PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Gubernur Kalimantan
Tengah Agustin Teras Narang menginstruksikan agar enam program
rehabilitasi dan revitalisasi kawasan Pengembangan Lahan Gambut (PLG)
Sejuta Hektar di Kalteng dapat dimulai paling lambat Desember tahun ini.
Menurut Teras di Palangkaraya, Kalteng, Jumat (13/4/2012), Pemerintah Provinsi Kalteng tak akan sanggup membenahi kawasan itu sendiri. Meski disebut lahan sejuta hektar, kawasan itu kenyataannya jauh lebih luas atau mencapai 1,4 juta hektar.
Karena itu, diperlukan dukungan sejumlah pihak, seperti lembaga swadaya masyarakat, warga, dan akademisi, untuk melakukan pembenahan yang diaplikasikan dalam enam program.
Menurut Teras di Palangkaraya, Kalteng, Jumat (13/4/2012), Pemerintah Provinsi Kalteng tak akan sanggup membenahi kawasan itu sendiri. Meski disebut lahan sejuta hektar, kawasan itu kenyataannya jauh lebih luas atau mencapai 1,4 juta hektar.
Karena itu, diperlukan dukungan sejumlah pihak, seperti lembaga swadaya masyarakat, warga, dan akademisi, untuk melakukan pembenahan yang diaplikasikan dalam enam program.
Saya ingin masalah di kawasan PLG diinventarisir dan
diidentifikasi. Tapi, jangan justru menimbulkan masalah baru.
-- Teras Narang
Program itu adalah rehabilitasi, pengelolaan, dan
konservasi lahan gambut serta hutan yang berkelanjutan; pencegahan dan
penanggulangan kebakaran; pengelolaan tata ruang dan infrastruktur;
revitalisasi pertanian; pemberdayaan dan pengembangan sosial ekonomi
masyarakat; serta pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas
lembaga.
"Saya ingin masalah di kawasan PLG diinventarisasi dan diidentifikasi. Tapi, jangan justru menimbulkan masalah baru," kata Teras. Revitalisasi dan rehabilitasi kawasan PLG termasuk Program Pengurangan Emisi dari Deforestrasi dan Degradasi Hutan (REDD+).
"Saya ingin masalah di kawasan PLG diinventarisasi dan diidentifikasi. Tapi, jangan justru menimbulkan masalah baru," kata Teras. Revitalisasi dan rehabilitasi kawasan PLG termasuk Program Pengurangan Emisi dari Deforestrasi dan Degradasi Hutan (REDD+).
Editor :
Robert Adhi Ksp