Pembalakan liar di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat.
Foto: Rhett A, Butler
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup di Indonesia yang tak pernah
beranjak ke level yang lebih baik sangat terkait dengan berbagai kasus
pelanggaran hukum yang terjadi di tanah air. Bahkan dalam tiga tahun
terakhir, Indonesia tidak hanya mengalami kualitas lingkungan hidup yang
tidak berkembang, namun bahkan menurun.
Hal ini pernah disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup Balthasar
Kambuaya awal Noember 2012 silam. Balthazar menjelaskan bahwa pada tahun
2009 silam indeks lingkungan hidup berada di angka 50%, angka ini
sempat mengalami peningkatan cukup baik hingga 60,69%. Namun sayang,
kualitas lingkungan hisup kembali anjlok di tahun 2011 menjadi 60%.
Hal ini disampaikan lagi oleh Menteri Lingkungan Hidup hari Senin 11
Feruari 2013 silam saat membuka Rapat Koordinasi Regional Pusat
Pengelolaan Lingkungan Hidup Ekoregion Sulawesi-Maluku di Ambon seperti
dilansir oleh kantor berita Xinhua, Cina. “Selama ini Indonesia
belum pernah bisa mencapai angka 70 atau 80 untuk indeks kualitas
lingkungan hidup. Kendati demikian kawasan Sulawesi dan Maluku indeksnya
di atas rata-rata nasional,” ungkap Menteri Balthasar.
Seperti dilansir oleh Tribunnews November silam, menurutnya
hal ini terkait erat dengan maraknya aktivitas pembalakan liar dengan
menerbitkan surat-surat palsu di lapangan. Dia menekankan, pentingnya
koordinasi dengan pihak penegak hukum untuk meningkatkan indeks kualitas
lingkungan hidup tersebut. Berkurangnya tutupan hutan, lepasnya karbon
ke udara, meningkatnya emisi industri dan kendaraan bermotor serta
hancurnya hutan mangrove menjadi penyebab utama kualitas udara yang
buruk di Indonesia.
Source : link