Pada dasarnya agroforestri terdiri dari tiga komponen pokok yaitu kehutanan, pertanian dan peternakan,
di mana masing-masing komponen sebenarnya dapat berdiri sendiri-sendiri
sebagai satu bentuk sistem penggunaan lahan (Gambar 1).
Hanya saja sistem-sistem tersebut umumnya ditujukan pada produksi satu
komoditi khas atau kelompok produk yang serupa. Penggabungan tiga
komponen tersebut menghasilkan beberapa kemungkinan bentuk kombinasi
sebagai berikut:
Agrisilvikultur |
= |
Kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan (pepohonan, perdu, palem, bambu, dll.) dengan komponen pertanian. |
Agropastura |
= |
Kombinasi antara komponen atau kegiatan pertanian dengan komponen peternakan |
Silvopastura |
= |
Kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan dengan peternakan |
Agrosilvopastura |
= |
Kombinasi antara komponen atau kegiatan pertanian dengan kehutanan dan peternakan/hewan |
Dari keempat kombinasi tersebut, yang termasuk dalam agroforestri adalah Agrisilvikutur, Silvopastura dan Agrosilvopastura. Sementara agropastura tidak dimasukkan sebagai agroforestri, karena komponen kehutanan atau pepohonan tidak dijumpai dalam kombinasi.
Di
samping ketiga kombinasi tersebut, Nair (1987) menambah sistem-sistem
lainnya yang dapat dikategorikan sebagai agroforestri. Beberapa contoh
yang menggambarkan sistem lebih spesifik yaitu:
Silvofishery = kombinasi antara komponen atau kegiatan kehutanan dengan perikanan.
Apiculture = budidaya lebah atau serangga yang dilakukan dalam kegiatan atau komponen kehutanan.
Gambar 1. Ruang Lingkup Sistem Pemanfaatan Lahan secara Agroforestri
Source : link