Pembentukan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan hasil dari penyatuan beberapa kawasan cagar alam Kerinci seperti: Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu embun dan Gedang Seblat. Di dalam cagar alam tersebut terdapat kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Kawasan hutan berfungsi menghasilkan air guna memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat yang hidup disepanjang bantaran sungai seperti sungai Batanghari dan sungai Musi. Mengingat peran yang sangat vital dari hutan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982 bertepatan dengan Kongres Taman Nasional Sedunia yang diadakan di Bali, pemerintah menjadikan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai kawasan hutan lindung.
Taman Nasional Kerinci Seblat ditetapkan Menteri Kehutanan dan Perkebunan, dengan SK.No.901/Kpts-II/1999 tanggal 14 Oktober 1999 dengan luas wilayah ± 1.389.509,87 ha. Memiliki karakteristik hutan yang sangat unik dan khas serta terbagi ke dalam delapan tipe ekosistem hutan yaitu hutan dataran rendah (low land forest), hutan bukit (hill forest), hutan sub – montana (sub-montane forest), hutan montana rendah (lower montane forest), hutan montana sedang (mid – montane forest), hutan montana tinggi (sub-alpine thicket), padang rumput sub – alpine, dan lahan basah lain pada wilayah berawa, danau, dan sungai besar.
Taman Nasional Kerinci Seblat terletak di 4 wilayah propinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Sebagian besar kawasan taman nasional ini merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Selatan di Pulau Sumatera bagian tengah. Secara geografi Taman Nasional Kerinci Seblat terletak pada 100°31’18″ – 102°44′ Lintang Timur dan 17’13″ – 326’14″ Lintang Selatan.
Luas Taman Nasional Kerinci Seblat (hasil tata batas) ditetapkan seluas 1.368.000 Ha dengan perincian:
• seluas 353.780 Ha (25,86%) terletak di Propinsi Sumatera Barat;
• seluas 422.190 Ha (30,86%) terletak di Propinsi Jambi;
• seluas 310.910 Ha (22,73%) terletak di Propinsi Bengkulu; dan
• seluas 281.120 Ha (20,55%) terletak di Propinsi Sumatera Selatan.
Dalam sejarah pembentukannya, taman nasional ini merupakan penyatuan dari kawasan-kawasan Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu embun dan Gedang Seblat, hutan lindung dan hutan produksi terbatas di sekitarnya yang berfungsi hidro-orologis yang sangat vital bagi wilayah sekitarnya.
Kelompok hutan tersebut merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, yaitu DAS Batanghari, DAS Musi dan DAS wilayah pesisir bagian barat, DAS tersebut sangat vital peranannya terutama untuk memenuhi kebutuhan air bagi hidup dan kehidupan jutaan orang yang tinggal di daerah tersebut. Mengingat pentingnya peranan kelompok hutan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982, bertepatan dengan Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali, gabungan kawasan tersebut diumumkan sebagai Taman Nasional Kerinci Seblat
Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah sam pai ekosistem sub alpin serta beberapa ekosistem yang khas (rawa gambut, rawa air tawar dan danau).
Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki 4000 jenis tumbuhan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, dengan flora yang langka dan endemik yaitu pinus kerinci (Pinus merkusii strain Kerinci), kayu pacat (Harpulia alborera), bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldi) dan bunga bangkai (Amorphophallus titanium dan A. decussilvae).
Topografi Taman Nasional Kerinci Seblat yang berada pada ketinggian antara 200 sampai dengan 3.805 meter dpl ini bergelombang, berlereng curam dan tajam. Sedangkan topografi taman yang relatif datar, terdapat pada ketinggian 800 meter dpl atau terdapat di daerah enclave yang berada di Kabupaten Kerinci.
Di dalam Taman Nasional Kerinci Seblat terdapat beberapa tipe ekosistem hutan. Mulai dari tipe ekosistem hutan dataran rendah, sampai ekosistem sub alpin dan beberapa ekosistem khas seperti rawa gambut, rawa air tawar dan danau. Taman Nasional Kerinci Seblat juga memiliki hutan primer dengan beberapa tipe vegetasi. Tipe vegetasi utama didominasi formasi seperti: Vegetasi dataran rendah yang berada di atas 200 sampai 600m dari permukaan laut (dpl); hutan dengan Vegetasi pegunungan bukit yang berada pada ketinggian 600 sampai 1.500m dpl; hutan Vegetasi montana yang berada pada ketinggian 1.500 sampai 2.500 m dpl; hutan Vegetasi belukar gleichenia paku-pakuan yang tumbuh pada ketinggian 2.500 sampai 2.800m dpl dan terakhir hutan Vegetasi sub alpine yang tumbuh pada ketingian 2.300 sampai 3.200m dpl.
Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki 4000 jenis tumbuhan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, dengan flora yang langka dan endemik yaitu pinus kerinci (Pinus merkusii strain Kerinci), kayu pacat (Harpulia arborea), bunga rafflesia (Rafflesia arnoldi), dan bunga bangkai (Amorphophallus titanium dan A. decussilvae).
Beberapa jenis tanaman obat antara lain paku gajah, akar tik ulat, akar kepuh, pinang, kunyit, akar sepakis, ubi itam dan lain-lain. Anggrek antara lain Spathoglotis plicata, Pholodita articulata, Calanthe triplicata, C. plava, Coelogyne pandura, C. suiphorea, Dendrobium crumenatum, Dianela ensifolia, Diplocaulobium, Phaleonopsis sp dan renanthera sp.
Sedangkan fauna yang tedapat di Taman Nasional Kerinci Seblat yaitu mamalia dengan jenis mamalia langka dan terancam punah antara lain harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus), beruang madu (Helarctos malayanus) dan kucing emas (Felis temminckii) yang misterius.
Dari jenis burung antara lain elang alap besar (Accipiter virgatus), elang kelelawar (Macheiramphus alcinus), elang gunung (Spitazatus alboniger), cekakak batu (Lacedo pulchella), belibis kembang (Dendrocygna arcuata), wallet (Colloalia spp), enggang jambul (Aceros comatus), kangkareng hitam (Anthracoceros malayahus), rangkong papan (Buceros bicornis), peragam gunung (Ducula bargia), poksai mantel (Garrulax palliatus), tiong emas (Gracula religosa), rangkong (Buceros rhinoceros), dan julang (Aceros undulates). Di tempat tertentu sering terdengar suara tawa histeri burung gading (Buceros vigil).
Misteri yang belum terpecahkan di kawasan ini yaitu tentang sejenis primata yang berjalan tegak dan cepat sekali menghilang di antara pohon. Satwa misterius itu oleh masyarakat setempat dinamakan orang pendek.
Pada umumnya topografi Taman Nasional Kerinci Seblat bergelombang, berlereng curam, dan tajam dengan ketinggian antara 200 sampai dengan 3.805 mdpl. Topografi yang relatif datar dengan ketinggian 800 mdpl terdapat di daerah enclave Kabupaten Kerinci.
Secara umum curah hujan di kawasan ini cukup tinggi dan merata. Rata-rata curah hujan tahunan berkisar antara 3.000 mm. Musim hujan berlangsung dari bulan September – Februari dengan puncak musim hujan pada bulan Desember. Sedangkan musim kemarau berlangsung dari bulan April – Agustus. Suhu udara rata-rata bervariasi yaitu 28° C di dataran rendah, 20° C di Lembah Kerinci dan 9° C di Puncak Gunung Kerinci. Kelembaban 80-100%.
Obyek Wisata Alam dan Fenomena Alam yang ada di Taman Nasional ini di antaranya Gunung Kerinci (3.805 mdpl) yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera yang masih aktif, Danau Gunung Tujuh (1.996 mdpl) yang merupakan kawah mati berisi air tawar seluas 1.000 ha (panjang 4,5 km dan lebar 3 km), dikelilingi oleh tujuh gunung dan merupakan danau air tawar tertinggi di Asia.
Di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat secara umum tumbuh sekitar 4.000 jenis flora dari 63 famili. Jenis flora tersebut banyak terdapat di kawasan hutan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, Leguminosae, Lauraceae, Myrtaceae, Bommacaceae, Moraceae, Anacardiaceae, Myristicaceae, Euphorbiaceae dan Meliaceae. Sedangkan pada ketinggian 500m sampai 2000m dpl, jenis flora yang tumbuh di hutan ini banyak didominasi oleh famili Fagaceae, Erycaceae dan semak-semak sub alpin dari jenis Vaccinium dan Rhododendron.
Di Taman Nasional Kerinci Seblat juga terdapat jenis vegetasi yang menjadi ciri khasnya, di antaranya adalah: Histiopteris insica (tumbuhan berpembuluh tertinggi) yang dapat dijumpai di dinding kawah Gunung Kerinci, berbagai jenis Nepenthes sp, Pinus mercusii strain Kerinci, Kayu Pacat (Harpullia arborea), Bunga Raflesia (Rafflesia arnoldi), Agathis sp. Pada tahun 1993, Biological Science Club (BScC) melakukan penelitian di daerah buffer zone dan mereka menemukan 115 jenis vegetasi ethnobotanical. Jenis vegetasi ini bisa digunakan untuk keperluan obat-obatan, kosmetik, makanan, anti nyamukdan keperluan rumah tangga, seperti sering digunakan oleh masyarakat setempat.
Sedangkan jenis fauna yang tedapat dalam Taman Nasional Kerinci Seblat tercatat 42 jenis mamalia, 10 jenis reptil, 6 jenis ampibia, 306 jenis burung dari 49 famili dan 8 jenis burung endemik. Beberapa jenis mamalia yang bisa dijumpai di antaranya: Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis), Macan Dahan (Neopholis nebulosa), Harimau Loreng Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), Kucing Emas (Felis termminnckii), Tapir (Tapirus indica), Kambing Hutan (Capricornis sumatrensis). Jenis amphibia antara lain: Katak Bertanduk (Mesophyrs nasuta); jenis primata: Siamang (Sympalagus syndactylus) Ungko (Hylobates agilis), Wau-wau Hitam (Hylobates lar), Simpai (Presbytis melalobates), Beruk (Macaca nemestrina) dan Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dan jenis burung endemik seperti: Burung Tiung Sumatera (Cochoa becari), Burung Puyuh Gonggong Arborophila rubirostris), Burung Celepuk (Otus stresemanni) dan Burung Abang Pipi (Laphora inornata).
Taman Nasional Kerinci Seblat membentang di 9 Kabupaten, 43 Kecamatan dan 134 Desa yang tersebar dalam 4 wilayah provinsi yaitu Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
http://www.beritabumi.or.id/?g=liatinfo&infoID=IDooo3&ikey=3
http://www.wisatamelayu.com/id/object.php?a=RkxQL3NUWi9P=&nav=geo
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3111&Itemid=1487
0 komentar:
Posting Komentar