Tanaman Bintaro tumbuh luas di Riau, namun kurang dimanfaatkan.
VIVAnews - Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mengembangkan minyak dari biji Bintaro sebagai energi alternatif bagi warga Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Penelitian minyak Biji Bintaro sebagai energi alternatif ini adalah hasil kerja sama dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sebagai upaya pemanfaatan sumber daya lokal, dan juga upaya pemberdayaan masyarakat di mana perusahaan ini beroperasi.
Sosialisasi pembuatan dan pemanfaatan minyak biji Bintaro ini dipresentasikan oleh Tim Peneliti dari Fateta IPB di hadapan pemerintah daerah dan masyarakat Teluk Meranti pada 28 Desember 2010.
Pengembangan minyak biji Bintaro menjadi energi alternatif ini diawali karena mahalnya harga minyak tanah di Teluk Meranti. Akibatnya, warga Teluk Meranti harus menggunakan kayu sebagai bahan bakar.
Direktur Utama RAPP, Kusnan Rahmin kepada VIVAnews mengatakan, dengan temuan ini diharapkan warga Teluk Meranti dapat menggunakan minyak biji Bintaro sebagai energi alternatif untuk kebutuhan rumah tangga mereka.
“Hasil penelitian dari IPB ini diharapkan bisa memberikan solusi bagi warga Teluk Meranti memenuhi kebutuhan energi rumah tangga, sekaligus bermanfaat secara ekonomi dan juga bagi kelestarian hutan di wilayah Semenanjung Kampar,” ujar Kusnan, Selasa 28 Desember 2010.
Pengembangan Biji Bintaro menjadi energi alternatif adalah hasil riset IPB selama empat bulan dengan uji coba antara lain, pembuatan minyak Bintaro skala laboratorium, analisa karakteristik sifat fisiko kimia, senyawa toksik, rancang bangun proses pengolahan minyak Bintaro skala kecil, dan uji coba pengolahan biji Bintaro untuk dijadikan minyak nabati skala kecil bagi kelompok masyarakat.
“Kerjasama kami dengan IPB ini adalah langkah awal pengembangan Biji Bintaro sebagai energi alternatif,” ujar Kusnan lebih lanjut.
Tanaman Bintaro (cerbera manghas) banyak tumbuh secara alami di Teluk Meranti. Namun, masyarakat setempat belum memanfaatkannya secara optimal kecuali untuk racun hama babi di ladang.
Dalam kegiatan ini, kajian biji dari buah Bintaro diekstrak minyaknya dan selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber Bahan Bakar Nabati (BBN) bagi masyarakat Teluk Meranti.
Ketua Tim Peneliti Pengembangan Minyak nabati dari Biji Bintaro dari Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Aris Purwanto, mengatakan pohon Bintaro dipilih karena pohon ini menghasilkan buah sepanjang tahun, bijinya berpotensi diambil minyaknya sebagai salah satu sumber energi alternatif bagi rumah tangga. Selain bijinya, kulit buah bintaro yang berserat bisa dijadikan bahan baku papan partikel, atau bahan bakar baik langsung, atau diubah menjadi briket untuk bahan bakar tungku.
"Keberadaan pohon Bintaro sangat banyak di wilayah ini. Secara khusus tidak membutuhkan pemeliharaan sedangkan pemanfaatannya bukan melalui penebangan sehingga dapat sekaligus menjadi program penghijauan di wilayah Teluk Meranti,” kata Aris.
Ia juga menambahkan program ini adalah salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam mengembangkan Desa Mandiri Energi. “Dengan adanya penelitian ini, maka masyarakat sekitar memiliki alternatif sumber energi secara mandiri yang bersifat terbarukan dengan bahan bakunya ada di wilayah ini juga,” ujar Aris.
Laporan MHD | Riau
source : link
0 komentar:
Posting Komentar