Lahan gambut di Kalimantan Tengah. Foto: Rhett A. Butler
Berkurangnya lahan gambut akibat ekspansi perkebunan sawit dan
perkebunan kayu adalah salah satu sumber utama emisi gas rumah kaca yang
ada saat ini, bahkan melebihi perkiraan yang sudah dilakukan. Hal ini
diungkapkan dalam penelitian yang dimuat dalam jurnal Nature.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti yang menguji
kimiawi air di kanal yang mengeringkan lahan gambut di Indonesia dan
Malaysia, ditemukan karbon dalam kadar yang tinggi, hal ini
mengindikasikan bahwa degradasi lahan gambut ini juga melepas karbon
yang sudah terikat selama ribuan tahun. Sebagian besar karbon ini juga
lepas ke udara, yang menjadi salah satu penyebab perubahan iklim.
“Kami pertamakali menemukan bahwa area yang dikeringkan untuk menjadi
perkebunan sawit dipenuhi oleh kandungan karbon sejak tahun 1995, namun
hal ini kami sadari lebih lanjut setelah tim peneliti yang dipimpin
oleh Dr.Tim Jones mengukur kadar karbon di air, dan menunjukkan bahwa
kami menemukan sesuatu yang sangat penting,” ungkap salah satu penulis
penelitian ini, Chris Freeman dari Bangor University.
“Kami sangat takjub saat menemukan bahwa sampel air dari perkebunan
kelapa sawit di Malaysia ternyata mengandung karbon organik tertua yang
pernah kami temukan,” tambah Tim Jones, juga dari Bangor University.
Para penulis memperkirakan bahwa hasil perhitungan karbon yang
terbawa oleh air di dalam kanal sudah menambah lepasan karbon sebanyak
22% dari total karbon yang dilepaskan oleh lahan gambut ke udara, dan
menyebabkan emisi gas rumah kaca.
Hasil ini mengindikasikan bahwa konversi lahan gambut menjadi
perkebunan, ternyata memiliki dampak yang jauh lebih buruk daripada
perkiraan sebelumnya, menurut para penulis.
“Hasil penelitian kami juga menjadi pengingat bahwa jika kita
mengganggu keberadaan lahan gambut dn mengubahnya menjadi perkebunan
kelapa sawit, maka kita akan terus menambah masalah yang tengah kita
selesaikan saat ini,” tambah Freeman. “Kita sudah mengetahui bahwa di
Asia Tenggara, perkebunan sawit adalah salah satu penyebab utama ancaman
pada keragaman hayati, termasuk habitat orangutan, dan proses
pengeringan lahan gambut ini juga menambah lepasnya karbondioksida ke
udara saat terjadinya kebakakaran hutan yang seringkali terjadi dalam
beberapa tahun belakangan ini. Temuan baru yang tersembunyi ini, yang
disebabkan dari pengurasan air di lahan gambut ini kembali mengingatkan
bahwa ekosistem yang rentan ini membutuhkan upaya konservasi.”
Perkebunan kelapa sawit dan perkebunan pulp and paper muncul
secara masif di Indonesia dan menyebabkan lebih dari 50% emisi karbon
di Indonesia saat ini akibat dari alihfungsi lahan.
Source : link