Setiap perusahaan yang bergerak di dalam pemanfaatan kayu, secara ekonomis pasti mempunyai limit (batas) terkecil diameter kayu yang ditebang. Tidak terkecuali bagi perusahaan pulp & paper (pembuatan kertas) memiliki hutan tanaman dimana pohon-pohonnya harus dibesarkan terlebih dahulu.
Perusahaan perlu mengetahui berapa lama suatu jenis pohon mampu tumbuh hingga mencapai diameter yang diinginkan. Dengan mengetahui umur masak tebang suatu jenis pohon, perusahaan mampu menetapkan kapan pohon tersebut ditebang, berapa banyak pohon yang boleh ditebang dalam suatu kawasan. Hal ini berkaitan dengan upaya pengaturan hasil hutan kayu secara berkesinambungan.
Pertumbuhan pohon sangat dipengaruhi oleh jenis dan dimana dia tumbuh. Jenis pohon berkaitan erat dengan faktor genetis atau disebut juga faktor keturunan. Walaupun beberapa pohon dengan jenis yang sama, tetapi berasal dari induk yang berlainan, pertumbuhan masing-masing pohon tersebut akan berlainan pula. Apalagi bagi pohon-pohon yang berlainan jenis (misal antara pohon pulai dan pohon labu atau bahkan dengan pohon Jati)
Pohon yang tumbuh di tempat yang berbeda akan menampakkan hasil berlainan. Kita juga mengetahui ada tipe tanah kering dan tipe tanah basah. Selain itu juga ditemukan banyak jenis tanah berlainan, dari segi warna, ada tanah hitam, merah bahkan kekuningkuningan. Ada juga tanah bertekstur halus, sedang dan kasar. Setiap jenis tanah ini mengandung unsur hara berlainan. Oleh karenanya bagi tanaman ditemukan pula tanah yang subur dan tanah yang tandus, atau sering disebut juga tanah marjinal (kurus) karena sangat sedikit mengandung unsur hara yang diperlukan bagi tanaman.
Bagaimana tanah tersebut diketahui ada yang subur dan ada pula yang kurus? Kata para ahli, setiap tanah berasal/ terbentuk dari bahan yang berbeda yaitu dari banyak jenis batu-batuan di masa lampau. Selain itu juga dipengaruhi oleh lamanya pelapukan batu-batuan menjadi tanah.
Faktor ketinggian permukaan tanah juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Jenis tanaman di wilayah sekitar pantai pastilah berbeda dengan jenis tanaman di wilayah pegunungan.
Selain jenis tanah, faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah iklim. Tanaman yang asalnya tumbuh di daerah iklim yang selalu dingin tidak akan tumbuh dengan baik atau bahkan mati jika ditanam di daerah tropis, begitu juga sebaliknya. Ditemukan berbagai macam jenis tanaman di daerah tropis, namun di daerah dingin seperti di daratan eropa tanaman pohon didominasi oleh tanaman berdaun mirip jarum seperti contohnya Pinus dan Cemara, sering disebut juga sebagai kelompok tanaman Kornifera.
Kembali kepada pengaturan hasil hutan secara lestari, pemerintah selalu menetapkan apa yang disebut dengan Jatah Tebang Tahunan (JTT) bagi setiap perusahaan yang memanfaatkan hasil hutan kayu. JTT ini ditetapkan berdasarkan penilaian menyuluruh khususnya potensi kayu yang ada di dalam wilayah ijin yang diberikan pemerintah kepada perusahaan guna kelangsungan produksi dalam jangka waktu yang panjang.
Berkaitan dengan hal ini kegiatan pemanenan/ penebangan yang akan dilaksanakan tidak boleh melebihi besarnya tambah tumbuh suatu jenis pohon. Tambah tumbuh atau lebih dikenal dengan Riap diperoleh dari hasil pengukuran diameter dan tinggi suatu jenis pohon yang berada di dalam Plot/Petak Ukur Permanen (PUP).
Untuk kepentingan tersebut sejak tahun 2000 PT.XIP telah mengembangkan 150 buah PUP. Dikarenakan beberapa petani mengundurkan diri karena berbagai alasan seperti kebunnya dijual, dibongkar untuk ditanami dengan pohon karet peremajaan, nomor yang tertulis/tertempel pada pohon hilang dsb, sebagian besar PUP tersebut diganti dengan PUP yang baru.
Di tahun 2007 PT.XIP mengadakan kerjasama lagi dengan petani untuk membuat PUP. Sampai saat ini telah terbentuk PUP sebanyak 60 buah baik untuk jenis pohon Pulai maupun Labu di wilayah Kabupaten Musi Rawas.
Source : link
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar