skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Minggu, 10 Februari 2013

Adakah yang tersisa dari cerita hutan Kalimantan?

Diposting oleh Maysatria Label: Forestry, Kesehatan
 
Kami sudah tiba di Kalimantan Tengah, Berkali-kali saya mengerjapkan mata untuk mengusir perih di mata akibat asap yang pekat di atas udara akibat kebakaran di lahan gambut. Masker sudah bertengger manis di hidung untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang terjadi. Ya di Pulang Pisau, kabut asap dan bau yang sangat khas dari lahan gambut yang terbakar menjadi teman setia kami dalam mengawali perjalanan etape kedua ini (Kalimantan Tengah). Sepanjang perjalanan, termasuk ketika tim melewati jembatan Gohong, terdapat titik api tersebar di kiri dan kanan jalan.
Enggang Borneo dan Harimau tetap gagah melintasi kabut asap, meskipun mata sedikit nanar menahan perih, namun semangat kami tak pernah surut demi terciptanya keadilan bagi alam dan lingkungan. Kebakaran yang terjadi di lahan gambut akan sangat sulit dipadamkan, karena sifatnya yang asam dan bara api yang berada di dasar gambut. Tingkat keasamannya yang tinggi juga membuat asap yang timbul akibat kebakaran berbau cukup menyengat. Tak heran jika menengok saat terjadi kebakaran besar-besaran di era ‘98-‘99, kabut asap menyelimuti hingga negara tetangga Malaysia dan Singapura. Tak ada lagi kenyamanan yang ditawarkan jika asap sedang menyelimuti bumi Kalimantan. Masker adalah andalan utama bagi masyarakat termasuk anak sekolah agar bisa melanjutkan aktivitas.
Beranjak dari Pulang Pisau, Enggang dan Harimau semakin melaju ke dalam menuju perbatasan Taman Nasional Sebangau. Hal pertama yang terlintas dalam benak saya ketika mendengar kata taman nasional, adalah hamparan hutan yang hijau nan indah. Namun, harapan itu pupus, karena yang terlihat justru malah sebaliknya. Ada pengerukan kanal seluas 9 KM dengan kedalaman 7 m di lahan gambut Desa Sampangen, Katingan. Kanal yang dikeruk itu tepat melubangi batas wilayah Taman Nasional Sebangau yang masuk ke dalam peta indikatif moratorium.
Belum lagi selamat dari ancaman kebakaran hutan dan pengerukan kanal di lahan gambut, hutan Kalimantan seperti tak ada habisnya kedatangan mimpi buruk. Seolah-olah hutan dan lahan gambut tak berarti apa-apa dibandingkan dengan investasi yang mengatasnamakan kesejahteraan rakyat. Konversi hutan menjadi perkebunan sawit skala besar, menjadi ancaman yang tak kalah mengerikan bagi hutan serta masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Desa Bangkal adalah satu di antara desa yang saat ini berada dalam keterancaman karena dikelilingi sembilan perusahaan sawit. Tidak berhenti sampai disitu, konsesi sawit yang telah merenggut hutan dari masyarakat desa, juga turut berkontribusi pada pencemaran Danau Sembuluh yang merupakan sumber utama mata pencaharian perekonomian dan ketersediaan air bagi warga.
Danau Sembuluh merupakan populasi ikan air tawar terbesar di Kalimantan tengah yang saat ini sudah terancam akibat operasi perusahaan sawit yang tidak berkelanjutan. Setidaknya ada tujuh desa yang menggantungkan kehidupan mereka pada ekosistem Danau Sembuluh.

Source : link

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ▼  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ▼  Februari (19)
      • Pembalakan Liar, Memperburuk Indeks Kualitas Lingk...
      • WWF Desak APRIL Hentikan Penghancuran Hutan Alam
      • Data Deforestasi RI Meragukan, Metodologi Dipertan...
      • Pemerintah Propinsi Aceh Ajukan Pembukaan 50.000 H...
      • Perambahan TN Tesso Nilo: Ruwet Tata Ruang dan Man...
      • Primata dari Inggris Latihan Penyesuaian Sebelum D...
      • Kearifan Alam Dayak Paser dan Misteri Keragaman Ha...
      • Terlambat Penanganan, Si Pongo Masuk Pusaran Perda...
      • Upaya Penyelamatan Hutan Kota Babakan Siliwangi
      • Kaltim Rencanakan Moratorium Penebangan Hutan Untu...
      • World Wetlands Day: Habitat Satwa Yang Terus Menyu...
      • Sampah Elektronik Bertambah 40% Setiap Tahun di Dunia
      • Sumber Energi Biogas Pertama di Lahan Gambut Berha...
      • Penelitian: Pemusnahan Gambut Demi Sawit Sumbang E...
      • Kemenhut Janji Berikan HTR, Petani Jambi Akhiri “T...
      • Adakah yang tersisa dari cerita hutan Kalimantan?
      • Ketika “Harimau” Pesan KFC Tanpa Kemasan Perusak H...
      • Kita Berada di Kapal yang Sama: Presiden SBY Dukun...
      • Artie: “Kolonel, sekarang saatnya jadi jagoan peny...
    • ►  Januari (25)
  • ►  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (15)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |