikelompokkan menurut sortimen yang sama. Khusus untuk abu gaharu dikelompokkan menurut warna yang sama.
10.3.2.   Pengujian dilaksanakan ditempat yang terang (dengan pencahayaan yang cukup), sehingga dapat mengamati semua kelainan yang terdapat pada kayu atau abu gaharu.
10.4.   Pelaksanaan pengujian
10.4.1.   Penetapan jenis kayu
Penetapan jenis kayu gaharu dapat dilaksanakan dengan memeriksa ciri umum kayu gaharu.
10.4.2.   Penetapan ukuran
Penetapan ukuran panjang, lebar dan tebal kayu gaharu hanya berlaku untuk jenis gubal gaharu.
10.4.3.   Penetapan berat
Penetapan berat dilakukan dengan cara penimbangan, menggunakan satuan kilogram (kg).
10.4.4.   Penetapan mutu
Penetapan mutu kayu gaharu adalah dengan penilaian terhadap ukuran, warna, bentuk, keadaan serat, bobot kayu, dan aroma dari kayu gaharu yang diuji. Sedangkan untuk abu gaharu dengan cara menilai warna dan aroma.
  1. Penilaian terhadap ukuran kayu gaharu, adalah dengan cara mengukur panjang, lebar dan tebal, sesuai dengan syarat mutu pada Tabel 2.
  2. Penilaian terhadap warna kayu dan abu gaharu adalah dengan menilai ketuaan warna, lebih tua warna kayu, menandakan kandungan damar semakin tinggi.
  3. Penilaian terhadap kandungan damar wangi dan aromanya adalah dengan cara memotong sebagian kecil dari kayu gaharu atau mengambil sejumput abu gaharu, kemudian membakarnya. Kandungan damar wangi yang tinggi dapat dilihat dari hasil pembakaran, yaitu kayu atau abu gaharu tersebut meleleh dan mengeluarkan aroma yang wangi dan kuat.
  4. SNI GaharuPenilaian terhadap serat kayu gaharu, adalah menilai kerapatan dan kepadatan serat kayu. Serat kayu yang rapat, padat, halus dan licin, bermutu lebih tinggi dari pada serat yang jarang dan kasar.
10.4.5.   Penetapan mutu akhir
Penetapan mutu akhir didasarkan pada mutu terendah menurut salah satu persyaratan mutu berdasarkan karakteristik kayu gaharu.

11.   Syarat Lulus Uji

Kayu gaharu atau abu gaharu yang telah diuji atau diperiksa, dinyatakan lulus uji apabila memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.

12.   Syarat Penandaan

Pada kemasan kayu atau abu gaharu yang telah selesai dilakukan pengujian harus diterakan:
  • Nomor kemasan
  • Berat kemasan
  • Sortimen
  • Mutu
  • Nomor SNI
  • Tanda Pengenal Perusahaan (TPP)

    Source : link

0 komentar:

Posting Komentar

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ▼  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ▼  November (27)
      • Tunggak HTI : Masih bisakah dimanfaatkan ?
      • Pendidikan Konservasi
      • Manfaat dan bahaya ozon
      • Obat dari Pulai?
      • Pengadaan Bibit Pulai Melalui Stek
      • Pohon Labu (Endospermum sp)
      • Pentingnya Pengukuran Diameter Pohon
      • Tahap-tahap pertumbuhan tanaman
      • Daerah Penyebaran Gaharu
      • Teknik Inokulasi Pohon Gaharu
      • Tata Cara Menanam Gaharu
      • Cara Pengambilan Gaharu
      • Standard Gaharu Indonesia
      • Serba Serbi Gaharu
      • Ulat Serang Ribuan Pohon Gaharu
      • Metode Pendugaan Volume Pohon
      • Berbagai Metode dan Teknik Survey Analisis Vegetasi
      • Analisis Vegetasi
      • Riap Pertumbuhan
      • Perlindungan Hutan (Penyakit)
      • Dunia Harus Bekerja Sama Melindungi Hutan
      • Variabel tegakan pohon
      • Metode Penentuan Kerapatan Tegakan
      • Pengaruh Aktivitas Masyarakat terhadap Pengelolaan...
      • Praktikum Pengukuran Diamater dan Luas Bidang Dasa...
      • Cara Menghitung Cadangan Karbon di Hutan
      • Gawat... 64 Persen Hutan di Lampung Rusak
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |