Author : Silvanus
A. Pendahuluan
Jenis Pulai (Alstonia scholaris R.Br) sangat langkah ditemukan, sulitnya benih diperoleh menjadi salah satu kendala penanaman jika diusahakan secara besar-besaran. Beberapa penelitian menunjukan bahwa perbayakan jenis Pulai mudah dilakukan melalui pembiakan vegetatif. Hormon tumbuh endogen yang ada dalam bahan stek tersedia dalam jumlah yang cukup merangsang pembentukan tunas dan akar.
Pulai dapat mencapai tinggi total 50 m dengan tinggi bebas cabang sampai 30 m. Diameter sampai 60 cm, batang lurus dan beralur dangkal. Kayunya digunakan antara lain untuk perabotan rumah tangga, korek api, peti, dll. Selai kayunya pohon pulai juga dapat dimanfaatkan getahnya untuk bahan obat dan permen (Martawijaya, et.al. 1981)
Pembiakan sacara vgetatif dapat menghasilkan bibit homogen dengan jumlah dan waktu yang diinginkan dapat digunakan untuk menganalisa tempat tumbuhdan dapat dihasilkan dengan mutu genetic yang sama dengan induknya.
B. Pembangunan Kebun Pangkas
Pengadaan Tanaman Induk.
Sebagaimana hal nya benih, bahan stek juga harus memperhatikan beberapa factor yang mempengaruhi kualitas tegakan dimasa yang akan dating. Variasi dalam tegakan , misalnya variasi geografis, individu dalam tegakan serta veriasi dalam pohon memiliki kontribusi yang sangat besar. Kebun pangkas dapat menghasilkan hutan berproduktifitas tinggi perlu memiliki dua persyaratan, yaitu :
C. Penanaman dan Pemeliharaan
Agar kebun pangkas dapat menghasilkan bahan stek yang baik, cukup, serta berkesinambungan perlu ditangani secara intensif melalui:
Luas kebun pangkas tergantung pada luas penanaman yang direncanakan dan persentase keberhasilan perakaran stek. Jarak tanam yang rapat memerlukan penanganan yang lebih intesif.
Pengadaan Tanaman Induk.
Sebagaimana hal nya benih, bahan stek juga harus memperhatikan beberapa factor yang mempengaruhi kualitas tegakan dimasa yang akan dating. Variasi dalam tegakan , misalnya variasi geografis, individu dalam tegakan serta veriasi dalam pohon memiliki kontribusi yang sangat besar. Kebun pangkas dapat menghasilkan hutan berproduktifitas tinggi perlu memiliki dua persyaratan, yaitu :
- Dibangun dari benih hasil persilangan terkendali antara tetua-teu yang telah teruji.
- Secara fisiologi masih dalam keadaan muda.
C. Penanaman dan Pemeliharaan
Agar kebun pangkas dapat menghasilkan bahan stek yang baik, cukup, serta berkesinambungan perlu ditangani secara intensif melalui:
- Penyiangan
- Pemberantasan hama dan penyakit.
- Pelabelan, pemetaan, pecatatan perlakuan
- Pengendalian juvenilitas
- Manajemen pemupukan
Luas kebun pangkas tergantung pada luas penanaman yang direncanakan dan persentase keberhasilan perakaran stek. Jarak tanam yang rapat memerlukan penanganan yang lebih intesif.
D. Pruduksi Bahan Stek
Arsitektur Tanaman Pulai
Dalam pembangunan kebun pangkas, arsitektur tanaman perlu diketahui untuk menentukan jarak tanam, model pemangkasan dan dapat untuk memperkirakan produksi bahan steknya. (Lape dan Smith. 1972) mengatakan bahwa keberhasilan stek ditentukan oleh hubungan arsitektur bibit dengan sifat juvenilisasi bahan stek.
Menurut whitmore (1972) mengatakan bahwa pohon pulai muda umumnya memiliki tajuk onopodial dan setelah tua menjadi sympodial. Anakan pulai memiliki batang yang lurus dengan percabangan tipe terminalia. Percabangan akan menua kemudian tumbuh tunas axsilar menjadi batang utama.
Pemangkasan
Dengan memperhatikan arsitektur tanaman muda Pulai ,pemangkasan dapat mempergunakan model reiterasiproleptis yaitu pemangkasan untuk merangsang pertumbuhan tunas othotrop yang terdapat pada cabang untuk menggantikan tajuk yang hilang.
Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman berumur 6 bulan. Produksi bahan stek pada awal pemotongan (umur 6 bulan) , setiap tanaman induk menghasilkan 5 stek. Setelah itu tanaman indukakan menghasilkan tanaman baru rata-rata empat tunas.
Arsitektur Tanaman Pulai
Dalam pembangunan kebun pangkas, arsitektur tanaman perlu diketahui untuk menentukan jarak tanam, model pemangkasan dan dapat untuk memperkirakan produksi bahan steknya. (Lape dan Smith. 1972) mengatakan bahwa keberhasilan stek ditentukan oleh hubungan arsitektur bibit dengan sifat juvenilisasi bahan stek.
Menurut whitmore (1972) mengatakan bahwa pohon pulai muda umumnya memiliki tajuk onopodial dan setelah tua menjadi sympodial. Anakan pulai memiliki batang yang lurus dengan percabangan tipe terminalia. Percabangan akan menua kemudian tumbuh tunas axsilar menjadi batang utama.
Pemangkasan
Dengan memperhatikan arsitektur tanaman muda Pulai ,pemangkasan dapat mempergunakan model reiterasiproleptis yaitu pemangkasan untuk merangsang pertumbuhan tunas othotrop yang terdapat pada cabang untuk menggantikan tajuk yang hilang.
Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman berumur 6 bulan. Produksi bahan stek pada awal pemotongan (umur 6 bulan) , setiap tanaman induk menghasilkan 5 stek. Setelah itu tanaman indukakan menghasilkan tanaman baru rata-rata empat tunas.
E. Perakaran Stek
Bahan Stek
Bahan stek dapat berupa stek batang atau stek pucuk. Bahan stek yang baik adalah bahan yang sudah berkayu tetapi masih juvenile dan dalam keadaan dorma terutama bila menggunakan bahan stek pucuk.
Media Tumbuh
Media tumbuh stek Pulai dapat menggunakan media porus seperti media pasir atau sabut kelapa, tetapi dapat juga menggunakan media tanah yang ditempatkan pada polybag. Pada media pasir pasir dan sabut kelapa masih perlu ditambahkan pupuk NPK (2-3 gram/pollybag) selam masa pembibitan.
Hormon Tumbuh
Untuk mempercepat pembentukan akar stek Pulai dapat menggunakan hormone tumbuh seperti Rotone-F. Pemberian Rotoone-F dengan dosis 50mg/stek pada bahan stek batang bagian pangkal, ditanamn pada media sabut kelapa dapat menghasilkan persen stek bertunas 93,33%. Pemberian hormone perakaran pada stek Pulai tidak mutlak, karena kemungkinan hormone tumbuh endogen untuk perangsangan pembentukan tunas dan akar yang ada dalam bahan stek cukup tinggi sehingga tidak perlu diberikan dari luar. Tanpak pemberian hormone tumbuhpun stek Pulai dapat menumbuhkan tunas dan akar dengan cepat dan normal.
Tempat Pertumbuhan Stek Pulai
Dalam perakaran stek tempat pertumbuhan memiliki peran yang penting, terutama untuk mengoptiumumkan kondisi kelembaban,suhu,cahaya dan kecukupan air serta oksigen. Tempat pertumbuhan dapat menggunakan tempat pertumbuhan yang paling sederhanan seperti sukup plastic atau rumah pertumbuhan stek yang dilengkapin dengan system penyiraman dan pengaturan suhu dan kelembaban yang otomatis. Bahkan pada musim penghujan stek Pulai dapat ditanam langsung pada lokasi lahan yang subur yang digemburkan.
Penanaman
Stek Pulai yang telah berakar, yaitu sekitar berumur 2-3 bulan berada ditempat pertumbuhan akar, kemudian diaklimatisasi atau dikondisikan ditempat persemaian yang dinaungi sadding net dengan intensitas cahaya yang maksimal 50%. Biarkan ditempat ini minimal satu bulan. Setelah itu bibit pulai biakan vegetatif asal stek siap ditanam dilapangan. Penanaman pulai dilapangan dapat menggunakan sitem jalur maupun terbuka. Selain itu pada lubang tanam dapat ditambahkan pupuk NPK 10-20 gram/.lubang.
Source : link
Bahan Stek
Bahan stek dapat berupa stek batang atau stek pucuk. Bahan stek yang baik adalah bahan yang sudah berkayu tetapi masih juvenile dan dalam keadaan dorma terutama bila menggunakan bahan stek pucuk.
Media Tumbuh
Media tumbuh stek Pulai dapat menggunakan media porus seperti media pasir atau sabut kelapa, tetapi dapat juga menggunakan media tanah yang ditempatkan pada polybag. Pada media pasir pasir dan sabut kelapa masih perlu ditambahkan pupuk NPK (2-3 gram/pollybag) selam masa pembibitan.
Hormon Tumbuh
Untuk mempercepat pembentukan akar stek Pulai dapat menggunakan hormone tumbuh seperti Rotone-F. Pemberian Rotoone-F dengan dosis 50mg/stek pada bahan stek batang bagian pangkal, ditanamn pada media sabut kelapa dapat menghasilkan persen stek bertunas 93,33%. Pemberian hormone perakaran pada stek Pulai tidak mutlak, karena kemungkinan hormone tumbuh endogen untuk perangsangan pembentukan tunas dan akar yang ada dalam bahan stek cukup tinggi sehingga tidak perlu diberikan dari luar. Tanpak pemberian hormone tumbuhpun stek Pulai dapat menumbuhkan tunas dan akar dengan cepat dan normal.
Tempat Pertumbuhan Stek Pulai
Dalam perakaran stek tempat pertumbuhan memiliki peran yang penting, terutama untuk mengoptiumumkan kondisi kelembaban,suhu,cahaya dan kecukupan air serta oksigen. Tempat pertumbuhan dapat menggunakan tempat pertumbuhan yang paling sederhanan seperti sukup plastic atau rumah pertumbuhan stek yang dilengkapin dengan system penyiraman dan pengaturan suhu dan kelembaban yang otomatis. Bahkan pada musim penghujan stek Pulai dapat ditanam langsung pada lokasi lahan yang subur yang digemburkan.
Penanaman
Stek Pulai yang telah berakar, yaitu sekitar berumur 2-3 bulan berada ditempat pertumbuhan akar, kemudian diaklimatisasi atau dikondisikan ditempat persemaian yang dinaungi sadding net dengan intensitas cahaya yang maksimal 50%. Biarkan ditempat ini minimal satu bulan. Setelah itu bibit pulai biakan vegetatif asal stek siap ditanam dilapangan. Penanaman pulai dilapangan dapat menggunakan sitem jalur maupun terbuka. Selain itu pada lubang tanam dapat ditambahkan pupuk NPK 10-20 gram/.lubang.
Source : link
0 komentar:
Posting Komentar