skip to main | skip to sidebar

Silva Dream

Konsep Bumi Kita

  • Home
  • Gallery
  • Contact me
  • About Me

Selasa, 17 Juli 2012

Rehabilitasi di Hutan Gambut Sebangau

Diposting oleh Maysatria Label: Forestry
Sebangau dikenal sebagai kawasan yang berada di antara dua Sungai, yakni Sungai KATINGAN dan Sungai SEBANGAU, lokasinya di bagian selatan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Kawasan ini merupakan perwakilan ekosistem rawa gambut dengan kondisi yang masih baik, bila dibandingkan dengan ekosistem gambut di lokasi eks Proyek Lahan Gambut Satu Juta Hektar (eks -PLG) yang terletak di sebelah kawasan Sebangau. Melalui SK MENHUT No. 423/Menhut-II/2004, pada tanggal 19 Oktober 2004, kawasan ini ditunjuk sebagai area konservasi dengan status sebagai Taman Nasional . Dengan total luasan 568.700 Ha, secara administratif berada di wilayah Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Pulang Pisau. Fungsi Sebangau sebagai daerah tangkapan air, nilai keanekaan hayati yang tinggi, dan potensi sumber ekonomi yang beragam menjadi alasan mengapa kawasan ini perlu dilindungi dan dikelola untuk kepentingan 61.000 masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Keberadaan dan kelangsungan kawasan ini masih terancam antara lain oleh timbulnya bahaya kebakaran dan banjir yang terjadi , ancaman konversi hutan dan pembalakan liar. Kanal/parit yang mencapai jumlah ratusan berpengaruh terhadap keseimbangan hidrology kawasan dan mengeringkan gambut yang menyebabkan kebakaran.
Upaya Restorasi kawasan Sebangau
Untuk mengurangi dampak kerusakan tersebut, dilakukan beberapa upaya mengembalikan fungsi kawasan.
1. Penyekatan Kanal dan Parit
(c) Henry Kissinger/WWF-Indonesia
(c) Henry Kissinger/WWF-Indonesia
Salah satu upaya untuk mengurangi dampak pengatusan air yang berlebih,debit air tetap stabil maka dilakukan penyekatan kanal dan parit. Upaya ini selain bertujuan untuk mengurangi pengatusan air, juga dimaksudkan untuk mempertahankan kelembaban di sekitar kanal selama musim kemarau. Konstruksinya didesain sedemikian rupa sehingga kanal tersebut masih bisa dimanfaatkan bagi nelayan didaerah hulunya.
2. Penanaman kembali
(c) Tira Maya M/WWF-Indonesia
(c) Tira Maya M/WWF-Indonesia
Kondisi gambut yang terlalu kering, tidak memungkinkan untuk dilakukan penanaman kembali. Namun dengan upaya penyekatan kanal dan parit menjadikan kelembaban tanah disekitarnya tetap terjaga. Deforestasi akibat kebakaran dan aksi pembalakan liar menyisakan permasalahan lain. Sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 terdata 66.000 hektar kawasan ini “terbuka” (WWF Indonesia). Dengan demikian, upaya penanaman untuk memulihkan kondisi hutan, dimana setiap pohonnya dapat menyerap karbon menjadi pilihan terbaik yang telah dilakukan di kawasan ini. Selain itu, pemilihan jenis pohon disesuaikan dengan kondisi habitat aslinya. Jenis yang direkomendasikan ditanam antara lain adalah Belangeran (Shorea belangeran), Pulai (Alstonia sp.), Jelutung (Dyera lowii), Tutup Kabali (Diospyros sp.). Kombinasi antara tanaman untuk rehabilitasi ekosistem rawa gambut dan tanaman yang memiliki nilai ekonomi untuk dimanfaatkan hasilnya (non- kayu), menjadi rekomendasi yang ditawarkan. Menjaga agar tanaman ini dapat tumbuh di kondisi yang baik dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan menjadi strategi yang tidak terpisahkan dari upaya penanaman. Dengan pelibatan masyarakat, penanaman tidak hanya menjadi simbol peningkatan kesadartahuan masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan konservasi lingkungan,namun lebih dari itu, masyarakat mempunyai rasa memiliki, tanggungjawab dalam mengelola dan memanfaatkan hasil hutan non kayu secara bijaksana.
3. Alternatif pendapatan masyarakat melalui pengembangan ekonomi dan ekowisata.
(c) Tira Maya M/WWF-Indonesia
(c) Tira Maya M/WWF-Indonesia
Scoping yang dilakukan oleh WWF menghasilkan potensi pengembangan ekonomi dari sektor perikanan, pertanian, rotan, karet dan ekowisata.
Alternatif ini telah dimulai dalam skala percobaan (pilot) untuk dapat diadopsi sebagai dasar pemanfaatan dan pengembangan ekonomi secara berkelanjutan. Methode dalam budidaya, pengolahan produk pasca panen, industri rumah tangga dan akses pasar menjadi proses yang tidak terpisahkan dalam rangkaian pendampingan bagi masyarakat di sekitar kawasan. Kegiatan untuk peningkatan kapasitas dalam bentuk peningkatan keahlian dan peningkatan wawasan dirancang sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat.
Ekowisata menjadi pilihan jasa lingkungan yang dikembangkan. Masyarakat menjadi perancang dan pelakunya, dengan dukungan dari pihak swasta dan pemerintah.
Dengan bekerjasama konservasi demi kelangsungan Sebangau dapat mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan.
WWF Indonesia Kalteng
Jl Krakatau 12 Palangka Raya, 73112
Telp +62 536 3236977, 3239404
Fax +62 536 3227700
Email : wwfid-kalteng@wwf.or.id
Website : www.wwf.or.id

source : link

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Kategori

  • Flora dan Fauna (128)
  • Forestry (312)
  • Mangrove (82)

Archive

  • ►  2015 (20)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (17)
  • ►  2014 (43)
    • ►  Agustus (13)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (8)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2013 (309)
    • ►  Desember (14)
    • ►  November (97)
    • ►  Oktober (28)
    • ►  September (36)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (20)
    • ►  Juni (19)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (20)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (25)
  • ▼  2012 (97)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (25)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ▼  Juli (15)
      • Aneka praktek agroforest di Indonesia
      • Jenis agroforestri
      • Sasaran dan tujuan agroforestri
      • Ruang lingkup agroforestri
      • Sejarah Perkembangan Agroforestry
      • Apa itu Agroforestry ..?
      • Konversi Hutan Perbatasan Ancaman Baru SHK
      • Koeksistensi Komuniti Forestry
      • Penurunan Luasan Lahan Gambut Diprotes
      • Enam Program Revitalisasi Lahan Gambut Dimulai Des...
      • Ekohidro untuk Fungsikan Lahan Gambut
      • Lima Juta Dollar AS untuk Rehabilitasi PLG
      • Rehabilitasi Lahan Gambut di Kalteng Dimulai Juni
      • Rehabilitasi di Hutan Gambut Sebangau
      • Standar dan Kriteria Rehabilitasi Hutan dan Lahan
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (16)
  • ►  2011 (323)
    • ►  Desember (52)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Agustus (12)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (5)
    • ►  April (16)
    • ►  Maret (24)
    • ►  Februari (122)
    • ►  Januari (44)
  • ►  2010 (105)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (22)
    • ►  Agustus (79)

_______________

_______________

 

© My Private Blog
designed by Website Templates | Bloggerized by Yamato Maysatria |